Adalah Ning Harmanto, wanita yang lahir dan tumbuh besar di lingkungan tradisional di Yogyakarta kini berhasil mengembangkan bisnis farmasi berkat inovasi memanfaatkan ekstrak buah mahkota dewa menjadi berbagai produk herbal yang mudah diterima masyarakat.
Namun siapa sangka, ide awal memanfaatkan buah mahkota dewa ini justru muncul bukan untuk kepentingan komersil. Idenya datang dari keinginan kuat menyembuhkan ibunda tercinta yang kala itu tengah menderita komplikasi penyakit hingga divonis oleh dokter berumur pendek hanya hitungan hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pengalaman membuat jamu, Ning Harmanto kemudian mengajak rekan-rekan yang tak lain adalah tetangga yang tinggal di sekitar rumahnya di Rawa Badak, Jakarta Utara, mendirikan perkumpulan yang diberi nama Kelompok Wanita Tani Bunga Lili.
Kelompok ini melakukan berbagai kegiatan positif dari mulai menanam, meracik, hingga mengemas hasil racikan berbagai produk herbal yang bisa diterima masyarakat. Kelompok ini memiliki keinginan dan keyakinan, jamu dapat membantu dan menyembuhkan penyakit yang menurut medis tidak dapat diobati.
Melakukan kegiatan tani di perkotaan, tentu bukan perkara gampang. Keterbatasan lahan sudah barang tentu menjadi kendala yang dihadapi Ning dan rekan-rekannya.
Keterbatasan lahan tak menghalangi Ning menyemai apotek hidup. Ning lantas menggunakan sistem vertikultur dalam bercocok tanam. Saking seriusnya Ning mengelola kelompok taninya itu, ia sempat mendapat bimbingan dari Suku Dinas Pertanian Jakarta Utara.
Lewat kelompok tani ini juga, Ning mengembangkan inovasinya dengan melakukan penelitian khasiat lain buah mahkotadewa. Tak berhenti di situ, berbagai kombinasi ramuan dengan tambahan produk herbal lainnya pun mulai dilakukan Ning. Berbekal ratusan buku literatur produk herbal, Ning semakin giat berinovasi.
"Mahkota dewa dikombinasikan dengan tanaman lain, seperti sambiloto, temu mangga, tapak liman, temulawak, mengkudu, bangle, sidaguri, umbi daun dewa dan banyak tanaman obat lainnya. Tergantung penyakitnya apa," kata Ning.
Buah manis yang dipetik adalah juara pertama lomba pekarangan produktif se-DKI Jakarta yang diraih kelompok taninya dalam ajang Agro Expo 1999.
"Kami semakin semangat untuk menyembuhkan orang dengan ramuan herbal," sambung wanita kelahiran 3 Mei 1957 tersebut.
Setelah berhasil membantu keluarga dan orang terdekatnya, kelompok Wanita Tani Bunga Lili ini membangun sebuah Klinik yang diberi nama Klinik Mahkota Dewa atau Klinik Herbal Ny. Ning Harmanto pada 3 November 2002, yang sekarang bernama Griya Sehat Mahkota Dewa dengan harapan semakin banyak yang dapat dibantu.
Pada 3 Januari 2003, akhirnya didirikanlah PT Mahkota Dewa Indonesia, sebagai penanda bahwa ia mulai serius melakoni usaha ini sebagai kegiatan komersial.
Saat itu, Ning hanya bisa mempekerjakan 10 orang pegawai. Seluruh kegiatan produksi dan operasional dilakukan di bangunan dua lantai di atas lahan seluas 327 meter persegi yang selama ini digunakannya sebagai klinik. Modal usahanya ketika mendirikan PT MDI diperolehnya dari hasil tabungannya selama menjalankan klinik, ditambah pinjaman dari perbankan.
Dasar Ning yang tak pernah puas, ia pun terus mengembangkan usahanya dengan menambah keandalan dan kualitas produksi usaha yang dirintisnya ini. Kliniknya telah dilengkapi peralatan medis sederhana, dan seorang dokter yang difungsikan untuk melakukan analisis medis.
Sama halnya ketika belum berbentuk PT, konsultasi yang diberikan oleh perusahaan Ning diberikan secara cuma-cuma kepada para pasien. Pasien cukup membayar produk herbal yang dianjurkan oleh kliniknya saja.
Untuk menjaga khasiat dan meningkatkan kualitas produk, PT Mahkota Dewa Indonesia melakukan penelitian ilmiah bekerja sama dengan kalangan medis atau dokter, peneliti dan juga pusat studi Biofarmaka. Dari penelitian tersebut telah dihasilkan Jurnal Ilmiah World Federation of Chinese Medicine Societies Februari 2014 Vol 9, Februari 2016 Vol 11 dan 29 .
Hasil ketekunannya ini pun diganjar dengan sertifikasi internasional GMP (Good Manufacturing Product). Yang artinya kegiatan produksi yang dilakukan Ning telah memenuhi standar internasional.
Produknya pun kian dikenal masyarakat luas. Berita soal khasiat mahkota dewa racikan Ning pun menyebar seperti spora bunga yang tertiup angin. Banyak orang akhirnya bergabung dengan Ning dan berperan sebagai reseller di berbagai tempat di Indonesia. Buah manis pun terus dirasakan, bisnis Ning terus berkembang hingga kini ia bisa mempekerjakan sedikitnya 60 orang karyawan.
"Dalam 1 Bulan Mahkota Dewa berhasil menjual 2.000 Botol dan meraup omzet Rp 250 juta-Rp 300 juta dalam 1 bulan. Bahkan Produk kami sudah sampai mancanegara, dan sudah dikonsumsi oleh masyarakat Asia dan Eropa," aku dia.
Namun Ning tetap rendah hati. Menurutnya, keberhasilan dirinya tak lepas dari dukungan sang suami, Harmanto yang rela melepaskan jabatan Senior Manajer di Astra Graphia dan membantunya menjalankan bisnis.
"Sejak November 2003, dia memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan membantu saya," tandas dia. (dna/drk)