Siasati Imbas Corona, Pedagang Suvenir Banting Setir Jualan Masker

Siasati Imbas Corona, Pedagang Suvenir Banting Setir Jualan Masker

Moehammad Bakrie - detikFinance
Kamis, 30 Apr 2020 22:45 WIB
Pedagang suvenir banting setir jualan masker di pinggir jalan
Foto: Moehammad Bakrie/detikcom
Maros -

Imbas merebaknya Corona kian pelik dialami mereka yang bekerja di sektor formal maupun informal. Di Maros, Sulawesi Selatan, seorang warga yang biasanya bekerja sebagai pedagang suvenir di acara besar organisasi atau pemerintahan, terpaksa banting setir berdagang masker.

Warga yang berasal dari kota Makassar ini, terpaksa harus mengabaikan anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja. Desakan ekonomi, membuatnya tidak punya pilihan lain dan terpaksa melintas dari Makassar ke Maros untuk berjualan masker di pinggir jalan poros setiap harinya.

Buka cuma itu, janji pemerintah untuk meringankan beban pembayaran kredit tidak bisa ia nikmati. Bahkan, ia pun tidak tercatat sebagai penerima bantuan dari pemerintah karena dianggap memiliki kendaraan pribadi, meski hanya cicilan.

"Dulunya saya pedagang suvenir di event besar di daerah-daerah begitu. Nah pas ada larangan tidak boleh ada lagi acara besar, saya mulai susah. Sementara cicilan ini terus berjalan dan juga saya bukan penerima bantuan," kata penjual masker dadakan, Acca, Kamis (30/04/2020).


Meski bisa menjual masker 30 hingga 40 lembar dengan keuntungan rata-rata Rp 100 ribu per hari, Acca mengaku pendapatannya itu hanya cukup untuk biaya sehari-hari bersama anak dan istrinya. Dirinya pun harus memutar otak untuk tetap mencari uang tambahan menutupi pembayaran kredit yang terus berjalan.

"Penghasilannya ya hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja di rumah. Kalau untuk pembayaran kredit yang terus berjalan itu, saya biasanya memutar otak mencari tambahan. Yah apa saja saya kerjakan yang penting halal," lanjutnya.

Acca juga menerima jasa titip jual masker. Klik halaman selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Karena modal yang ia putar hanya sedikit, pria 29 tahun itu juga menerima titip jual masker dari para penjahit agar masker yang ia jajakan lebih banyak pilihan. Selain itu, ia pun bisa menerima pesanan dalam jumlah yang banyak, tentunya dengan keuntungan yang juga lumayan.

"Kalau untuk punya saya sih sedikit saja. Lebih banyak orang yang titip jual ke saya. Saya juga bisa menerima pesanan dalam jumlah banyak. Yah agak terbantulah kalau ada pesanan begitu. Tapi yah jarang-jarang juga sih," sebutnya.

Beruntung, kebutuhan penggunaan masker saat ini terus meningkat, seiring pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Makassar. Banyak pengguna jalan yang ingin melintas dari daerah ke Makassar, pun sengaja singgah membeli masker yang ia jual.

"Alhamdulillah, sejak pemberlakuan PSBB di Makassar, pembeli juga semakin meningkat. Rata-rata itu kendaraan dari daerah yang mau ke Makassar. Karena kan diperiksa di perbatasan dan diwajibkan pakai masker," terangnya.


Meski penghasilan dari usaha yang kini ia geluti sudah cukup lumayan, ia tetap berharap kondisi bisa kembali normal seperti dulu kala, agar pekerjaannya dulu bisa ia lanjutkan karena walau bagaimanapun, menjual masker itu hanya musiman.

"Saya sih maunya bekerja seperti dulu. Karena kita keluar rumah juga was-was dengan corona ini. Tapi tidak ada pilihan lain kan. Yah mudah-mudahan saja ini bisa cepat kembali normal," ujarnya.



Simak Video "Video KuTips: Tameng Buat Para Bikers Lawan Polutan di Jalanan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads