Sedapnya Kolaborasi Ibu dan Anak Bisnis Padu Padan Kopi dan Pastry

Sedapnya Kolaborasi Ibu dan Anak Bisnis Padu Padan Kopi dan Pastry

Dana Aditiasari - detikFinance
Minggu, 28 Okt 2018 15:00 WIB
Foto: Dana Aditiasari/detikFinance
Jakarta - Berpengalaman di dunia pastry sejak 2012, membawa Fira Sofyan mengembangkan bisnis pastry dan kopi yang ia lakoni bersama putri pertamanya Claudia Sofyan. Bisnis kolaborasi ibu anak ini diberi nama Gratify Cafe.

Sosok Fira yang lebih dikenal sebagai master Pastry lewat produknya 'Lefira Cakes' ini ternyata sosok yang semula tak bisa masak.

"Dulu itu saya sebenarnya nggak bisa masak. Bisa bikin pastry itu ceritanya panjang," tutur dia saat berbincang dengan detikFinance di Gratify Cafe miliknya yang berada di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: Dana Aditiasari/detikFinance

Cerita dimulai ketika Fira menyambangi anaknya yang tengah bersekolah di Amerika Serikat (AS) sekitar awal tahun 2011. Pada kesempatan itu, seorang teman anaknya menawarkan Fira sebuah kue.

"Teman anakku itu orang Bangladesh. Dia menawarkan, tante aku buatkan kue ya. Tapi tante harus ikut bikin," tutur Fira menirukan percakapan kala itu.

Fira yang tak bisa masak, mengiyakan saja tawaran itu. Toh ia berpikir, hanya perlu jadi penonton bagaimana membuat kue. Selama proses pembuatan, ia pun mencatat seluruh bahan yang digunakan hingga tahapan mengolah masakan.

"Itu bahasa apa?" sebuah pertanyaan datang membuyarkan keseriusan Fira yang tengah asik mencatat.

Lalu, muncul lah percakapan kecil yang mengubah kehidupan fira 180 derajat.

"Ini bahasa Indonesia," jawab Fira menjelaskan bahasa yang digunakannya untuk mencatat resep.

"Oh supaya tante mudah faham ya?" tanya gadis Bangladesh itu.

"Bukan, ini biar pembantu ku bisa mengerti. Soalnya aku nggak bisa masak," jawab Fira lugu.

Gadis Bangladesh itu pun marah bukan kepalang dan berkata.

"Kalau tante ingin bikin kue, harus tante sendiri yang masak. Tante catat, nanti sampai di Indonesia tante praktikkan. Tante videokan ya, nanti kirim ke aku," lanjut wanita Bangladesh itu dan seketika menjadi awal perjalanan Fira menekuni keterampilan membuat pastry.

Fira SofyanFira Sofyan Foto: Dana Aditiasari/detikFinance

Bermodal keterampilan itu, pada tahun 2011 ia mulai menjalankan bisnis pastrynya sendiri dengan nama Lefira. Kue-kue yang tawarkannya adalah pastry khas negeri Paman Sam dengan komposisi bahan dan rasa yang sama persis dengan negara asalnya.

Memang, Fira punya mimpi menghadirkan nostalgia bagi mereka yang pernah lama tinggal di AS lewat sentuhan kuliner negeri tersebut.

"Saya juga ingin memberikan satu pengalaman bagi mereka yang pernah tinggal di sana apakah pernah sekolah dan lainnya, dan rindu makanan di sana, tinggal datang ke tempat saya saja," jelas dia.

Pastry buatannya cukup dikenal. Bahkan ia sengaja membuka kelas bagi mereka yang serius ingin belajar membuat pastry secara profesional.

Sukses dengan Lefira, pada tahun 2017 ia bersama sang buah hati, Claudia Sofyan mulai merintis Gratify Cafe. Keudanya berbagi peran. Sang ibu fokus pada menu, sang anak fokus pada manajemen dan konsep tata ruang.

Mengambil lokasi di bilangan Pondok Indah, Gratify Cafe mengusung konsep panganan unik dipadu dengan konsep tata ruang bergaya interior Paris yang nyaman.

Di tempat ini pula, Fira membuka kelas membuat pastry.

"Mereka yang mau membuat pastry, datang ke sini. Aku ada ruangan khusus untuk mereka belajar, bahkan bisa langsung praktik," tuturnya.

Claudia SofyanClaudia Sofyan Foto: Dana Aditiasari/detikFinance

Bila Lefira hanya fokus pada panganan pastry, Gratify Cafe justru punya menu yang Variatif. Kopi salah satu andalannya.

Memang bisnis kuliner yang melibatkan kopi sebagai salah satu menu andalannya tengah menjadi salah satu pemikat usaha yang populer di Indonesia terlihat dari menjamurnya kedai-kedai kopi dengan berbagai konsep unik.

"Di Gratify, kami punya 'match'. Maksudnya, kita menyajikan minuman dengan pastry yang cocok. Karena kami percaya, makanan akan keluar rasa terbaiknya kalau ketemu minuman yang pas. Begitu juga sebaliknya," jelas dia.

Untuk urusan kopi, Gratify Cafe pun mengeluarkan produk kopi sendiri yang diberi merek, 'Kopi Komplek' yang dijual sekitar Rp 25.000/botol. Untuk bahan baku kopinya, Fira mengatakan, Gratify mempercayakan biji kopi dari rostery atau rumah roaster Tanamera.

Selain kopi, tempat ini juga menyajikan panganan khas dari beberapa negara dengan rasa yang dipertahankan sesuai dengan aslinya.

"Kalau banyak tempat menyajikan makanan dari luar dengan penyesuaian rasa supaya cocok dengan lidah orang kita (Indonesia). Kalau saya, saya pertahankan rasa aslinya. Pedas ya pedas, asam ya asam. Karena di situ ada yang namanya food experience," jelas dia.

Lantas berapa sih modal untuk memulai bisnis semacam ini?

Fira mengatakan dengan modal berapapun, bisnis seperti yang dilakoninya dapat dimulai. Hal terpenting dari memulai bisnis ini adalah menyukai kopi dan tahu seluk beluk menu yang bakal disajikan.

Dan yang terpenting, lanjut dia, adalah kerja keras.

"Bila kita memutuskan untuk memulai usaha, kita bukan hanya menjadi pemilik usaha. Di saat bersamaan kita harus jadi tukang masaknya, kita jadi tukang cuci piringnya, kita jadi kasirnya, kita jadi pelayannya. Kita harus jadi orang yang paling bekerja keras di bisnis itu," tutur dia.

"Karena nggak cukup hanya punya modal. Kita juga harus tahu seluk beluk bisnis kita dari awal sampai akhir, dari masalah sepele sampai yang paling rumit," sambungnya.

Foto: Dana Aditiasari/detikFinance

Ia pun memberikan saran bagi siapapun yang mau memulai bisnis di bidang apapun.

"Di awal-awal memulai usaha itu turnover karyawan itu biasa. Jangan kaget. Justru dari situ kita belajar bagaimana menjalankan usaha," tutupnya. (dna/dna)

Hide Ads