Top! Emak-emak Ekspor Arang saat Pandemi, Kantongi Rp 2,5 M

Top! Emak-emak Ekspor Arang saat Pandemi, Kantongi Rp 2,5 M

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 22 Apr 2021 10:28 WIB
Usaha Ekspor Arang
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Istikanah saat ini sukses menjadi eksportir briket arang ke banyak negara di Timur Tengah. Omzet yang dia kantongi setiap bulan bisa mencapai Rp 1,6-2,5 miliar.

Perjalanan Istikanah menjadi eksportir tidaklah mudah. Dia memulai bisnis bukan dari briket arang tapi alat Shisa untuk rokok di Timur Tengah. Dia menceritakan briket arang itu sangat erat kaitannya dengan Shisa. Jika ada Shisa pasti harus ada arang. Dia menyebut memang sempat ada permintaan untuk briket, namun tidak langsung dia lakukan.

Hingga pada awal 2005 dia mulai menjadi calo atau memasarkan briket-briket arang yang ada di sekitar wilayahnya. Sampai akhirnya dia mendapatkan pembeli dari Arab Saudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Buyer saya minta tolong bikinkan briket seperti ini, lalu saya pelajari kebetulan tetangga saya kuliah di Jogja teknik kimia, dia juga memproduksi karbon aktif dan saya eksperimen bareng-bareng sampai akhirnya dapat produk yang pas," kata Istikanah, Rabu (21/4/2021).

Istikanah menyebutkan saat itu karena keterbatasan dia hanya memproduksi briket arang ini dalam waktu satu setengah bulan 1 kontainer dengan alat yang manual. Tapi briket yang dihasilkan berkualitas bagus sehingga permintaan mulai tinggi dari negara-negara di Timur Tengah itu.

ADVERTISEMENT

Saat awal produksi itu dia dalam satu hari bisa memproduksi 700 kilo briket arang. "Dulu bisa produksi 700 kilogram itu saya sudah luar biasa senang. Sekarang satu hari 5-6 ton, kalau dua shift itu bisa 7 ton," ujar Istikanah.

Dalam memulai usaha briket arang ini, Istikanah mengaku hanya menggunakan modal dengkul karena dia menjadi calo dan mengambil produk dari orang lain. Sampai akhirnya dia bisa mendapatkan pendanaan dari bank untuk pengembangan bisnisnya. Sekarang setiap bulan Istikanah bisa mengirimkan 7-8 kontainer setiap harinya.

Istikanah juga mendapatkan Coaching Program for New Exporter (CPNE) dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) pada tahun lalu, istikanah melihat adanya peningkatan kinerja ekspor. Perusahaanya CV Indoarab Interprise juga mendapat fasilitas pembiayaan penugasan khusus ekspor (PKE) senilai Rp 1,5 miliar yang mampu mendorong kenaikan ekspor hingga 7 ton per bulan.

Dia mengungkapkan produk briket arang yang berhasil diekspor memiliki kualitas terbaik di dunia. Saat ini CV Indoarab Interprise sudah mengekspor produk hingga ke 10 negara tujuan. Menurut dia dengan naiknya permintaan pasar dari luar negeri ini membuat kebutuhan tenaga kerja meningkat.

Simak juga 'Ekspor Non Migas Maret 2021 Tertinggi Sepanjang Sejarah RI':

[Gambas:Video 20detik]



Saat ini ada 130 orang tenaga kerja yang merupakan ibu-ibu di sekitar desa. Para ibu itu terlibat untuk proses pengemasan produk.

"Daripada menganggur, apalagi sekarang kan pandemi, ibu-ibu di sekitar saya kasih kerjaan untuk packing. Alhamdulilah. Program PKE LPEI ini sangat membantu saya. Berkat LPEI kini saya mau buka cabang pembakaran batok sendiri di NTT," tambah dia.

Istikanah mengajak UMKM di berbagai daerah untuk turut serta memanfaatkan program tersebut karena terbukti perusahaan yang dikelolanya mampu terus tumbuh, bisnis semakin berkembang, juga mampu menambah lapangan pekerjaan.

Istikanah mengungkapkan masa pandemi COVID-19 ini tak mempengaruhi bisnisnya. Dia percaya di balik musibah pasti ada hikmah yang bisa diambil.

Dia menceritakan di masa pandemi, para pembelinya di Timur Tengah menyebut supplier briket arang sangat sulit untuk memenuhi permintaan di sana. Hanya Istikanah yang dinilai mampu memenuhi permintaan tersebut.

Apalagi dengan pembatasan aktivitas di negara-negara itu membuat orang tak bisa keluar rumah. "Karena COVID-19 kan negara banyak yang dibatasi, orang-orang yang tadinya shisa di luar jadinya kumpul di rumah sama keluarga. Karena mereka hampir sama dengan orang kita, lebih baik nggak makan daripada nggak merokok," tambah dia.

Di hari Kartini ini, Istikanah memiliki pesan untuk para emak-emak di seluruh Indonesia. Walaupun perempuan harus memiliki mental baja dan mental pengusaha.

Menurut dia jangan pernah sekali-kali menyebut dengan ucapan negatif karena itu sebenarnya bisa menjadi spirit di dalam diri. "Harus optimis ya, usaha terus dan jangan berhenti. Walaupun tujuan usaha kita A tapi dapatnya B ya kita syukuri, jangan menyesal dan harus yakin yang kita lakukan benar," tambah dia.

Jika para perempuan ingin menjadi pengusaha maka harus tulus, ikhlas dan niat yang kuat. "Saya pernah ada yang bercanda, masa ratunya arang naiknya Calya, ya tidak apa-apa yang penting pabriknya di mana-mana," tambah dia.

Dia menyebut perempuan harus tetap semangat menjalankan usaha dan meraih mimpi-mimpinya. Jangan pernah memikirkan apa kata orang lain.


Hide Ads