Terlintas di pikiran Yanti untuk membuat aksesoris berbeda dari yang sudah beredar di Yogyakarta saat itu. Pilihannya jatuh pada kalung berbahan baku perca batik.
"Biasanya kalau di Yogya, perca itu hanya untuk sarung bantal, tas, tudung saji. Saya mau bikin produksi yang beda, main aksesoris. Saya sudah sisir dulu di jalan-jalan tempat pariwisata di Yogya, belum ada aksesoris yang berbahan baku batik," kata Yanti saat dihubungi detikFinance, Jumat (6/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencoba memasarkan produknya ke beberapa toko aksesoris di Yogyakarta. Tak disangka, kalung batik racikan Yanti ternyata diminati konsumen.
![]() |
"Masuk satu bulan berjalan, saya sempat down, karena belum ada juga yang terjual. Tapi waktu saya masuk ke toko-toko, ternyata habis semua, saya heran kok kalung saya habis semua. Akhirnya saya jadi pede, ternyata kalung saya bisa diterima," tutur Yanti.
Kalung racikan Yanti dipasarkan dengan label Wijaya Accessories di Yogyakarta dan Bali. Banderol harganya mulai dari Rp 30.000-Rp 60.000/buah.
Dari hasil jualan kalung batik, Yanti mampu meraup omzet hingga belasan juta rupiah sebulan. Meski sekarang omzet sedang turun, Yanti mengaku pernah meraup omzet hingga Rp 15 juta sebulan dengan produksi antara 300-500 kalung/bulan.
Kini, untuk memperluas pasar, Yanti mulai menyasar konsumen pekerja kantoran.
"Untuk sementara ini target saya masih anak muda. Tapi Desember kemarin saya sudah mulai desain untuk kalangan dewasa pekerja kantoran," pungkasnya.
Jika berminat dengan produk racikan Yanti, silakan hubungi kontak di bawah ini:
Pin BB: 2922F47D
Ponsel: 085228083225
Pusat produksi di Jalan Sambisari RT 07 RW 34, Duwet Sendangadi Mlati, Sleman, Yogyakarta. (hns/wdl)