Cara Mengukur Kinerja Karyawan Biar Produktivitas Meningkat

Cara Mengukur Kinerja Karyawan Biar Produktivitas Meningkat

Aditya Mardiastuti - detikFinance
Jumat, 16 Sep 2022 14:38 WIB
Ilustrasi mengukur kinerja karyawan di perusahaan.
Foto: Shridhar Gupta/Unsplash
Jakarta -

Menjelang akhir tahun para karyawan biasanya akan menjalani evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja ini digunakan sebagai salah satu komponen untuk menilai efektivitas operasional perusahaan.

Penilaian kinerja ini biasanya dilakukan untuk melihat sejauh mana karyawan bekerja dalam memenuhi standar perusahaan. Apalagi perusahaan biasanya memiliki target tertentu yang harus dicapai setiap tahunnya.

Karyawan pun dituntut untuk meningkatkan produktivitasnya demi mencapai target tersebut. Selain itu, evaluasi kinerja karyawan ini dibutuhkan sebagai penilaian apakah karyawan tersebut layak mendapatkan promosi dan tambahan tunjangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas bagaimana cara mengukur kinerja karyawan? Simak penjelasannya di bawah ini ya!

Indikator dalam Menentukan Kinerja Karyawan

Mengutip Elorus, cara mengukur kinerja karyawan bisa dilakukan dengan menyusun Key Performance Indicator (KPI). KPI ini berisi indikator-indikator untuk menilai kinerja karyawan.

ADVERTISEMENT

Berikut fokus yang bisa menjadi indikator penilaian:

1. Kuantitas

Hal ini bisa berarti penjualan, jumlah produk yang diproduksi, jumlah faktur yang diproses. Kuantitas di sini menyangkut hampir semua hal yang dapat diukur dan disajikan dalam laporan.

2. Kualitas

Jumlah produk yang cacat, kesalahan kinerja, umpan balik pelanggan, dan lain-lain. Cara untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan bisa dilakukan dengan mengirimkan survei kepuasan pelanggan atau menempatkan widget peringkat percakapan di layanan pelanggan atau alat manajemen penjualan perusahaan.

Umpan balik pelanggan ini menunjukkan keterampilan dan efektivitas komunikasi karyawan.

3. Kecepatan

Waktu penyelesaian proyek dibandingkan dengan perkiraan waktu pengiriman, waktu penyelesaian tugas sehari-hari, unit yang diproduksi per hari, dan lain-lain.

KPI ini sangat ideal untuk melihat efisiensi proyek dengan cara yang lebih praktis daripada finansial.

4. Biaya

Biaya penggajian per karyawan dibandingkan dengan pendapatan tahunan atau per proyek. Misalnya saja dengan menghitung tarif lembur sebagai indikator keterlibatan karyawan atau sebagai indikator kesejahteraan karyawan.

Tarif lembur = Jumlah jam lembur/jumlah karyawan. Jika tingkat ini tinggi, berarti perusahaan mungkin perlu merekrut lebih banyak personel, karena beban kerja mungkin membuat karyawan lelah.

Menggunakan kombinasi dari indikator kinerja utama tersebut untuk mengevaluasi karyawan akan memberikan informasi yang lebih komprehensif.

Cara Mengukur Kinerja Karyawan

1. Metode Penilaian Tradisional

Mengutip Zimyo, metode penilaian tradisional fokus pada kemampuan karyawan untuk mengambil inisiatif, memanfaatkan sumber daya, dan melakukan tugas dengan inovasi serta kreativitas. Selain itu karyawan dievaluasi berdasarkan kualitas kepemimpinan, keterampilan interpersonal, kecerdasan, dan integritas mereka.

Metode penilaian tradisional terdiri dari:

a. Metode Skala Penilaian (Rating Scale Method)

Metode skala penilaian ini merupakan salah satu metode tradisional yang populer untuk mengukur kinerja karyawan. Metode ini melibatkan penggunaan skala penilaian berkisar dari 1 hingga 10.

Dalam metode penilaian kinerja ini, kinerja karyawan diukur terhadap beberapa faktor seperti sikap, ketepatan waktu, efisiensi, dan keterampilan interpersonal mereka. Skala penilaian ini merupakan metode penilaian yang efektif untuk menilai sifat dan perilaku unik karyawan perusahaan.

b. Metode Checklist

Metode evaluasi kinerja berupa checklist ini merupakan salah satu model penilaian tradisional yang paling mudah. HRD menyiapkan daftar sifat-sifat karyawan dalam bentuk pernyataan yang akan diisi oleh manajer.

Manajer kemudian harus menjawabnya hanya dalam bentuk 'Ya' dan 'Tidak' sesuai dengan hasil evaluasi mereka terhadap bawahannya.

c. Metode Forced Distribution

Strategi ini banyak digunakan perusahaan besar. Kinerja karyawan bervariasi dalam suatu organisasi, sehingga ada beberapa individu yang dinilai lebih produktif daripada yang lain.

Dengan strategi ini manajemen mendistribusikan karyawan berdasarkan kinerja mereka dalam skala kurva normal dari rendah ke tinggi. Metode ini berguna untuk menciptakan pemisahan yang jelas antara kinerja setiap karyawan dalam organisasi.

Keunggulan metode ini menyoroti karyawan yang berpotensi menjadi calon pemimpin. Namun kekurangannya tidak bekerja dengan baik bagi karyawan yang berkinerja tinggi tapi introvert dan mendorong diskriminasi di antara karyawan.

Mengutip Dini Amalia dalam Modul Pengukuran Kinerja Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAI, pihak-pihak yang melakukan penilaian kinerja yaitu: penilaian atasan, diri sendiri, rekan atau anggota tim, penilaian ke atas/ke bawah, dan penilaian pelanggan.

d. Metode Critical Incident

Metode ini menggunakan tinjauan kinerja yang memeriksa perilaku karyawan dalam keadaan tertentu, misalnya kekurangan yang perlu ditingkatkan maupun kelebihan. Teknik ini melibatkan mengamati perilaku yang kritis, kemampuan, dan situasi di tempat kerja.

e. Metode Esai

Manajemen menggunakan strategi ini untuk menghasilkan gambaran tentang perilaku dan kinerja karyawan. Dengan metode esai, deskripsi tinjauan berisi semua informasi seperti pola pikir karyawan, pengetahuan pekerjaan, kinerja saat ini, dan potensi pertumbuhan.

f. Metode Paired Comparison

Dengan metode ini masing-masing karyawan dibandingkan dengan yang lain secara satu per satu, berpasangan, berdasarkan kualitas/atribut tertentu misalnya kreativitas. Metode ini berguna untuk perusahaan yang memiliki jumlah karyawan dan dana yang terbatas.

2. Metode Management by Objectives

Mengutip Dini Amalia dalam Modul Pengukuran Kinerja Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAI, model management by objectives (MBO) sudah dipakai sejak awal abad ke-17 dan dikemas dalam bentuk teori oleh Peter Drucker pada 1954. Model ini pada prinsipnya mengukur pencapaian objektif karyawan.

The Hartford menyebut metode ini juga dikenal sebagai manajemen berdasarkan hasil. Ini adalah proses antara karyawan dan manajer membentuk tujuan bersama, bagaimana menyelaraskan diri dengan tujuan perusahaan, dan bagaimana kinerja akan diukur dan dievaluasi.

Metode ini memberi karyawan pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan perusahaan dan memungkinkan karyawan berpartisipasi dalam proses yang dapat mendorong komunikasi yang lebih baik dan meningkatkan motivasi.

3. Metode 360-degree Feedback

Mengutip Indeed, metode tinjauan kinerja 360 ini adalah metode untuk mengukur kinerja karyawan menggunakan umpan balik dari sekitar 6-12 orang, termasuk evaluasi diri karyawan. Evaluasi ini untuk memberikan pandangan komprehensif tentang efisiensi, produktivitas, kontribusi, dan perilaku kerja karyawan.

Peserta dalam kelompok ini yaitu HRD, manajer atau atasan langsung karyawan, rekan kerja setim, hingga pelanggan. Keunggulan dari metode ini memungkinkan karyawan untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan mereka dari sudut pandang orang yang berinteraksi dengan mereka secara teratur.

Nah itulah contoh-contoh metode untuk mengukur kinerja karyawan supaya produktivitas meningkat. Semoga bermanfaat detikers!




(ams/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads