Tak hanya di Instagram, Tia juga menjual produknya melalui berbagai saluran digital, seperti di GoFood, Grabfood, Shopeefood, Tokopedia, dan Shopee. Dia juga melakukan titip jual ke toko seperti Michelle Bakery, Rumah Buah, Kayarasa, Frestive, Rezeki Supermarket, dan lainnya. Bahkan Tia juga memasukkan produknya ke kantin-kantin rumah sakit.
"Penjualan offline dan online Alhamdulillah berjalan beriringan sama kuatnya," tambahnya.
![]() |
Menurut Tia, bacang sebagai makanan jadul justru memiliki peluang bisnis yang besar. Dia menilai karena jadul itulah, bacang suka dicari. Bacang juga beberapa tahun ke belakang sudah agak sulit ditemui. Di situlah peluang yang diincar Tia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau misalnya ketemu bacang, kebanyakan juga bacang nasi dan isinya juga tidak seperti kami, kalau kami ada bacang ketan dan ada varian telur asin dan jamur, packaging kami juga beda, itu daya tarik tersendiri, orang-orang banyak pesan untuk hampers juga," tuturnya.
Pandangan Tia pun terbukti benar. Mowoty kini berkembang pesat. Bahkan saat ini dia memiliki 18 orang pegawai yang terdiri dari 5 orang kurir, 2 admin, 1 keuangan dan 10 bagian produksi. Omzetnya pun tak main-main, dia bisa mengantongi sekitar Rp 200 juta per bulan.
Ke depan Tia ingin mengembangkan lebih jauh bisnisnya. Dia ingin mendirikan restoran Mowoty yang tidak hanya menjual bacang, tapi juga makanan lainnya.
Simak Video "Keruk Ide Bisnis Online dari Sang Dewa Selling"
[Gambas:Video 20detik]
(das/ara)