Hal itu dialami Novan Nurul Alam pemilik dari Simadupisang, produk kuliner banana nugget yang ramai digandrungi pemuda-pemudi saat ini.
Novan bercerita, idenya membuka bisnis ini berawal saat masih menjadi jurnalis ekonomi. Novan pun memberanikan diri terjun langsung berbisnis sejak 2017 lalu setelah meninggalkan profesi jurnalis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jualan pisang nugget semenjak tertarik sama dunia bisnis, pas kerja jadi jurnalis ekonomi bisnis liat langsung ke lapangan, sampai akhirnya setahun yang lalu mutusin terjun langsung buat bisnis kuliner," kata Novan kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Novan memilih bisnis tersebut karen mudah diproduksi rumahan. Dia mengajak serta ibu-ibu rumah tangga kenalannya untuk memulai bisnis olahan pisang tersebut.
"Awalnya lihat peluang pas booming pisang nugget kebanyakan bentuknya cuma pisang berbalut tepung panir saja, akhirnya bikinlah menu kita yang olahan pisang jadi nugget, selain waktu kadaluarsa lebih lama," cerita Novan yang masih berusia 20-an ini.
![]() |
Berbekal modal Rp 800 ribu, Novan kemudian menjajal bisnis tersebut dengan dibantu tiga ibu rumah tangga yang merupakan kerabatnya. Menurutnya dalam produksi pisang olahan ini hanya menggunakan peralatan seadanya. Biaya produksi ditekan seminimal mungkin.
"Usaha kuliner yang tanpa tempat, selain cost yang lumayan, tapi usaha gini ngajak ibu ibu rumah tangga, soalnya beneran bisa dibikin dari dapur sendiri," katanya.
Dengan racikan olahan pisang darinya, ternyata produk simadupisang mendapat respons positif dari konsumen. Bisnisnya ternyata diminati banyak orang.
Padahal, kata Novan, dirinya hanya memasarkan melalui media sosial seperti Instagram. Dari sana, Novan juga rajin mempromosikan produknya itu melalui WhatsApp.
"Jadi memang cuma lewat medsos, Instagram, WhatsApp, sama ojek online, sekarang lagi dalam proses ikut di platform madhangnya Kaesang. Nggak usah ada cost tempat, benar-benar buat cost produksi aja," ujarnya.
Dari bisnisnya itu, sekarang Novan bisa mendapatkan omzet hingga Rp 15 juta/bulan. Sementara untuk harganya, Novan menjual simadu pisang di kisaran Rp 20.000-Rp 25.000/bungkus.
"Namanya orang jualan pasti omzetnya naik turun. Tapi kalau di rata-rata sebulan kira-kira sampai Rp 15 juta," katanya.
![]() |
Walau bisa mendapatkan omzet yang cukup besar dalam waktu singkat, namun Novan mengaku bukan tanpa hambatan ia menjalankan bisnis. Terlebih sekarang ini banyak menjamur tren kuliner baru di masyarakat.
"Kesulitannya ya bisnis kuliner dinamis banget, cepet banget keluar kuliner baru makanya kita emang bersaing juga, selain konsisten sama kualitas, rasa produk yang sekarang, kita juga mau kembangin ke jenis kuliner lainnya," jelasnya.
Untuk itu, Novan mengatakan dirinya juha memasang berbagai strategi agar bisnisnya tetap mendapat perhatian konsumen. Mulai dari menawarkan sejumlah promo, hingga mencoba produk baru.
"Pakai promo lebih sering lagi, kaya tiap minggu kita ada promo flash sale, pokoknya masih ada berbau pisang juga tapi kita masih develop produknya, nggak jauh-jauh tetep produk yang ibu-ibu bikin," jelasnya.
Lebih dari itu, Novan mengatakan tujuan utama dalam bisnisnya ialah untuk mengajak orang-orang mulai berbisnis, walaupun dengan modal yang terbatas.
"Intinya lebih pengen ke bisnis pengembangan ibu-ibu yang jadi fokus kita juga, ngajak buat semangat berkarya berani bisnis meskipun modal sedikit sih," tuturnya.
Bila Anda tertarik dengan produk simadupisang, bisa langsung menghubungi melalui WhatsApp: 081214787809 dan Instagram: simadupisang (fdl/hns)