Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Eci sapaan Akrab Deasy Esterina membangun Studio Desain Kreskros yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No 43 Ambarawa. Dalam menjalankan usahanya, Eci memiliki fokus membuat karya desain berbahan limbah plastik.
Sejauh ini Eci tak hanya mendistribusikan produk di kalangan lokal tetapi karya juga sudah mampu bersaing di lingkup internasional. Bahkan, Eci juga berkesempatan memamerkan karya di ajang fesyen nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kami mengambil limbah plastik dari berbagai pengepul. Biasanya dalam tiga bulan sekali kami ambil antara 75 - 150 kilogram plastik. Kondisi plastik masih harus dipilah dan dicuci terlebih dahulu,"imbuhnya.
Eci mengaku butuh ketajaman kreativitas untuk mengolah limbah plastik menjadi sebuah produk fesyen berupa tas. Ia berharap produk karyanya tak dianggap sebelah mata meski berbahan baku limbah plastik.
"Jadi harus di desain secara cermat dahulu, biar bisa diterima pasar. Kami tahun lalu juga ikut memamerkan karya di Jakarta Fashion Week, Jakarta Fashion Trend, dan Good Design Indonesia," ungkap Eci.
Eci menjelaskan karyanya dijual mulai harga Rp 150 ribu hingga Rp 1.9 juta. Baginya, perbedaan harga masing-masing bergantung desain, kesulitan dan estimasi waktu produksi.
"Plastik ini kan setelah dibersihkan kemudian kami rajut. Nah rajutan ini yang susah, butuh ketelitian, waktu dan desain tersendiri. Kalau yang paling murah itu waist bag, pouchs kecil, kalau yang mahal ruck sack dan bag pack,"ujar Eci.
Sejauh ini Eci memasarkan produknya via instagram kreskros.id. Setiap memiliki desain baru, ia selalu mengunggah di galeri Instagram untuk promosi.
"Pasar Instagram juga menjanjinkan, karena target kami kan milenial, dan mereka ada di sana untuk mencari trend terkini," tandas Eci.
![]() |
Tonton juga video Menteri Susi Ajak Piknik Emak-emak Pengolah Limbah Plastik: