"Dari harga Rp 75.000 sampai ke Rp 400.000, bagaimana kualitasnya saja. Omzetnya Rp 50 juta sampai Rp 60 juta," ujar Wawan, pemilik Jenggala Manik Artshop kepada detikFinance, saat acara 12th Indonesia Investment Week 2016 di JIExpo, Jakarta, pekan lalu.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat wayang golek adalah kayu sengon yang didapatkan dengan mudah di tempat tinggalnya di Pamulihan, Sumedang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia mengatakan, wayang golek yang diproduksinya sebagian besar dijual di pasar Eropa dan Asia. Sebagian produk buatannya juga dikirim ke beberapa daerah wisata seperti Yogyakarta dan Bali.
"Hampir 90% ke luar negeri. Kalau dalam negeri paling ke Bali, Yogyakarta, Prancis, Belanda, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan banyak lagi," jelas Wawan sambil meneruskan pahatannya di atas kayu sengon.
Sedikitnya ada belasan jenis wayang golek yang diproduksi oleh Wawan. Namun, yang paling laku di pasaran adalah wayang golek dengan karakter Cepot khas Jawa Barat.
"Dari wayang pulpen, wayang gantung untuk di mobil, wayang pajangan, dan banyak lagi. Yang paling banyak dibeli orang Cepot ke luar negeri, harganya Rp 100 ribu," ujar Wawan. (feb/wdl)