Gurihnya Bisnis Camilan, Modal Ratusan Ribu Bisa Raup Ratusan Juta

Gurihnya Bisnis Camilan, Modal Ratusan Ribu Bisa Raup Ratusan Juta

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 11 Des 2021 10:13 WIB
Peluang usaha bisnis camilan
Foto: Dokumen Pribadi Aldy Nugroho
Jakarta -

Peluang usaha bisa muncul dari mana saja, bahkan dari hal kecil macam cemilan. Bila pandai melihat peluang, keuntungan besar bisa diraup dari bisnis cemilan.

Seperti halnya Aldy Nugroho, pria asal Bogor ini berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah dari bisnis camilan. Usahanya bernama Mac Max Crunchy dengan produk cemilan berupa makaroni renyah dengan berbagai rasa.

Aldy mengaku saat ini dia dapat meraup omzet sampai Rp 150 juta per bulan dari usahanya yang telah dibesut sejak tahun 2018 ini. Dia mengatakan di awal membesut usahanya ini, Aldy bisa mendapatkan ratusan ribu hingga jutaan per bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang 2021 ini udah bisa sampai Rp 150 jutaan per bulan. Dari ratusan ribu sampai sekarang ratusan juta," kata Aldy kepada detikcom.

Meski begitu, kisah Aldy cukup panjang dari awal usahanya dibesut hingga bisa bertahan sampai sekarang. Aldy bercerita usahanya ini dibentuk sejak dirinya masih berseragam putih abu-abu alias masih SMA.

ADVERTISEMENT

Aldy mengaku dirinya memang memiliki hobi memasak, suatu hari dia iseng membuat sebuah cemilan dan dibawa ke sekolah untuk dinikmati bersama kawannya. Dari keisengannya itu, justru membuka perjalanan bisnis Aldy.

"Awalnya kan memang saya ini suka cemilan makaroni sama teman-teman di kelas, dasarnya suka masak juga, suatu hari iseng bikin makaroni dibawa ke sekolah eh pada suka. Habis itu mulai banyak yang nyaranin jual aja," ungkap Aldy.

Dia bercerita pertama kali membuat makaroni untuk dijual cuma bermodalkan Rp 125 ribu saja untuk membeli bahan dan kemasan seadanya. Dari situ uang keuntungannya terus diputar Aldy untuk mengembangkan usahanya.

"Saya mulai Rp 125 ribu, beli bahan dua kiloan. Diputar aja duitnya terus-terusan sampai lulus sekolah. Alhamdulillah lulus sekolah dapat tambahan modal dari nenek Rp 5 juta, saya tambah ke produksi dan ajak orang sekitar rumah juga untuk kerja," cerita Aldy.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Mendapatkan feedback yang baik dari kawan-kawannya dia pun memulai usahanya dengan menjual makaroninya di sekolah. Berawal dari menjual ke teman kelas, kemudian meluas pasarnya ke satu sekolah. Tak main-main, usaha ini pun terus ditekuni Aldy sejak masih di bangku sekolah. Bahkan dia pernah nekat pulang sekolah mengurus sertifikat produk ke Dinas Kesehatan sendiri.

"Saya mau UN aja, malamnya masih selesain orderan buat besoknya. Emang udah fokus banget karena mikir ini kalau berhenti lagi laku begini, order banyak banget, bakal jadi sayang banget gitu," ungkap Aldy.

Lulus sekolah SMA, Aldy memilih untuk fokus mengembangkan usahanya ini. Dia meninggalkan pilihan untuk melanjutkan kuliah demi usaha yang dibesutnya sampai sekarang sudah berjalan hampir 4 tahun.

"Momennya tuh pas saya mau tes SBMPTN, tes masuk kampus, harinya sama dengan tanggal untuk survei sertifikat PIRT. Di situ saya pilih urus sertifikat, dan teruskan usaha saya," kisah Aldy.

Usahanya pun tak selalu mulus jalannya. Di awal pandemi, usahanya berada di titik terendah, penjualan nol, pemasukan nol, bahkan beberapa pekerja yang dia rekrut di lingkungan rumahnya pun harus berhenti dipekerjakan.

Usahanya ini bahkan sempat putar haluan untuk membuat kue kering memanfaatkan momen lebaran. Namun itu tak bertahan lama, setelah lebaran Aldy bilang usahanya sempat vakum selama beberapa bulan karena tidak ada penjualan.

Aldy sejak lama mempercayakan chanel penjualannya melalui reseller dan juga melalui e-commerce. Namun sialnya, di masa awal pandemi para reseller ini enggan menjajakan produknya karena kondisi pasar yang buruk. Permintaan di chanel online pun seret. Jadi lah usaha Aldy mentok dan berhenti sejenak.

"Ya di situ saya mikir keras, sendiri, cari strategi mau gimana biar ini bisa jalan lagi. Diuji banget waktu itu. Dua tiga bulanan kayaknya usaha berhenti, penjualan nol, pemasukan nol, yang kerja juga saya berhentiin," kata Aldy.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Dari perenungan itu Aldy akhirnya menemukan jalan keluar. Hal itu adalah mengubah chanel penjualan. Dia menemukan metode pemasaran lewat distributor, yakin cara ini ampuh Aldy langsung menjalin kerja sama pemasaran. Produk Aldy dipasok ke berbagai minimarket di belasan kota yang ada di Indonesia.

Hasilnya pun lumayan. Permintaan tetap, pemasukan juga kembali pulih. Aldy cuma fokus untuk bagian produksi, soal pasar sudah ada yang mengurus. Roda usahanya kini kembali bergerak.

"Di tahun 2021 ini nih saya temukan metode pakai distributor itu. Barang tinggal disiapin, mereka yang bagian pasarin. Sekarang saya tinggal siap-siap set target ke depan, dan coba bikin proposal buat investor," kata Aldy.

Aldy sempat membagikan tipsnya untuk membesut usaha makanan ringan. Dia mengatakan makanan ringan menjadi bisnis yang mudah untuk dibuat, pasalnya modalnya minim. Belum lagi bisnis ini menurutnya memiliki pasar yang besar, peminatnya pasti ada. Jadi jangan ragu produk tidak akan laku.

"Bisnis ini modalnya Rp 100-200 ribu juga bisa. Uang tinggal diputar-putar aja. Konsumennya juga pasti ada kalau bisnis makanan, makanya paling menjanjikan sebenarnya," ujar Aldy.

Yang terpenting adalah penentuan produk dan proses produksinya, menurut Aldy kalau bisa mulai lah dengan makanan yang disukai. Bagus lagi, apabila sudah bisa membuat makanan tersebut. Dia juga mengatakan jangan malas untuk melakukan percobaan agar mendapatkan racikan yang pas.

"Produk itu kalau yang kita suka kan kita tahu biar enak diapain, tinggal dicari aja caranya. Terus coba survey dulu, bikin sedikit minta orang dekat cobain, kalau ada kurang diperbaiki. Kalau sudah yakin, baru dipasarkan, ke orang terdekat, lewat online juga bisa," ungkap Aldy.

Halaman 2 dari 3
(hal/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads