The Able Art yang didirikan oleh Tommy ini merupakan salah satu UMKM yang mewakili kota Surabaya. Bisnis yang menopangi para difabel ini memiliki markas di Pasuruan Jawa Timur dan juga di Jagakarsa Jakarta.
"Kita social enterprise yang berfokus pada pemberdayaan seniman-seniman difabel, jadi dengan cara memperkenalkan karya hasil lukisan mereka dalam bentuk produk-produk yang dipakai oleh masyarakat sehari-hari," jelasnya di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Produk yang dihasilkan pun beragam, mulai dari produk tas hingga kalender. Harga yang ditawarkan berada di kisaran Rp 59.000 hingga Rp 239.000.
"Jadi kita merekrut hasil lukisan mereka jadi tas, tote bag, sling bag, hijab, scarf, buku, sarung bantal, kalender," tambahnya.
Modal awal bisnis tersebut memakan biaya hingga Rp 100 juta yang ia gunakan untuk membeli alat-alat produksi. Hasil pendapatan per bulannya pun mencapai Rp 20 juta.
"Per bulan kita bisa sekitar Rp 20 jutaan lah, profit sekitar 40-50% kita bisa dapat, abis itu kita share profit lagi kan ke mereka, belum terlalu besar tapi growth terus," terang dia.
![]() |
Tommy memiliki alasan untuk membuka bisnis tersebut yaitu untuk membantu sesama. Ia ingin menciptakan kebahagiaan serta harapan bagi para difabel dengan bisnis ini.
"Saya pengin berbuat sesuatu lah untuk masyarakat dan itu tercermin dari logo kita, logo kita ini ada hati dan lilin, hati ini lambangin kehidupan, lilin ini lambangin terang, jadi hidup itu harus terang bagi sesama, jadi kita kepengin nggak cuma sebagai maker tapi kita juga pengin make happiness and hopes lah buat temen-temen difabel lainnya," tutupnya.
![]() |