Demikian diutarakan oleh CEO PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, dalam acara d'Preneur di Ballroom Golden Flower Hotel, Jalan Asia Afrika, Bandung, Sabtu (27/2/2016),
"Anda mesti berbuat sesuatu yang 'aneh', keluar dari kebiasaan-kebiasaan. Pengusaha itu harus cari akal yang 'aneh-aneh'," kata Irwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pembaruan yang dibuat Irwan dari ide-ide gilanya adalah membuat laboraturium penelitian dan pengembangan untuk jamu. Padahal, berdasarkan aturan yang ada, usaha jamu tidak membutuhkan laboraturium.
Awalnya Irwan membeli laboraturium hanya agar perusahaannya terlihat 'keren' saja. Namun di kemudian hari ternyata laboraturium menjadi sangat berguna untuk Sido Muncul.
"Tahun 1998 semua ngomong sama saya 'buat apa beli lab, kan pabrik jamu tidak diharuskan'. Saya mikirnya waktu itu biar keren. Biar orang kagum saja. Tapi sekarang kalau nggak ada ini, bagian Research and Development saya dan sebagainya nggak bisa kerja," tukas dia.
Kini Sido Muncul sudah memiliki standar yang amat tinggi, setara dengan industri farmasi modern meski yang diproduksi adalah obat-obatan tradisional. "Orang cuma berpikir pabrik jamu itu cukup dengan izin jamu. Tapi pabrik saya standarnya farmasi, cek saja. Akhirnya dapat izin pabrik farmasi," ucap Irwan.
Dengan pembaruan-pembaruan yang tercipta dari ide-ide di luar kepala, usaha yang sederhana seperti jamu bisa menjadi besar.
"Ini kan sebenarnya cuma usaha jamu. Kalau cuma ditumbuk di pinggir jalan, ya cuma jadi usaha kecil. Teh juga. Tapi ada yang bisa jadi besar seperti Teh Sosro. Kopi bisa seperti Kapal Api. Usaha kecil bisa jadi besar kalau dikelola dengan baik," pungkasnya. (dna/dna)











































