Mantan PNS Banting Setir Jadi Petani Jamur, Sekarang Omzetnya Rp 1 M

Saatnya Jadi Bos

Mantan PNS Banting Setir Jadi Petani Jamur, Sekarang Omzetnya Rp 1 M

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 19 Nov 2021 09:43 WIB
Halwafarm Sinergi Indonesia jamur halwa
Foto: Dok. Halwafarm Sinergi Indonesia

Jadi, mulai di akhir 2019 itu Jamur Halwa mulai mengembangkan produk jadi, mulai dari jamur krispi, nugget jamur, sate jamur, tepung jamur, hingga penyedap rasa pengganti micin.

"Kalau produk pasca panen itu sudah ada di online dan beberapa toko. Cuma memang kita sedang urus izin edar BPOM yang memang lumayan lama jadinya. Kalau mau kerjasama dengan distributor itu requirement harus BPOM," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena melihat potensi dari pertanian jamur ini menjanjikan, tahun 2020 Helmi memutuskan untuk resign dari sebelumnya ASN di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Helmi memiliki fokus dalam bisnisnya.

"Kalau saya nggak resign ini nggak sekencang sekarang. Selain terbagi dua, kalau masih jadi ASN saya masih ada opsi. Artinya mindset saya gagal saya masih aman. Kalau sekarang kan pikiran akhirnya gimana caranya selain berhasil," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Saat ini, omzet dari Jamur Halwa ini sudah mencapai Rp 1 miliar per bulannya. Distribusi jamurnya pun sudah ke seluruh Indonesia.Helmi pun bercita-cita ingin bisa ekspor ke luar negeri. Namun, bukan dalam bentuk jamur fresh melainkan bahan olahan jamur seperti tepung.

"Memang sudah ada target, karena ada permintaan dari Kanada dan Australia untuk tepung jamur. Tetapi kapasitasnya minimal 10 ton sedangkan kemampuan kita belum mencapai itu," jelasnya.

Selain itu, Helmi juga ingin budidaya jamur ini go digital. Jadi dalam penghitungan kelembaban jamur, jumlah panen, bisa dilihat hanya di handphone saja. Dengan begitu pengembangan budidaya Jamur Halwa bisa hingga keluar kota.

Melihat perkembangan bisnis jamurnya kini, Helmi mengaku tidak bersekolah atau lulusan dari pertanian. Ia mengatakan lulusan dari sarjana hukum dan magister hukum. Tetapi dia menyebut sudah memiliki ketertarikan di dunia pertanian sejak kecil.

"Kenapa saya nggak ambil pertanian, kalau passion belajarnya lebih gampang dibandingkan terpaksa. Saya mau akhirnya masuk hukum dulu, karena kalau kita cuma jadi petani cuma punya single ilmu. Ketika ada masalah kita cuma tau dari sisi agronya saja aja. Kalau usaha secara hukumnya saya paham," imbuhnya.



Simak Video "Memiliki Paras Cantik, Wanita ini Berkeliling Kantor Menjajakan Aksesoris, Jakarta"
[Gambas:Video 20detik]

(ang/ang)

Hide Ads