Setiap usaha akan selalu memiliki risiko atau kemungkinan buruk tertentu yang disebut sebagai risiko usaha. Hal ini disebabkan oleh dunia usaha atau bisnis yang begitu dinamis dan dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari lingkungan, pelanggan, pemasok, dan masih banyak lagi. Ingin mengetahui apa saja jenis-jenis risiko usaha dan cara mengatasinya? Simak artikel berikut ini!
Apa itu Risiko Usaha?
Mengutip situs lembaga edukasi Corporate Finance Institute (CFI) Education, risiko bisnis adalah komponen dari risiko total. Risiko bisnis mewakili gagasan bahwa perusahaan mungkin mengalami peristiwa atau keadaan yang menciptakan ancaman terhadap kemampuannya untuk terus beroperasi.
Tim manajemen perusahaan secara rutin ditugaskan untuk membuat keputusan tentang cara menumbuhkan dan mengoperasikan bisnis. Namun, setiap keputusan tentang penawaran produk baru, target pasar baru, atau potensi merger berpotensi gagal dan membahayakan kemampuan perusahaan untuk beroperasi.
Jenis Kerugian yang Ada di Risiko Usaha
Dalam sebuah risiko usaha, jenis kerugiannya dibedakan menjadi dua, yaitu (business.qld.gov.au):
Risiko Langsung
Risiko langsung berarti suatu risiko memengaruhi perusahaan secara langsung. Beberapa kategori risiko yang umum adalah:
1. Bencana alam, seperti banjir, badai, kebakaran hutan dan kekeringan.
2. Pandemi, seperti virus corona (COVID-19), influenza manusia, flu babi atau flu burung.
3. Hukum, misalnya masalah asuransi, penyelesaian sengketa, pelanggaran kontrak, ketidakpatuhan terhadap peraturan, dan kewajiban.
4. Peristiwa global, misalnya pandemi, ketidakstabilan politik, dan gangguan terhadap lalu lintas udara.
5. Teknologi, seperti kegagalan jaringan komputer dan penggunaan peralatan yang sudah ketinggalan zaman.
6. Perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah, seperti pembatasan air, pembatasan karantina, dan pembatasan emisi karbon dan pajak.
7. Lingkungan, seperti perubahan iklim, tumpahan bahan kimia, dan polusi.
8. Kesehatan dan keselamatan kerja, seperti cedera atau penyakit serius, insiden berbahaya, kecelakaan yang disebabkan oleh bahan, peralatan, atau lokasi pekerjaan.
9. Properti dan peralatan, seperti kerusakan akibat bencana alam, pipa air yang pecah, perampokan, dan vandalisme.
10. Keamanan, seperti pencurian, penipuan, kehilangan kekayaan intelektual, terorisme, pemerasan, serta keamanan dan penipuan dunia maya.
11. Ekonomi dan keuangan, seperti peristiwa keuangan global, kenaikan suku bunga, kekurangan arus kas, pelanggan yang tidak membayar, pertumbuhan yang cepat dan kenaikan biaya.
12. Kepegawaian, seperti masalah hubungan industrial, kesalahan manusia, manajemen konflik, kehilangan staf kunci, dan kesulitan mengisi lowongan kerja.
13. Pemasok, seperti masalah dalam bisnis atau industri yang mengakibatkan kegagalan atau gangguan pada rantai pasokan produk atau bahan baku.
14. Pasar, seperti perubahan preferensi konsumen dan meningkatnya persaingan.
15. Utilitas dan layanan, seperti kegagalan atau gangguan pada pengiriman listrik, air, transportasi, dan telekomunikasi.
Risiko Tak Langsung
Bila sebelumnya adalah risiko langsung, berikut adalah risiko tak langsung, yang berarti hal-hal yang mungkin tidak memengaruhi bisnis secara langsung, tetapi tetap berpengaruh pada kelancaran bisnis. Berikut adalah sejumlah skenario yang berdampak pada bisnis:
1. Jika pemasok terpengaruh, perusahaan mungkin kehabisan produk yang dijual atau bahan yang dibutuhkan untuk membuat produk.
2. Jika pelanggan secara pribadi terpengaruh, prioritas mereka mungkin berubah dan perusahaan akan mengalami penurunan permintaan untuk produk atau layanannya.
3. Jika lokasi umum terpengaruh, perusahaan dan pelanggan mungkin tidak dapat mengakses tempat penjualan atau utilitas terpengaruh. Sebagai contoh, perusahaan yang kehilangan daya dapat berarti:
- Tidak dapat mengoperasikan bisnis.
- Perlu membuang barang yang mudah rusak dan menggantinya yang berpotensi mahal.
Macam-macam Risiko usaha
Ada setidaknya 6 macam risiko usaha yang dapat ditemui, yaitu:
1. Risiko Perusahaan
Dikutip dari situs ekonomi.bunghatta.ac.id, risiko perusahaan adalah risiko yang terjadi dan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan hingga saham-saham yang ada di perusahaan.
2. Risiko Keuangan
Menurut Sajjad, Kalista, Zidan, dan Christian dalam Jurnal Akuntansi Universitas Jember, risiko keuangan (leverage) adalah risiko yang memengaruhi pendapatan usaha. Risiko ini berkaitan dengan permodalan, pendapatan, dan kerugian suatu usaha. Biasanya, kurangnya modal untuk pengembangan usaha dapat menghambat laju pertumbuhan dan perkembangan UMKM.
3. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang timbul akibat penyimpangan hasil prediksi (bunghatta.ac.id). Risiko ini dapat terjadi karena kurangnya kesempurnaan dalam penerapan keputusan, sumber daya manusia, teknologi, hingga perubahan sistem inovasi dan mutu.
4. Risiko Produk
Macam risiko berikutnya adalah risiko produk. Risiko ini menyatu dengan risiko operasional, tetapi letak perbedaannya ada pada output produk atau barang jadi yang telah dihasilkan perusahaan. Dalam sebuah bisnis dari sektor manapun, risiko produk yang merugikan perusahaan hingga ke reputasinya perlu diantisipasi dan dievaluasi kembali untuk meminimalisasi dampaknya.
5. Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang bergantung besar pada kegiatan usaha seperti arus penyerahan barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Umumnya, risiko pasar bergantung pada lingkungan di mana suatu perusahaan beroperasi, apakah banyak pesaing atau harga bahan bakunya hingga bagaimana promosinya melalui media sosial.
6. Risiko Permodalan
Risiko permodalan adalah risiko yang timbul akibat kerugian penjualan likuiditas dan keuangan. Risiko ini dapat membuat modal usaha mengalami penurunan secara signifikan.
Cara Mengantisipasi Risiko Usaha
Setelah mengetahui berbagai jenis dan macam risiko usaha, perusahaan memerlukan solusi atau antisipasi dalam menghadapi beragam risiko tersebut. Berikut adalah berbagai cara dalam mengantisipasi risiko usaha menurut Rifka R.N. dalam buku Step by Step Lancar Membuat SOP:
1. Identifikasi Risiko
Langkah pertama dalam mengantisipasi risiko usaha adalah mengidentifikasi setiap jenis risiko yang kemungkinan besar akan muncul dan dihadapi perusahaan. Mengidentifikasi risiko dapat dilakukan dengan membuat catatan yang dimasukkan ke dalam daftar setiap risiko yang dapat terjadi pada perusahaan.
2. Peringkat Berdasar Kerugian
Setelah memiliki daftar risiko usaha, perusahaan dapat membuat pengurutan dari dampak terburuk hingga paling ringan.
3. Kontrol Risiko
Untuk menyikapi risiko yang terjadi, perusahaan akan memerlukan empat bentuk sikap yang dapat diterapkan, yaitu:
- Menghindari Risiko
Menghindari risiko berarti tidak mengambil tindakan untuk mengatasi risiko, yang berarti tidak memeroleh pelajaran apapun dari permasalahan tersebut.
- Mengurangi Risiko
Perusahaan dapat mengontrol tindakan yang mampu merugikan perusahaan agar risiko terkontrol seminimal mungkin.
- Memindahkan Risiko
Perusahaan juga dapat memindahkan atau mengalihkan risiko dengan cara memberikan tanggung jawab kepada pihak lain dan membayar jasanya.
- Menerima Risiko
Sikap terakhir adalah menerima risiko tersebut, yang berarti merelakan kerugian yang dialami. Sikap ini diambil bila tidak ada cara lagi untuk mengatasinya.
4. Monitoring dan Review
Langkah terakhir adalah monitoring dan review. Dalam langkah ini, perusahaan harus mengantisipasi segala isu atau gejala yang datang dari sebuah risiko, seperti krisis yang akan melanda perusahaan.
Itulah penjelasan mengenai risiko usaha, mulai dari pengertian, jenis, macam, hingga langkah mengatasinya. Risiko usaha adalah skenario atau kemungkinan terjadinya peristiwa buruk yang dapat berefek pada perusahaan. Risiko usaha terdiri dari dua jenis, yaitu risiko langsung dan risiko tak langsung. Untuk mengatasinya, perusahaan memerlukan sejumlah langkah seperti identifikasi dan kontrol risiko.
Simak Video "Video Pertamina Cs Teken MoU dengan AS, Permulus Nego Tarif Trump"
(des/row)