Menurut pengusaha yang merintis bisnis di Bandung sejak 2010 ini, fokus membangun kekuatan merek yang dibentuk pada persepsi yang ditanam market, jauh lebih bagus ketimbang membuka usaha di tempat mahal.
"Awalnya mau fokus (jualan) online, karena online saya pikir future business. Tapi begitu customer banyak yang tanya, boleh dicoba enggak. Saya bilang ya sudah coba datang sendiri saja ke Bandung, eh ternyata pada datang beneran, datang ke ruang tamu nyobain," kata Yukka dalam acara d'preneur Entrepreneur Juara di Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Selasa (15/8/2017).
"Banyak yang datang ke kosan, tapi karena ramai enggak enak sama pemilik kos, kita akhirnya sewa tempat buat orang nyobain. Kita sewa tempat enggak harus di tempat mahal kayak di mal. Meski di tempat enggak jelas, tapi karena brand kuat, orang datang sendiri," tambahnya.
Dia kemudian berbagi cerita soal pengalaman bisnisnya yang penjualannya terus meningkat, dimana pengusaha pemula perlu fokus pada satu segmen produk, dan perlu dipersiapkan matang jika ingin berekspansi pada produk lain yang jauh dari segmen awal.
"Balik lagi ke fokus, saya pikir keren juga ya bikin topi, tapi saya tahan. Padahal ingin banget bikin topi merek Brodo. Saya sendiri juga suka topi, saya pikir apa perlu lebih baik bikin merek sendiri untuk topi," ujar Yukka.
Fokus bisnis perlu dilakukan, apalagi jika pangsa pasar dari sepatu masih sangat besar di Indonesia. "Kembali ke fokus, untuk sepatu cowok saja ada 30 juta orang dari 200 juta sekian penduduk. Kita petakan yang usia 19-35 tahun, 30 tahun ke atas, itu sudah besar sekali. Dalam penelitian sampai US$ 30 juta pasarnya, itu gede banget," pungkas Yukka. (idr/hns)