Berbeda dengan kebanyakan pengusaha pemula yang membangun usaha berorientasi kuliner, Daniel Wahyudi justru berani mengambil langkah beda. Bersama keempat temannya, Daniel sukses meracik kotoran hewan menjadi pupuk kemasan bernilai tinggi.
Dengan sedikit sentuhan dan pengetahuannya, produk pupuk mahasiswa Universitas Prasetya Mulya tingkat akhir berusia 22 tahun itu sudah dikenal masyarakat Tangerang khususnya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
"Perusahaan Agri Maestro Perkasa adalah perusahaan yang menggabungkan 2 core bisnis yaitu pupuk dan peternakan," kata Daniel, saat ditemui detikFinance dalam acara Entrepreneurship Prasetya Mulya di Plaza Bapindo, pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini (Lokos Natural 555) sudah didistribusikan 2 minggu terakhir di Taman BSD. Setiap Minggu terjual 50 pac kemasan. Kalau Lokos super Kascing ini dibuat dari limbah kotoran sapi dan kambing diekstrak dengan cacing tanah. Fungsinya tanaman yang sudah layu akan direhabilitasi," tambahnya.
Â
Khusus untuk Lokos sawit, Daniel belum akan meluncurkan dan berencana baru akan diluncurkan dengan rentang waktu 6 bulan ke depan. Tidak hanya dikenal di kalangan masyarakat Tangerang, pupuknya sudah dijual keluar Pulau Jawa hingga Bangka Belitung.
"Harga produksi Rp 4.300/kg, kita jual Rp 8.500/kg ke tingkat distributor, dan Rp 15.000/kg ke end user. Kami juga ada order ke Bangka," tuturnya.
Daniel belum mau menyebut berapa omzet dari usaha yang sudah dibangun sejak 2014 lalu. Dengan rendah hati, ia hanya berniat untuk terus mengembangkan usahanya dan menciptakan lapangan pekerjaan. Saat ini, Daniel telah memiliki 5 orang tenaga kerja di mana basis produksi pupuk dilakukan di Tangerang Selatan.
"Sudah ada tawaran khusus dan sudah banyak pembicaraan dengan permintaan yang lebih besar," katanya.Â
(wij/dnl)











































