Seperti yang dilakukan oleh Natalia Stella Nostra. Bisnisnya sudah berjalan sekitar satu tahun. Lewat usahanya yang bernama Jingga Craft, dia berhasil menyulap eceng gondok menjadi tas dan beberapa jenis produk lainnya.
Tak sembarangan, dia melakukan riset terlebih dahulu bagaimana cara mengolah eceng gondok menjadi tas, dompet, hingga kipas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mencoba beberapa metode pengerjaan, dia menyimpulkan bahwa yang paling mudah untuk membuat berbagai produknya dengan eceng gondok adalah dengan dirajut. Namun sebelum diolah, eceng gondok ini harus melalui proses penjemuran dulu sampai benar-benar kering.
"Iya eceng gondoknya itu dari awal kan dipotong terus dijemur. Setelah dijemur selama beberapa hari sampai betul-betul kering sampai dalam pori-porinya itu, terus setelah itu baru dianyam," terangnya.
![]() |
Untuk menghasilkan produk-produknya, dia dibantu oleh orang perajin di Kulonprogo, Yogyakarta. Sebenarnya bukan cuma produk berbahan dasar eceng gondok, Jingga Craft juga membuat produk berbahan dasar alami lainnya yaitu, pandan, mendong, dan rotan.
Waktu itu dia mengaku memulai bisnisnya dengan modal awal sekitar Rp 5-7 juta.
"Dulu saya modalnya awal antara Rp 5 sampai Rp 7 juta, saya juga lupa. Itu di awal sekali dulu. Terus saya juga keliling mencari perajinnya sendiri untuk anyaman pandan ada sendiri, eceng gondok, lalu untuk mendong dan rotan," sebutnya
Dengan kepiawaiannya itu, dia berhasil mengubah eceng gondok menjadi sesuatu yang bernilai jual mulai dari Rp 135 ribu hingga Rp 175 ribu. Sementara untuk produk berbahan dasar lainnya kisaran Rp 120 ribu hingga Rp 300 ribu. Yang paling mahal adalah produk kustomisasi.
Dengan harga jual tersebut, dirinya mampu meraup omzet sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta dalam sebulan, yang mana bisnisnya baru berumur sekitar setahun.
"Kalau omzetnya ini kan saya setahun ya. Per bulan ini bisa antara Rp 4 sampai Rp 5 juta," tambahnya.
Bagi yang berminat bisa mengunjungi Instagramnya @jinggacraft.id atau Facebook @Jinggacraftid.
(toy/ara)