Tanpa Modal Bank, Mantan Sopir Angkot Pun Bisa Sukses Berbisnis

d'Preneur Spesial Surabaya

Tanpa Modal Bank, Mantan Sopir Angkot Pun Bisa Sukses Berbisnis

Suhendra - detikFinance
Kamis, 04 Jun 2015 19:58 WIB
Jakarta - Prinsip berbisnis masing-masing pengusaha berbeda-beda, ada yang mengandalkan roda bisnisnya dengan modal dari pinjaman perbankan, namun ada juga yang sebaliknya. Seperti yang dialami oleh Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia.

Bahlil yang berasal dari Fakfak, Papua Barat ini sedikitnya sudah punya 5 perusahaan, misalnya saat membangun awal bisnis kontraktornya tak meminjam uang dari bank. Ia hanya mendapatkan modal kepercayaan dan jaringan yang terjalin baik, seperti yang ia alami saat memulai jadi pengusaha sebagai kontraktor di daerah.

Ia yang memulai karir dari seorang sopir angkot ini mengaku punya alasan tersendiri, termasuk dalam memandang karakter bank-bank di Indonesia.

"Saya itu dari awal bisnis nggak mau pakai bank, terakhir 2009, bukan saya yang ke bank, bank yang ke saya. Saya nggak pernah merengek," tegas Bahlil.

Ia mengakui sebagai pengusaha pemula di Indonesia tak mudah, kalangan perbankan umumnya tak gampang percaya memberikan pinjaman untuk memulai usaha. Namun sebaliknya, saat seseorang menjadi pengusaha sukses maka antrean tawaran pinjaman modal pun berdatangan. Ia punya prinsip harus sejajar dengan bank, tak boleh lemah didikte oleh bank.

Bahlil mengatakan karakter bankir di Indonesia memang jauh berbeda dengan di luar negeri. Ia mengatakan bila bank di luar negeri, posisi tawar bank dan pengusaha sejajar.

Mereka juga menganut prinsip memberikan kredit untuk membangun bisnis, ketika pengusaha besar, maka banknya juga ikut besar, sedangkan di Indonesia justru sebaliknya.

Ia mengatakan menjadi pengusaha pemula di Indonesia memang tak mudah karena kehadiran negara masih minim untuk mendukung pengusaha pemula. Di India ijazah lulusan S-1 bisa menjadi jaminan pinjaman di bank. Pola semacam ini sebenarnya bisa diterapkan di Indonesia namun tak perlu sama persis yang penting bisa memberikan akses kepada pengusaha pemula.

Bahlil mengkritik soal negara tak banyak hadir dalam mendukung pengusaha pemula di Indonesia. Padahal Indonesia masih kekurangan jumlah pengusaha. Hipmi, sudah sejak lama melakukan pendampingan kepada calon pengusaha sejak di bangku kuliah dengan membentuk Hipmi Perguruan Tinggi (Hipmi PT).

(hen/wij)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads