Agus, Anak Desa di Banyuwangi Ini Raup Puluhan Juta dari Bisnis Lele

Agus, Anak Desa di Banyuwangi Ini Raup Puluhan Juta dari Bisnis Lele

Aditya Mardiastuti - detikFinance
Selasa, 20 Sep 2016 11:57 WIB
Foto: Aditya Mardiastuti
Banyuwangi - Budidaya ikan lele saat ini memiliki pasar yang menjanjikan. Banyaknya permintaan memantik Agus Riyanto (32) untuk mengambil peluang tersebut.

Warga desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi ini mulai merintis usahanya akhir 2014. Berbekal modal Rp 50.000.000 waktu itu dia membangun 28 petak kolam dan bibit ikan.

"Saya termotivasi kembali ke desa, sebelumnya saya sudah punya bengkel dan finance di Surabaya. Ingin pulang kampung dan membangun desa," jelas Agus saat ditemui di rumahnya, Senin (19/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak kembali ke desanya pria yang akrab disapa Agus lele itu terpacu untuk meningkatkan pendapatannya. Akhirnya dia memilih budidaya ikan lele karena memang di desanya sumber air melimpah.

Ayah satu anak itu menerapkan sistem 'central drain' untuk menghemat air yang digunakan. Tak hanya itu dia juga memberikan pakan dan konsentrat yang berkualitas untuk lelenya sehingga hasilnya maksimal dan memenuhi standar.

"Kami beri pakan full pellet dengan kandungan protein di atas 30 persen dan vitamin, sirkulasi airnya juga selalu bersih. Sehingga dijamin hasil lelenya beda lebih kenyal dan enak bahkan untuk dibuat fillet dan sushi juga bagus," ujarnya mantap.

Dengan sistem itu dalam setahun Agus bisa mendapat 3 kali panen dengan hasil maksimum 3 ton untuk setiap petak kolam. Untuk bibit dan pakan membutuhkan modal Rp 30.000.000, sedangkan dalam satu kali panen dia mendapatkan uang Rp 42.000.000 untuk tiap empat petak.

"Jadi ada keuntungan Rp 12.000.000 per empat petak. Jika ada 28 petak tinggal mengalikan sendiri," jawabnya tersenyum.

Produksi lelenya itu dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan Banyuwangi, Surabaya dan Bali. Agus juga membentuk komunitas Ekonomi Lokal untuk saling bertukar pikiran dan menjaga pasokan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

"Keuntungannya kalau komunitas harga jualnya kita diambil harga lebih tinggi dibanding pasar. Misalnya harga jual pasar Rp 16.500 kita beli dari komunitas selisih Rp 1.000, jadi membangun kepercayaan sekaligus meminimalisir tengkulak," tukasnya.

Tak hanya menjual dalam bentuk mentah, Agus juga mengolah ikan hasil produksinya. Agus menyebut ikan lele yang diolahnya merupakan ikan dengan ukuran yang terlalu besar untuk dijual.

"Kalau lokal kan ukuran satu kilogram maksimal isi 7-8 ekor, kalau untuk diolah kita pakai yang satu kilogram isi 5-6 ekor. Kita buat bakso, nugget, tempura, fillet dan crispy. Ternyata pasar lebih suka crispy dan nugget jadi kita dua macam saja sekarang," katanya.

Dalam Gerakan 10 Ribu Kolam Ikan, kolam milik Agus menjadi lokasi yang dipilih oleh pemkab untuk panen. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memuji semangat dan inovasi yang dilakukan Agus untuk berwirausaha.

"Saya bangga dengan anak-anak desa yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan jadi mereka fokus membangun desanya. Saya kira ini patut dicontoh apalagi seperti Agus ini wajah boleh desa tapi rezekinya kota, ya kan Gus?" canda Anas yang disambut tawa seluruh warga yang hadir di lokasi. (ams/hns)

Hide Ads