Kisah Anak Bungsu Garap Bisnis Katering Warisan Ortu, Raup Omzet Puluhan Juta

Kisah Anak Bungsu Garap Bisnis Katering Warisan Ortu, Raup Omzet Puluhan Juta

Aulia Damayanti - detikFinance
Minggu, 01 Mei 2022 04:30 WIB
Kisah anak bungsu garap bisnis katering warisan orang tua
Foto: Dok. Katering Susi
Jakarta -

Orang tua yang memiliki bisnis biasanya ingin mewarisi ke anak-anaknya. Salah satu contohnya bisnis katering yang dimiliki Susi asal Kubang, Cimacan, Jawa Barat.

Bisnis katering itu sebelumnya milik ibundanya yang telah meninggal dunia. Kemudian, dengan amanah ibunya usaha tersebut memang diminta diteruskan oleh Susi.

"Ibu saya sudah almarhum 5 tahun belakang nah sebelum meninggal usahanya catering dan jasa catering kaya menerima pesanan nasi box dan prasmanan," ungkapnya kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika ibu saya sakit, dia minta barang-barang (katering) dibawa ke rumah saya jangan dikasih ke kakak-kakak, kalau saya kan paling bungsu, kalau kakak-kakak mau pakai bisa bareng-bareng katanya," jelasnya.

Susi bercerita, sebelum meneruskan bisnis katering ibunya, ia membangun warung nasi di sekitar tempat tinggalnya. Kemudian, berjalannya waktu banyak yang berminat agar Susi menerima pesanan nasi box hingga makanan prasmanan.

ADVERTISEMENT

"Awal-awal saya belum pede ini gimana, ibu saya sempat sehat lagi. Buka warung nasi kata ibu saya 'sok sama mama, sama teteh-teteh dibantu. Jadi awalnya buka warung nasi dulu (2017) Ibu saya meninggal 5 tahun lalu, karena orang tahunya ibu saya, jadi orang-orang tanya bisa buka katering ga, nasi kotak. Pesanan pertama ya alhamdulillah," katanya kepada detikcom.

Setelah dari situlah, katering yang dulunya milik ibunya berjalan lagi di tangan Susi. Tentunya bisnis katering juga mendapatkan resep turunan dari orang tua Susi.

Saat kateringnya telah berjalan, warung nasi yang sebelumnya dibuat telah tutup. Katering yang dibangun Susi adalah masakan Sunda atau menuinya juga bisa sesuai permintaan dari konsumen.

Susi mengatakan modal awal ketika membangun usahanya ini Rp 300.000 untuk masakan dan sekitar Rp 1 juta untuk menambah perabotan.

Saat ini, dengan awalnya modal tidak begitu besar usaha katering Susi telah berkembang. Susi mengatakan saat ini sudah mampu menerima pesanan satu box nasi hingga 600 box. Untuk prasmanan, ia dan timnya bisa membuat makanan untuk porsi 1.200 orang.

"Sekarang alhamdulillah ada yang mulai panggil-panggil, tetangga untuk tahlil, syukuran, ulang tahun, dan udah prasmanan nikahan juga sudah dipercaya. Sudah bisa 600 box. Kalau hajatan lebih dari 1.200 porsi," tuturnya.

Tentang omzet hingga cara pemasaran di halaman berikutnya. Langsung klik

Kini, omzet yang didapat Susi bisa mencapai Rp 25 juta per bulannya. "Itu Rp 25 juta selama Ramadan ini aja berkah. Ya walaupun namanya jualan kadang sepi kadang ramai," lanjutnya.

Susi juga mengaku, selama 2 tahun belakangan pandemi COVID-19, bisnisnya tidak terdampak. Dia mengatakan lebih banyak pesanan seperti nasi box untuk ke rumah sakit hingga posko vaksin dan Swab.

"Malah alhamdulillah kondisi pandemi, banyak yang pesan snack box, nasi box di posko-posko vaksin gitu," ujarnya.

Dengan pendapatan yang cukup besar itu, Susi mengaku telah menggunakannya untuk keperluan rumah dan bisnisnya. Dia mengatakan telah membeli sejumlah barang baru untuk melengkapi usahanya itu.

"Alhamdulillah perabotan sudah banyak, saya sudah beli meja prasmanan, punya termos yang jumbo, presto sudah nambah-nambah. Kan peralatan banyak yang barang pecah, atau ilang udah beli juga. Barang-barang kompor perlengkapan sudah nambah-nambah," jelasnya.

Susi juga bercerita, dalam mengembangkan bisnisnya dia terbantu dengan WhatsApp Business. Menurutnya ketika sudah menggunakan WhatsApp Business, kerabatnya jadi banyak tahu kalau dia buka usaha katering.

"Jadi ketika pakai WhatsApp Business itu orang yang udah lama nggak berhubungan, tiba-tiba nanti ngehubungin nanya sekarang jualan ya, gitu," ujarnya.

Tidak hanya itu, dengan WhatsApp Business, menu makanan yang dijual oleh Susi juga langsung tertera. Jadi, Susi tidak perlu repot-repot lagi menulis manual menu makanan yang dibuatnya.


Hide Ads