Bos Sido Muncul: 20 Tahun Pertama, Bisnisnya Tak Berkembang Sama Sekali

d'Preneur

Bos Sido Muncul: 20 Tahun Pertama, Bisnisnya Tak Berkembang Sama Sekali

Muhammad Idris - detikFinance
Sabtu, 27 Feb 2016 10:55 WIB
Foto: Wahyu Daniel
Bandung - Siapa yang tak kenal dengan Irwan Hidayat? Pria kelahiran Yogyakarta 69 tahun yang lalu ini merupakan pengusaha yang saat ini menjabat sebagai CEO PT Sido Muncul Tbk.

Irwan membangun bisnis jamunya dari usaha jamu warisan dari neneknya yang seorang pembuat jamu rumahan. Di awal meneruskan usaha jamu neneknya, usaha jamunya tak berkembang selama hampir 20 tahun.

Di acara d'Preneur yang digelar di Hotel Golden Flower, Bandung, orang terkaya ke-44 di Indonesia ini harus jatuh bangun di awal membangun perusahaan jamunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengalaman mulai bangun bisnis tahun 1969 sampai 1970, yang saya hadapi yakni saya nggak punya pengalaman sama sekali, pendidikan nggak punya, saya nggak dengerin (saran) orang lain. Jadi selama 20 tahun itu dari 1970-1990 nggak ada kemajuan sama sekali, saya kerja hanya jalan-jalan saya," tuturnya saat berbagi pengalaman bisnisnya, Sabtu (27/2/2016).

Selama 20 tahun tersebut, jamu buatanya belum juga diterima banyak masyarakat. Baru setelah dirinya mencoba melakukan riset-riset serius memperbaiki produknya, jamu buatannya mulai dipercaya masyarakat, khususnya jamu tolak angin.

"Kenapa nggak sukses, kerena orang belum percaya. Saya mulai dengan riset-riset dengan banyak refrensi, baru di tahun 1990 jamunya mulai dipakai banyak orang. Tepatnya, tahun 1998 baru sudah ada perubahan. Kemudian baru berhasil bangun pabrik baru. Pokoknya bangun kepercayaan dulu," jelas Irwan.

Sebelum besar seperti sekarang, sambungnya, usaha jamu warisan dari neneknya tersebut juga bukan usaha dengan modal besar.

"Pabrik pertama bangun di Semarang. Bangun pabriknya itu kita sewa 2 kamar, karyawan 3 orang. Bukan rumah sendiri, saya 6 orang dari sisa 3 orang yang masih jadi saksi hidup bagaimana Sidomuncul packaging pertama kali tahun 1951, pabrik kedua 1952, dan pabrik ketiga 1963," pungkasnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads