Peluang Jualan Onderdil Perahu di Pesisir, Omzet Bisa Rp 3 Juta/Hari

Peluang Jualan Onderdil Perahu di Pesisir, Omzet Bisa Rp 3 Juta/Hari

Jihaan Khoirunnisa - detikFinance
Sabtu, 16 Okt 2021 13:41 WIB
sinergiultramikro
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Kendal -

Terkadang, yang menjadi modal utama dalam berbisnis bukan uang saja. Melainkan kemampuan untuk lebih peka dan jeli dalam melihat peluang.

Hal inilah yang dilakukan oleh Emi Farida. Tak seperti kebanyakan pengusaha wanita pada umumnya, warga Kendal, Jawa Tengah ini justru memilih membuka usaha yang tidak biasa, yaitu bisnis onderdil perahu ikan tangkap.

Emi mengatakan usaha onderdil perahu dipilih karena melihat sebagian besar warga di Desa Gempolsewu yang berprofesi sebagai nelayan. Sehingga akan lebih mudah bagi para tetangga untuk mendapatkan perlengkapan sebelum pergi melaut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku, awal mula ingin berbisnis dari rumah karena kesehariannya sebagai ibu rumah tangga. Diungkapkan Emi, dia banyak memiliki waktu luang, apalagi sang suami yang merupakan seorang pelaut sehingga jarang pulang ke rumah.

"Suami kan seorang pelaut, dulu di rumah saya nganggur. Terus kepikiran buka toko onderdil kapal. Karena mayoritas di sini nelayan. Kalau mesin rusak, jauh kalau harus beli. Harus nyebrang buat nyari. Jadi mempermudah nelayan, nggak usah jauh-jauh nyebrang," katanya kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

Selain itu, menurutnya keinginan membangun bisnis onderdil karena melihat orang tua juga yang sering membetulkan mesin kapal. Emi mengatakan sang ayah juga kerap berjualan onderdil di sela-sela kegiatan memperbaiki kapal yang rusak.

"Dulu itu aslinya bapak saya yang jualan onderdil, dia bisa benerin mesin kapal sekalian jualan. Tapi belum ada toko. Setelahnya saya buka toko dari tahun 2017," terangnya.

sinergiultramikroPeluang Jualan Onderdil Perahu di Pesisir, Omzet Bisa Rp 3 Juta/Hari Foto: Jihaan Khoirunnisaa/detikcom

Emi menyebut modal awal untuk membuka usaha onderdil terbilang cukup besar. Namun, keuntungan yang didapatkan pun juga menggiurkan. Terkait supplier, dia mengatakan mendapat stok onderdil kapal dari teman ayahnya yang ada di Semarang.

"Modal usaha onderdil dulu pertama belanja Rp 30 juta, terus muter terus. Alhamdulillah sekarang yang nelayan butuhkan ada," tuturnya.

Dia mengaku bisa mengantongi omset bahkan hingga Rp 3 juta per hari saat toko sedang ramai. Sebut saja saat musim udang datang. Banyak nelayan yang membeli kebutuhan tambahan untuk perahunya, seperti jaringan, kipas, dan lainnya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Meski begitu, Emi menjelaskan bisnis onderdil kapal yang sudah ditekuni sejak 4 tahun silam ini tak selalu berjalan mulus. Utamanya saat pandemi yang dinilainya cukup berdampak pada kelangsungan bisnisnya. Hal ini karena harga ikan yang sempat jatuh sehingga ikut memberi dampak kepada para nelayan di Desa Gempolsewu.

"Untungnya lumayan, kalau pas ramai lumayan. Itu hariannya rata-rata sampai Rp 3 juta per hari. Pas pandemi ada penurunan, sehari kadang Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Karena waktu itu harga ikan murah, jadi nelayan merasakan sekali," tuturnya.

Selain membuka usaha di rumah, Emi mengatakan dirinya juga menjadi agen BRIlink yang membantu menyalurkan pinjaman UMi ke warga di sekitar tempat tinggalnya, mulai dari nelayan, pedagang ikan segar, hingga pembuat ikan asap.

Diungkapkan, hingga kini dirinya berhasil menggandeng 86 nasabah pinjaman UMi. Adapun total plafon yang berhasil disalurkan mencapai Rp 275 juta dalam kurung waktu 6 bulan.

"Saya gabung jadi mitra UMi bulan April, diajak oleh mantri. Di tempat saya ada ibu-ibu komunitas pedagang ikan asap, saya masuk ke situ buat nawarin. Kalau di tempat saya itu banyak rentenir, bunganya besar. Setelah saya tawarin UMi, alhamdulillah ibu-ibu pada minat, dan mereka merasa bunganya agak ringan," tuturnya.

Sejak menjadi mitra UMi, dia juga mendapatkan pemasukan tambahan. Dalam sebulan Emi mengaku bisa mendapatkan hingga Rp 1,5 juta hanya dari penyaluran pinjaman UMi. Menurutnya, pinjaman UMi membantu tetangganya, terutama untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Dengan begitu mereka tidak perlu bergantung pada rentenir. Ia mengatakan pinjaman UMi juga cukup menguntungkan mengingat tingkat bunga yang tidak setinggi dibandingkan tingkat bunga pinjaman di rentenir.

Sementara itu, Kepala BRI Unit Gempolsewu, Ayatullah al Burhani menyebut program pinjaman ultra mikro atau UMi merupakan program BRI yang baru berjalan sejak bulan April 2021 lalu. Adapun Gempolsewu dipilih sebagai piloting project untuk Kantor BRI Wilayah Semarang.

"Saya harap nantinya ada agen-agen UMi yang lain, binaan mantri saya sehingga bisa menembus semua lapisan masyarakat, bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dari anggota klaster. Supaya mereka bisa meningkatkan kesejahteraannya sehingga nanti ekonomi daerah terangkat dan Gempolsewu jadi desa pionir. Bukan hanya untuk daerah di sini, tapi produk-produknya bisa go ke daerah lain dan go internasional," pungkasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Sinergi Ultra Mikro di Bandar Lampung dan Semarang untuk memantau upaya peningkatan inklusi finansial masyarakat melalui sinergi BRI, Pegadaian, dan PNM dalam Holding Ultra Mikro. Holding Ultra Mikro berupaya mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan untuk peningkatan UMKM di Tanah Air. Untuk informasi lebih lengkap, ikuti beritanya di https://sinergiultramikro.detik.com/.



Simak Video "Agen Brilink ini Mirip Banget dengan Kantor Bank Beneran!"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads