Awalnya, Ivan membuat produk dan dipasarkan ke beberapa pameran dengan merek Izemu. Order pun datang untuk memenuhi kebutuhan kantor dan rumah.
"Di suatu pameran saya sampai dapat proyek kantor dan rumah. Di situ lah diseriuskan, setelah proyeknya selesai mau dijadiin apa. Teringat mimpi ingin punya brand sendiri dan dijadikanlah Izemu," kata Ivan kepada detikFinance, Kamis (14/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar Rp 100 jutaan, uangnya dibelikan 8 mesin, harganya bervariasi ada yang Rp 10 juta, Rp 4 juta," ujar Ivan, yang merupakan lulusan desain produk dari RMIT University di Melbourne Australia itu.
![]() |
Produk Izemu didesain dengan kreatif berbahan dasar kayu. Ada 2 jenis kayu yang dipakai, yaitu pinus dan jati yang dibeli dari Perhutani.
Desain produk muncul dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga maupun kantor. Sedangkan kegiatan pemasaran baru berjalan akhir 2014.
"Selama kurang lebih setahun kita desain dan bikin branding. Akhirnya kita launching Agustus 2014 mulai jualan. Sebelumnya kita jualan proyek bukan jualan produk nah dari situ kita ubah fokus ke retail," terang Ivan.
Produknya dijual mulai dari Rp 50.000-Rp 300.000, sedangkan untuk barang berukuran besar Rp 800.000 ke atas. Paling laku menurutnya adalah barang kecil seperti baki dan kursi kayu.
![]() |
Dia banyak memasarkan produknya lewat pameran produk kerajinan seperti Inacraft dan sejenis lainnya.
"Omzet sekarang Rp 20 juta- Rp 30 juta per bulan. Lebih banyak jualan di pameran atau barang kita dititipkan di gerai-gerai yang ada di mal," tutur Ivan.
Saat ini produk Izemu dapat tersebar di 7 toko yang ada di beberapa mal, salah satunya di Kemang Village. Informasi seputar produk Izemu bisa diakses lewat website izemu.com, atau whatsapp 08892720400, dan Instagram izemudesign. (hns/wdl)