Pujakesuma Suroto adalah salah satu pengusaha tas kulit reptil yang telah menjual produknya hingga pasar luar negeri. Ia membentuk usaha ini karena kesal dengan temannya yang berasal dari Jepang yang menyebut usaha di Indonesia tidak ada yang memiliki karakter, ia justru ingin membuktikan kepada temannya.
"Saya kesal sama teman saya dari Jepang, dia bilang bangsa kamu kok kalau jualan enggak ada fokusnya. Akhirnya saya kesal kalau dibilang bangsa berarti semuanya, jadi saya buktikan ke dia kalau saya ini punya karakter, kreatif, dan konsisten," ujar Suroto, ditemui detikFinance di Galeri Indonesia Wow, Smesco Tower, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa, (9/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dulunya ia berkarier sebagai profesional marketing, dia menghabiskan Rp 1,5 milar selama 3 tahun untuk mencari ilmu ke beberapa pameran luar negeri untuk mencari tahu model apa yang diinginkan pasar karena menargetkan untuk ekspor.
![]() |
"Karena ketidaktahuan saya, saya juga bukan ahli kulit, saya malang melintang ke pameran luar negeri sampai menghabiskan Rp 1,5 miliar selama 3 tahun untuk belajar sambil membuka stand di pameran. Memang sejak awal ingin bermain ekspor, sampai tahun ke 4 itu sudah balik modal atau tidak ada kerugian," ujar Anto.
Ia banyak belajar ke Jepang dan Italia, ia juga mengundang beberapa ahli kimia untuk untuk mengajarkan di Indonesia. Ia juga banyak mendapat inspirasi model, warna, dan dapat mengetahui atau memetakan daerah mana saja yang menyukai produk apa dan warna apa dari berkeliling dunia itu.
"Saya bisa memfokuskan misal setiap negara seperti Spanyol, saya harus tahu misal di negara itu maunya clutch bag ya kita kasih clutch, tergantung order dari pemesan juga modelnya," kata Anto.
Produknya pernah diekspor ke Amerika Serikat (AS), Meksiko, Turki, Jepang, Italia, dan Spanyol. Ekspor tersebut kadang memakai nama brand Scano Exotic atau menggunakan brand yang dimiliki pemesan.
![]() |
"Ada yang pakai merek Scano, ada juga yang open brand. Misalnya mereka nggak pake brand kita tapi dalamnya itu didesain sarung atau batik, itu otomatis menandakan dari Indonesia. Waktu ekspor ke New York, Amerika saat itu di pesan untuk musim tahun baru, kebanyakan clutch bag," ujar Anto.
Selain menjual tas, dia juga memproduksi sepatu, ikat pinggang, dan aksesoris. Namun, ia akui memang di luar negeri lebih banyak mengorder clutch bag.
Rentang harga yang dijual sekitar Rp 3 juta sampai Rp 6 juta karena produk home industry. Karyawannya ada sekitar 9 orang.
Produknya menggunakan bahan baku kulit biawak, kulit ular piton, dan kulit buaya. Bahan bakunya berasal dari dalam negeri.
"Mayoritas itu terbuat dari piton atau sanca batik, sanca batik saja sudah melambangkan Indonesia karena di dunia itu satu-satunya di Indonesia ada sanca batik," kata Anto.
"Uniknya produk kita di gradasi warna itu karena kreatifitas kita added value dan pas juga modelnya," imbuh Anto.
![]() |
Omzetnya sekitar Rp 2 miliar per tahun, ia menargetkan untuk tahun ini mencapai Rp 4 miliar hingga Rp 4,9 miliar atau naik 200-300%. Namun, karena ekonomi dunia sedang lesu akhir-akhir ini bisnisnya masih bisa bertahan.
"Rata-rata merugi sementara itu kita stabil masih cukup bagus karena tidak semua produk fashion di pasar ini bagus," ujar Anto.
![]() |
Produk Scanoexotic bisa didapatkan di Jl Cempaka Putih Timur 17 No 21, Taman Solo, Jakarta Pusat. Serta bisa didapatkan di Galery Indonesia Wow Smesco Tower, Jakarta Selatan. (ang/ang)