Lantaran sudah menjadi gaya hidup, seringkali penikmat kopi menuntut hal yang lebih dari secangkir kopi yang disajikan dari mulai rasa, aroma hingga kualitas.
Soal kualitas kopi, detikFinance berbincang dengan Supervisor Tanamera Coffe Thamrin City, Rizky.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Supervisor Tanamera Coffe Thamrin City, Rizky Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikFinance |
Ditemui di kedai kopi yang dikelolanya, pria bertato tersebut mengatakan, salah satu kunci penentu kualitas kopi adalah kualitas biji kopi itu sendiri. Menurutnya, untuk mendapat biji kopi terbaik, salah satu yang bisa dilakukan adalah membeli langsung dari petaninya.
"Kalau di Tanamera sendiri kita punya green bean master (pakar kopi) yaitu kita punya punya Roaster John (roaster profesional John Lee). Dia sering pergi ke kebun kopi. Kenapa kita punya banyak varietas kopi? Karena Roaster Jhon rajin pergi ke kebun-kebun kopi, ketemu petani dan ngerawat kebun kopinya sendiri," tutur pria yang akarab disapa Ancang itu.
Baca juga: Mau Mulai Bisnis Kopi? Perhatikan 3 Hal Ini |
Ia mengatakan, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi calon pengusaha yang ingin terjun di incustri kopi.
"Jadi kalau kata kita tantangan untuk jadi kopinya sendiri ya itu sih, kita harus terjun langsung ke kebunnya," tambah dia.
Terpisah, Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Syafrudin, mengungkapkan bagi pemula dengan pengalaman masih kurang sebenarnya cukup berisiko jika langsung mencari biji kopi (coffee bean) dari petani langsung.
"Kadang ada petani atau pedagang pengumpul di daerah beberapa kurang fair. Atau pedagang mengaku petani. Petani kopi sendiri sekarang juga sangat selektif memilih pembelinya," kata Syafrudin saat berbincang dengan detikFinance pertengahan tahun lalu.
Baca juga: Menangkap Peluang dari Manisnya Bisnis Kopi |
Dia mencontohkan, petani bisa saja mengaku biji kopi yang dijualnya berasal dari kotoran luwak liar yang harganya jauh lebih mahal. Padahal biji kopi tersebut berasal dari luwak yang dipelihara di kandang.
"Kopi dari luwak kandang tapi pas dijual dibilangnya dari luwak liar. Atau bijinya dicampur. Sebenarnya akses membeli ke petani itu terbuka lebar, semakin banyak kedai-kedai kopi, permintaan ke petani semakin meningkat. Kalau sekarang kan sebagian besar diekspor," terang Syafrudin.
Soal masalah biji kopi ini, sebenarnya para pemula bisa memanfaatkan rumah roasting yang saat ini sudah banyak tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Rumah roasting bisanya menyediakan produk biji kopi pilihan yang sudah disangrai dan dikemas, sehingga calon pebisnis pemula bisa mendapat biji kopi berkualitas tanpa perlu terjun langsung ke petani. Simak ulasan selanjutnya di detikcom. (dna/dna)












































Supervisor Tanamera Coffe Thamrin City, Rizky Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikFinance