Top! Wanita Ini Raup Cuan Jualan Baso Aci hingga Kue Lebaran di Jepang

Top! Wanita Ini Raup Cuan Jualan Baso Aci hingga Kue Lebaran di Jepang

Siti Fatimah - detikFinance
Jumat, 26 Nov 2021 13:45 WIB
Peluang usaha
Foto: Dok Istimewa
Jakarta -

Sambil menyelam minum air, peribahasa itulah yang cocok untuk menggambarkan sosok wanita berusia 24 tahun asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Karena dia bisa bekerja sambil usaha.

Dengan memanfaatkan kesempatan bekerja di sebuah home industry di Jepang, Arsita Nuari juga sambil berjualan makanan rumahan, bumbu dapur hingga jasa titip barang asal Indonesia. Rata-rata dari penjualannya itu dapat menambah penghasilan bersih sampai Rp 3 juta atau lebih setelah dikurangi dengan biaya administrasi dan ongkos kirim.

Awalnya, keinginan untuk berjualan di Jepang sudah ada sejak ia tiba di sana. Setidaknya tahun ini merupakan tahun ketiga ia tinggal di Jepang. Kemudian diperpanjang satu tahun karena pemerintah Jepang menetapkan kebijakan penambahan visa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makanan Indonesia yang ia jual mulai dari makanan ringan seperti kerupuk seblak, keripik pedas, bakso goreng hingga masakan seperti rendang, sop iga, dan kentang mustofa. Beberapa cemilan dan bumbu dapur ia datangkan langsung dari Indonesia melalui layanan pengiriman pesan antar barang.

Selain itu, dia juga menjual berbagai macam ikan asin yang diawetkan, abon sapi, bakso aci, berbagai macam kue khas lebaran (nastar keju, nastar jagung, kue salju) dan lain-lain. Segala jenis makanan itu ia jual berkisar antara 150 yen sampai 2000 yen atau sekitar Rp 12.000 sampai Rp 250 ribu.

ADVERTISEMENT

"Sebenernya udah lama pengen jualan dari pertama dateng sekitar 5 bulan kerja di Jepang. Rasanya pengen jualan tapi karna masih awam jadi belum tahu cara kirimnya selain lewat pos dan dulu kebetulan aku ngerasa kalo sekilo 300 itu kerasa berat," kata Arsita kepada detikcom, ditulis Jumat (29/11/2021).

Kemudian pada tahun keduanya di Jepang, Arsita mulai bergabung dengan komunitas online shop di Jepang. Dia mendapatkan banyak relasi dan pengetahuan untuk memulai niat berdagangnya itu.

"Ke sini-sini jadi tau caranya ngirim lewat pos dalam porsi yang besar. Karena kan waktu dulu kehambat sama kerjaan di shift 3 gitu jadi nggak bisa ngurusin ini-itu. Sedangkan sekarang kerjanya udah mulai normal lagi," ujarnya.

Perlahan-lahan, dia mulai mendapatkan pesanan. Pemesan datang dari berbagai kota di Jepang seperti daerah Ibaraki, Hiroshima hingga Nara Aichi. Dia pun mulai kerap memesan bahan makanan dari Indonesia, itu pun tidak dilakukan dalam jumlah besar, karena dia sadar barang yang ia pesan dari Indonesia harus yang sekiranya cepat habis terjual.

Lanjutkan membaca -->

Kemudian, dagangannya pun mendapatkan respons baik dari pembeli. Beberapa konsumennya berasal dari orang Indonesia yang bekerja di Jepang, warga Jepangnya sendiri bahkan ada konsumen yang bertanah air Brazil, Peru, dan China.

"Ya alhamdulillah ada beberapa yg jadi pelanggan tetap. Yang paling aku excited banget itu karena ternyata ada orang Peru sama Brazil yang suka banget sama kurma sampai dia tuh mau pesen kurma. Tapi kalau kurma aku nggak ambil dari Indonesia tapi dari orang Jepang yang ngambil langsung dari Qatar," jelasnya.

Dia menyadari untuk menjual makanan Indonesia di Jepang tidak mudah terutama khususnya mengenai sistem impor-ekspor. Selama ini, dia menggunakan kargo air dan udara. Jika bahan makanan yang dia ambil dari Indonesia cepat basi maka lewat kargo udara.

"Menurut aku lebih mudah pake jasa pengiriman karena aku juga ngurus perizinan. Cuma aku dikasih tahu apa aja yang boleh dan nggak boleh di ekspor. Sejauh ini, aku pernah ngelanggar karena ngirim daging kaya sosis itu nggak boleh. Tapi kalo misalnya asin (ikan) kebetulan aku pake vakum jadi dikeringin dulu, alhamdulillah untuk perizinan ikan masih (aman)," katanya.

Selama pandemi COVID-19, usahanya pun terkena dampak. Apalagi, Jepang menerapkan kebijakan yang ketat untuk layanan jasa antar barang dari berbagai negara.

"Sebenernya 4 bulan ini baru bisa on jualan lagi karena proses pengiriman barang dari Indonesia kemarin sempat vakum, untung gak lama dan agak diperketat lagi kan prosesnya," ungkapnya.

Dia berharap ke depannya dapat mengembangkan bisnisnya tersebut. Ketika pulang ke Indonesia pun, dia berharap tetap dapat mengirimkan makanan Indonesia ke sana.

"Kalau enggak di sini (Jepang), di Indonesia mudah-mudahan aku bisa tetep komunikasi dan jualan untuk ke Jepang. Ngasih supply makanan atau dagangan ke Jepang," pungkasnya.



Simak Video "Video: Sederet Fitur iPhone, Mac, iPad Penunjang Produktivitas UKM"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads