Latar belakang pemuda asal Fak-Fak, Papua Barat ini pernah menjadi sopir angkot, penjual kue, dan penjual koran, hingga menjadi pengusaha nasional. Berkat ketekunan, kerja keras dan semangat pantang menyerah membawa pria kelahiran 7 Agustus 1976 ini sukses.
Setelah lulus kuliah, Bahlil bekerja di konsultan keuangan di Jayapura. Lalu setelah itu mendirikan perusahaan kontraktor dengan modal tabungan dan bantuan teman-temannya. Selain bidang infrastruktur ia juga memiliki bisnis pertambangan emas dan nikel.
Bahlil lahir di tengah keluarga yang penuh keterbatasan, namun tidak membuatnya rendah diri dan berputus asa. Ayahnya yang hanya berprofesi sebagai kuli bangunan membuat Ibunda Bahlil harus ikut bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, sebagai tukang cuci, masa kecil yang penuh keterbatasan ini membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh.
Ketika masih di Sekolah Dasar (SD), Bahlil telah membantu perekonomian keluarga dengan menjajakan kue di Sekolah, memasuki bangku SMP sempat juga menjadi kondektur, disaat SMEA ia sempat menjadi sopir angkot, semata-mata untuk bertahan hidup dan menyokong ekonomi keluarga, di tengah keterbatasan tersebut Bahlil tetap menunjukan prestasi di lingkungan akademik dan menjadi Ketua OSIS
Semangat untuk mengejar cita-cita, membuatnya melakukan banyak hal hingga mampu dengan hasil jerih payahnya ia mendaftar kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Mumbai
Semasa di bangku kuliah Bahlil termasuk sangat aktif, menjadi pengurus senat mahsiswaa hingga bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam, yang membawannya menduduki posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI.
Begitu pula saat di HIPMI mulai tahun 2003 menjadi pegurus BPC berlanjut ke BPD Papua hingga ke BPP HIPMI saat ini.
Sumber daya alam yang begitu melimpah di tanah Papua membuatnya makin bersemangat untuk mengelolanya dengan baik untuk membawa perbaikan ekonomi masyarakat Papua.
Awal bisnisnya banyak mengerjakan proyek APBD tapi itu semua hanya batu loncatannya untuk memperkuat fondasi bisnisnya.
Pemilik Rifa Capital ini terus melebarkan sayapnya, boleh dibilang semua jenis usaha, ia membagi beberapa jenis usaha mulai dari perkebunan, properti, transportasi, pertambangan, dan konstruksi.
Menurut pria lulusan jurusan Manajemen Keuangan di Universitas Cendrawasih ini hal utama menjadi pengusaha bukanlah modal, melainkan kreativitas dan jaringan.
Bahlil memberikan kiat-kiat khusus agar menjadi pengusaha sukses, yaitu pertama keyakinan dan mimpi, itu yang harus dimiliki setiap orang yang ingin maju, kalu mau jadi pengusaha mimpinya harus besar, dengan mimpi yang besar ini yang memacu kita bekerja keras dan cerdas.
Kedua, jaringan atau networking, hal ini mejadi sangat penting bila ingin berkembang dengan pesat, HIPMI menjadi salah satu sarana yang cukup baik dan efektif untuk memperluas jaringannya.
Ketiga, jangan mudah menyerah dan berputus asa, kegagalan selama tidak membuat mati, hal itu akan membuat seseorang justru makin kuat.
Keempat,sikap dan etika, menjadi pengusaha itu harus punya integritas dan bertanggung jawab, sehingga bisa dipercaya itulah modal utama untuk bisa maju.
Pengusaha muda hobi jalan-jalan ini masih sangat prihatin dengan masih kurangnya jumlah pengusaha di Indonesia. Ayah tiga putra ini yakin HIPMI mampu menjadi garda terdepan untuk mencetak pengusaha-pengusaha andal.
(ang/rrd)