Menurut Tahir para konglomerat hidup terbiasanya dengan membangun kerajaan bisnis untuk menumpuk kekayaan. Terkadang untuk memuaskan napsu tersebut, orang kaya menghalalkan segala cara. Hal itulah yang menjadi alasannya mengapa dia sangat membenci orang kaya.
"Saya benci orang kaya. Saya anggap orang kaya imperialisme. Orang kaya hanya bisa merampok orang miskin, selalu berpikir bagaimana menindas orang miskin," tuturnya dalam acara d'Preneur di ICE Palace Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Senin (22/5/2017).
Tahir mengaku kebenciannya terhadap orang kaya terbentuk atas sejarah hidupnya. Ternyata dia lahir dari keluarga miskin dan hidup dilingkungan orang miskin. Orang tuanya hanya mempunyai usaha penyewaan becak.
"Saya lahir di keluarga sangat miskin, orang tua saya menyewakan becak. Tapi ayah saya bilang mereka inilah yang mencarikan duit kita," tuturnya.
Pesan dari orangtuanya itu terus melekat dipikirannya hingga kini. Oleh karena itu saat ini dia sedang bekerjasama dengan Walikota Surabaya Risma untuk menghilangkan tukang becak di kampung halamannya itu. Bukan berarti melarang tukang becak untuk beroperasi, namun dia berniat untuk meningkatkan kesejahteraan para tukang becak di Surabaya.
"Saya orang Surabaya, saya bilang bisa tidak Bu Risma menolong abang becak di Surabaya. Pertama kita kumpulkan tukang becak, lalu kasih modal untuk buka warung. Atau mungkin kita bisa mengganti usahanya agar tidak menggunakan tenaga, tapi jadi tukang ojek. Sehingga pekerjaan mereka lebih ringan," terangnya.
![]() |
"Kalau berhasil mudah-mudahan tahun ini tidak ada lagi anak jalanan di Jakarta," imbuhnya.
Selain itu, Tahir juga dikenal sangat aktif dalam kegiatan sosial di bidang kesehatan. Acap kali dia menyumbangkan uang yang besar untuk para penderita TBC, HIV hingga malaria yang bekerjasama dengan Bill&Melinda Gates Foundation.
"Suatu negara ada 2 hal yang penting pendidikan dan kesehatan. Pendidikan untuk membentuk masa depan, dan kesehatan untuk kualitas hidup. Dua hal itu yang menjadi prioritas saya," tukasnya.