Belasan mosaik pernah dibuat dari tangan Suyanto. Mulai dari tempat pensil, tempat tisu, jam dinding, tempat gelas, pigura kaligrafi, pigura foto, tempat sabun, tempat tisu, alas gelas, bingkai cermin, mosaik wall hingga vas.
Suyanto otodidak dalam membuat berbagai mosaik, dan mulai menggeluti kegiatan itu sejak pertengahan 2010. Dia mendirikan Sanggar Kerajinan Kaca Surya Citra Mozzaic di Singosaren.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sebelum buat mosaik seperti ini saya kerja di perusahaan manufaktur di Yogya selama 17 tahun. Mulai pertengahan tahun 2010 saya memutuskan keluar," kata Suyanto kepada wartawan di kediamannya, Selasa (10/4/2018).
Menurutnya, faktor kenyamanan bekerja dan ingin mandiri dalam berinovasi mendorongnya keluar dari perusahaan. Dengan modal sekitar Rp 2 juta, dia nekat membuat mosaik dari limbah kaca yang tak termanfaatkan.
"Saya otodidak murni dalam membuat berbagai mosaik ini. Saya masih ingat, dulu awalnya saya membuat mirror frame persegi dalam bentuk minimalis, kemudian foto frame. Setelah itu berkembang seperti sekarang ini," ucapnya.
![]() |
Sementara alasannya memakai limbah kaca yakni karena limbah kaca adalah bahan anorganik. Selama ini, limbah kaca juga kurang termanfaatkan dan banyak terbuang sia-sia.
Suyanto menerangkan, di antara mosaik yang paling laris adalah tempat tisu dan tempat gelas. Kebanyakan, kata Suyanto, para pembeli datang terlebih dahulu memesan.
"Memang kebanyakan pesanan. Kalau dalam sebulan biasanya saya bisa buat 50-an tempat tisu, empat vas per bulan. Tapi ya tergantung kesulitannya, karena semuanya saya kerjakan hand made," terangnya.
Harga produk mosaik yang ditawarkan Suyanto beragam. Tempat tisu dia bandrol antara Rp 175.000- Rp 200.000, untuk tempat tisu ukuran kecil harganya Rp 125.000. Lalu, tempat tisu lipat dihargai Rp 85.000.
![]() |
"Pigura foto yang ukuran 4-5 R harganya sekitar Rp 150.000. Bingkai kaca yang miror diameter 70 cm harganya sekitar Rp 600.000. Kebanyakan pesanan datang dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung," ucapnya.
Produk mosaik yang dihasilkan Suyanto diklaim masih langka di pasaran. Oleh sebab itu, dia yakin mosaik dari limbah kaca yang dihasilkannya masih bisa bersaing di pasaran.
"Si dalam dan luar negeri (mosaik) sangat prospek, Timur Tengah, China, Jerman, Meksiko. Pembeli saya pas pameran dua tahun lalu di Jakarta pernah ada yang dari Nigeria, Malaysia dan dari banyak negara," katanya.
"Untuk saat ini alhamdulillah penghasilan saya cukup lah untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau ditanya omset, ya sekitar Rp 10 juta-Rp 15 juta per bulan. Masih sedikit memang, karena semuanya masih saya kerjakan sendiri," tutupnya.
![]() |