.webp)
"Ketika mau kuliah, saya harus bayar Rp 45.000 untuk satu tahun. Murah sekali jika dibandingkan zaman sekarang. Total dengan uang jaket dan lain-lain itu Rp 75.000," ujar CT sambil berdiri di atas panggung seminar d'Preneur Spesial di Dyandra Convention Center, Surabaya, Minggu (14/6/2015).
Saat itu CT meminta uang kepada orang tuanya untuk bayar kuliah. Dalam beberapa pekan, uang itu CT dapatkan dari ibunya.
"Saya minta orang tua, ibu bilang nanti dicarikan. Saya santai-santai saja, terima beres uang ada. Tidak lama setelah itu saya tahu uangnya didapat dari mana," ujar CT yang mengenakan kaos dan jas hitam dipadu celana jeans abu-abu.
Ternyata, uang tersebut didapat ibu CT dengan menggadai kain halus ke Pegadaian. Pada masa itu, orang-orang kaya menyimpan emas untuk dana darurat, sementara rata-rata keluarga biasa menyimpan kain halus.
"Uangnya didapat dari menggadaikan kain halus ke Pegadaian. Itu dulu aset yang berharga. Saya tahunya terlambat. Setelah tahu itu, saya terpukul sekali," katanya.
"Setelah itu saya bersumpah, saya tidak akan meminta uang lagi dari orang tua saya," tegasnya.
Ia mengatakan, bila seseorang ingin berubah maka harus mencari trigger alias pemicunya. Artinya bila ada kesulitan dalam hidup seseorang maka bisa dijadikan faktor atau motivasi untuk mengubah diri.
"Ini pelajaran yang saya peroleh. Mengubah hidup itu harus dari diri sendiri," katanya.
(ang/hen)
