Randhy memulai usahanya sejak 2010 dengan modal Rp 50.000 untuk biaya produksi kaos, yakni membeli bahan dan mencetak dengan cara sederhana atau ala kadarnya. Meski berbiaya murah, kaos tersebut dicetak dengan tulisan yang cukup menyentil hati, kemudian diberikannya kepada salah seorang temannya untuk dimuat dalam akun sosial medianya.
Respons masyarakat pun sangat baik pada waktu itu. Pembeli yang memesan kaos Yajugaya terus bertambah setiap waktu. Setelah sempat diberlakukan sistem pre order alias pemesanan di awal dengan membayar lunas, dirinya memutuskan memproduksi secara massal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kaos yang dipakai seseorang mewakili identitas pemiliknya. Tulisan-tulisan dengan gaya sindiran yang cukup menyentil menjadi media bagi mereka yang ingin berbicara dalam diam.
![]() |
"Karena menurut saya sesuatu yang dipakai di badan itu me-resemble, seperti Garuda di dadaku ini nasionalis. Kalau burung Garuda bisa kenapa tulisan nggak bisa," kata Randhy.
Ia juga sempat mengikuti berbagai bazar dan pameran untuk memasarkan kaos dengan tulisan-tulisan yang cukup inspiratif. Namun, dirinya pun tidak ingin jika produk miliknya hanya dianggap sebagai pelengkap acara saja.
Kaos Yajugaya memiliki dua pilihan warna, yaitu hitam dan putih begitu juga warna tulisannya. Dengan jumlah kutipan lebih dari 200, beberapa kutipan seperti Se(n)iman, Mampu(s) Tanpamu, dan Nerakaku Bukan Urusanmu. Apalagi, 'Surga Belum Tentu Jadi Tempatmu' menjadi kutipan terlaris yang dibeli.
Penjualan kaos Yajugaya yang sudah dirintis sejak 6 tahun lalu belakangan ini meningkat cukup baik. Randhy menyebutkan, setiap harinya pemesanan kaos bisa mencapai 30 buah. Pembeli kaos Yajugaya juga tidak hanya dari dalam negeri saja. Dirinya mengaku, pembeli kaos ini juga berasal dari Malaysia hingga Jerman.
Kaos oblong lengan pendek dengan sablon tulisan nyentrik ini dibanderol seharga Rp 190.000 per buah. Harga yang cukup kompetitif dengan konsep kata dipadu di atas kaos oblong.
Setiap bulannya, Randhy bisa meraup omzet hingga Rp 50 juta dengan rata-rata penjualan kaos mencapai 300 buah per bulannya.
"Puluhan juta ada. Bilang saja menjadi Rp 50 juta memang segitu jatuhnya. Sebulan 200 menuju 300 kaos berarti," tutur Randhy.
Bagi yang berminat memesan kaos dengan tulisan yang cukup nyentrik bisa melihat produknya di instagram @yajugaya. (drk/wdl)