Mengecap Legitnya Cuan di Bisnis Madu Premium

Mengecap Legitnya Cuan di Bisnis Madu Premium

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 29 Feb 2020 13:25 WIB
BeeMa Honey
Foto: Dok. BeeMa Honey
Jakarta -

Pasar madu premium di tanah air kebanyakan dikuasai oleh produk impor. Madu lokal sering dipandang miring dan dianggap kualitasnya tak sebanding dengan madu impor.

Fransisca Natalia Widowati melihat kondisi itu sebagai peluang. Dia mencoba mendirikan bisnis madu premium untuk bersaing dengan produk madu premium impor. Lagi pula sejak awal dia memang ingin membangun sebuah bisnis yang sustainable.

"Lalu terpikir, untuk menciptakan produk-produk superfoods Indonesia yang dapat masuk ke pasar global yang memang menjadi passion saya. Setelah sekian lama mencari secara tidak sengaja menemukan produk yang sesuai dengan harapan saya dan juga memang produk yang saya selalu konsumsi sehari-hari tetapi selama ini tidak pernah ketemu brand yang cocok dan juga maraknya praktek madu palsu yang beredar di pasaran, atau madu-madu import yang kita juga tidak tau bagus atau ngga. Yang dibilang bagus terbilang mahal sekali," tuturnya kepada detikcom, Sabtu (29/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah sekian lama, akhirnya dia mendapatkan ide untuk menciptakan BeeMa Honey. Nama BeeMa diambil dari salah satu tokoh di Pandawa Lima yang ia sukai yakni Bima. Produknya merupakan single origin raw honey yang terdiri dari beberapa varian dari beberapa macam lebah. Harga jualnya berkisar antara Rp 110.000 hingga Rp 215.000 per botol.

"BeeMa Honey ini merupakan lini produk superfoods yang kami kembangkan. Saat ini gaya hidup orang sudah mulai berubah ke arah hidup sehat, di mana orang-orang mulai mencari produk-produk natural yang berkualitas dan dapat dipercaya," tuturnya.

ADVERTISEMENT
BeeMa HoneyBeeMa Honey Foto: Dok. BeeMa Honey

Sama seperti pebisnis lainnya, Fransisca memulai bisnisnya dari nol. Kebetulan dia memiliki pengalaman kerja di berbagai industri mulai dari consumer goods, distribusi, hotel, farmasi, minuman alcohol sampai dengan ritel. Hal itu membuat dia mengerti seluk-beluk bisnis.

"Sedangkan untuk pengetahuan mengenai madu, kami banyak belajar dari literatur, asosiasi perlebahan, peternak lebah, para pakar, pengajar dan rajin mengikuti workshop. Semua dijalankan dengan passion dan juga tidak pernah berhenti untuk belajar," tambahnya.

Fransisca memulai bisnisnya dengan membuat 3 varian madu pada April 2017. Produknya itu dia tawarkan ke orang-orang di sekitarnya. Ternyata sambutannya cukup positif. Akhirnya dia mulai mengembangkan varian lain.

Saat ini BeeMa Honey memiliki 6 varian madu yang berasal dari 4 macam species lebah. Seperti Apis Mellifera madu lebah ternakan, Apis Cerana, m lebah liar lokal dengan metode tradisional, Apis Dorsata yang dikenal sebagai lebah hutan, dan lebah tanpa sengat (stingless bee), yang seringkali dikenal sebagai lebah Trigona.

"Madu yang dihasilkan lebah ini sangat bagus untuk kesehatan karena tidak hanya madu yang dihasilkan tetapi juga propolis, dan hasil riset oleh para ahli menunjukkan bahwa madu stingless bee mengandung komponen antibacterial dan antioksidan yang sangat tinggi, tidak kalah dengan madu import dari Selandia Baru yang sangat mahal itu. Bahkan madu lebah tanpa sengat kami, Java Trigona, terpilih menjadi Best Winner Stingless Bee Honey 2018 di tingkat Asia," tambahnya.

Fransisca menekankan bahwa tempat produksi madunya merupakan area yang bebas pestisida, bebas penggunaan bahan kimia, bebas polusi dan juga menjalankan metode organik. Produknya juga telah bersertifikat Halal.

Dia juga sudah memiliki koloni lebah tanpa sengat sendiri. Selain itu dia juga bekerja sama dengan beberapa peternak lebah yang sudah dipastikan madu yang diproduksi benar-benar 100% madu murni dari alam, higienis dan juga dipanen dengan metode yang benar.

"Saat ini kami sedang mengembangkan juga koloni-koloni untuk lebah tanpa sengat dan juga lebah liar lokal di kebun yang bersertifikasi organic," tuturnya.

Meski begitu, Fransisca mengakui bahwa menjalankan bisnis madu juga memiliki tantangan sendiri. Bisnis madu sangat tergantung pada kelangsungan hidup lebah dan juga kondisi alam. Sehingga menjadi tantangan adalah makin berkurangnya lahan akibat penerbangan hutan secara besar-besaran baik untuk peruntukan perkebunan maupun pemukiman yang mengakibatkan makin berkurangnya pakan alami bagi lebah untuk menghasilkan madu yang cukup dan juga untuk perkembangan koloninya.

Selain dari faktor alam, maraknya madu-madu palsu dengan harga murah juga menjadi tantangan tersendiri. Selain itu persepsi masyarakat Indonesia juga masih menilai produk import lebih bagus dan produk lokal harus murah.

Tapi dia tak gentar menghadapi tantangan tersebut. Fransisca terus menjalani bisnisnya dimulai dari usaha kecil-kecilan dengan mengikuti weekend market di komunitas organic. Dia juga sering ikut pameran dan mulai menjual produknya secara online, toko organik hingga masuk ke ritel.

BeeMa Honey juga mulai dilirik oleh hotel-hotel bintang 5 seperti Sheraton, Shangri-La, Grand Melia, Raffles, Le Meridien, JW Marriot, bahkan hingga ke Yogkarta Royal Ambarrukmo Hotel. Produknya dipilih hotel-hotel tersebut untuk disajikan di breakfast buffet dan executive lounge.

"Kami mulai menunjuk distributor untuk beberapa area, salah satunya Bali," tambahnya.

Dengan semakin besar bisnisnya tersebut, pada pertengahan 2019 Fransisca memutuskan untuk mendirikan PT yang dia namakan PT Beema Boga Arta. Tujuanya agar dapat melakukan penetrasi pasar lebih jauh lagi. Benar saja memperkuat distribusi di pasar domestik, dia juga sudah mulai merambah ke pasar internasional.

"Awalnya dimulai dengan beberapa permintaan ke kami dari beberapa negara, akhirnya kami mengikuti pelatihan ekspor dari PPEI. Dengan didukung oleh pemerintah, kami bias mengikuti pameran-pameran berskala internasional seperti Trade Expo Indonesia , SIAL Interfood, dan beberapa exhibition lainnya. nantinya juga ingin mengikuti exhibition di negara-negara lain seperti singapura, Malaysia dan mudah-mudahan di eropa," tuturnya.


Hide Ads