Awalnya Cuma Iseng! Pak Guru Raup Ratusan Juta dari Jualan Jus Kurma

Saatnya Jadi Bos

Awalnya Cuma Iseng! Pak Guru Raup Ratusan Juta dari Jualan Jus Kurma

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 08 Feb 2022 07:30 WIB
Awalnya Cuma Iseng! Pak Guru Raup Ratusan Juta dari Jus Kurma
Foto: Dok. Pribadi
Jakarta -

Asep Djamil, guru SMA swasta di Karawang, Jawa Barat mulanya hanya ingin mencari pekerjaan sampingan untuk mendapat penghasilan tambahan. Siapa sangka, pekerjaan sampingan itu justru berkembang dan menghasilkan omzet hingga ratusan juta per bulan.

Pekerjaan sampingan itu adalah menjual jus kurma dengan nama Nabeezku. Bisnis ini lahir di tahun 2019.

Asep bercerita, mulanya mencari ide bisnis melalui YouTube. Dari situ, kemudian ketemu ide bisnis susu kurma.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perkembangannya, permintaan akan susu kurma kurang bagus. Asep pun pindah haluan dan mengubah usahanya menjadi jus kurma.

"Produk kita memang untuk saat ini pure produk-produk yang tanpa tambahan susu," katanya kepada detikcom, ditulis Senin (7/2/2022).

ADVERTISEMENT
Awalnya Cuma Iseng! Pak Guru Raup Ratusan Juta dari Jus KurmaAwalnya Cuma Iseng! Pak Guru Raup Ratusan Juta dari Jus Kurma Foto: Dok. Pribadi

Asep mengatakan, modal untuk jualan jus kurma ini pun hanya sekitar Rp 200.000 untuk membeli botol dan kurma. Sementara, untuk peralatan ia memakai peralatan yang sudah ada di rumah.

"Kurang lebih Rp 200 ribu kita bisa lah mengeksekusi usaha sampingan ini," katanya.

Bagaimana kisah di awal produksi? Cek halaman berikutnya.

Tonton juga Video: Pedagang Mulai Jualan di Teras Malioboro, Sehari Dapat RP 500 Ribu-RP 1 Juta

[Gambas:Video 20detik]



Awal-awal, Asep memproduksi 50 botol jus kurma. Produk itu ia habiskan atau ia jual selama satu minggu.

Seiring berjalannya waktu, ia pun membuka reseller. Reseller yang bergabung mulanya hanya empat orang. Adanya reseller ini membuat penjualan terus meningkat, dari mulanya 50 botol seminggu menjadi 50 botol sehari.

"Karena sudah punya reseller, marketingnya kita jadi terbantu dari mulut ke mulut. Akhirnya tembuslah sehari sampai 300 botol," katanya.

Singkat cerita, bisnis Asep terus berkembang hingga mempekerjakan 21 karyawan untuk membantu produksi. Pekerjaannya sebagai guru pun juga ia lepas agar fokus mengurus usaha.

Asep menuturkan, produknya ia jual dengan harga Rp 7.000 per botol. Kemudian, untuk varian kopi dan green tea seharga Rp 10.000.

Saat ini, ia bisa melepas kurang lebih 35 ribu botol per bulan. Adapun omzetnya mencapai Rp 200 juta sebulan.

"Penjualan sebulan kurang lebih 35 ribu botol per bulan, omzet Rp 200 juta," katanya.


Hide Ads