Memahami Pengertian Rasio Rentabilitas, Rumus dan Contohnya

Memahami Pengertian Rasio Rentabilitas, Rumus dan Contohnya

Bayu Ardi Isnanto - detikFinance
Kamis, 06 Okt 2022 09:19 WIB
Ilustrasi contoh presentasi bisnis.
Ilustrasi bisnis dan rasio rentabilitas. Foto: airfocus/Unsplash
Jakarta -

Perusahaan yang profesional tak hanya menghitung untung dan rugi. Secara detail, perusahaan juga harus menghitung rasio rentabilitas agar terlihat seberapa efektif penggunaan modal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan.

Berikut ini adalah ulasan mengenai rasio rentabilitas beserta rumus dan contohnya.

Pengertian Rasio Rentabilitas

Dalam penelitian Andreas Santiko dari Universitas Muria Kudus, Munawir mengartikan rasio rentabilitas sebagai perbandingan yang digunakan untuk mengukur profit yang didapatkan dari modal-modal yang digunakan dalam operasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan Riyanto menyebut rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang diperlukan. Rentabilitas juga bisa diartikan besarnya efektivitas penggunaan modal untuk memperoleh profit.

Riyanto mengatakan ada empat faktor yang mempengaruhi angka rasio rentabilitas

ADVERTISEMENT

1. Volume Penjualan

Semakin besar volume penjualan, maka akan menambah pendapatan perusahaan. Hal ini mempengaruhi rasio rentabilitas perusahaan.

2. Efisiensi Penggunaan Biaya

Keberhasilan usaha dipengaruhi efisiensi penggunaan modal untuk biaya pengeluaran. Semakin hemat, maka rasio rentabilitas akan semakin baik.

3. Profit Margin

Profit margin adalah keuntungan yang diperoleh dari pendapatan dikurangi biaya pengeluaran perusahaan.

4. Struktur Modal

Satu faktor lain yang penting ialah struktur modal perusahaan. Ada modal yang berasal dari dana sendiri maupun investor.

Rumus Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas merupakan perbandingan antara modal dan laba. Maka rumus sederhana untuk mencari rasio rentabilitas adalah:

Rasio rentabilitas = laba/modal ×100%

Contoh Rasio Rentabilitas

Dari rumus sederhana di atas, masih dapat dikembangkan lagi sesusai jenis rasio rentabilitas yang dipakai. Dalam buku Bisnis Kredit Perbankan yang disusun Ikatan Bankir Indonesia, disebutkan beberapa contoh rasio rentabilitas.

Misalnya rasio laba bersih terhadap penjual bersih (net profit margin), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE). Berikut penjelasan masing-masing jenis rasio rentabilitas

1. Gross Profit Margin

Rasio rentabilitas jenis ini membandingkan antara laba sebelum dipotong bunga dan pajak dengan total penjualan. Gross profit margin juga sering disebut operating profit margin.

GPM= (laba sebelum dipotong pajak)/(total penjualan) × 100%

2. Net Profit Margin

Mirip dengan gross profit margin, namun net profit margin membandingkan laba setelah dipotong bunga dan pajak dengan total penjualan.

NPM= (laba bersih setelah pajak)/(total penjualan) × 100%

3. ROI

Return on Invesment juga sering disebut Return on Asset (ROA), yakni membandingkan laba setelah pajak dengan total aset.

ROI= (laba bersih)/(total aset) × 100%

4. ROE

Return on Equity ialah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total modal sendiri.

ROE= (laba bersih)/(modal sendiri (equity) × 100%

Perbedaan Rasio Rentabilitas dan Profitabilitas

Rentabilitas merupakan angka pengukur seberapa efektif penggunaan modal dalam menghasilkan profit. Semakin besar profit yang diperoleh dari modal yang seminimal mungkin, maka perusahaan bisa dikatakan efektif.

Dalam penelitian Deasy Ardiana dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dijelaskan rasio profabilitas perusahaan menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai laba.

Angka profitabilitas ini akan mempengaruhi kebijakan para investor. Semakin besar laba perusahaan, maka akan lebih banyak investor yang tertarik untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut.

Perbedaan Rasio Rentabilitas dengan Economic Value Added (EVA)

Selain rasio rentabilitas dan rasio profabilitas, ada juga istilah economic value added (EVA) yang juga merupakan angka penghitungan laba perusahaan. Dilansir dari penelitian Dian Purnamasari dari UIN Raden Fatah Palembang, EVA juga digunakan untuk mengukur kinerja dan pemberian insentif bagi manajemen.

EVA adalah laba bersih perusahaan setelah dikurangi biaya modal yang digunakan. Semakin besar angka EVA maka semakin besar pula nilai perusahaan. Bisa diartikan pula, EVA adalah pengukuran kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan harapan investor dan kreditur.

Cara menghitungnya ialah mengurangkan laba operasi bersih sesudah pajak dengan biaya tahunan dari semua modal yang digunakan perusahaan. Jika dibandingkan rasio rentabilitas, EVA memiliki beberapa kelemahan.

Misal, EVA hanya mengukur hasil akhir, tapi tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu lainnya. EVA juga dinilai terlalu yakin investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengambil keputusan. Padahal faktor lain juga ikut mempengaruhi hasil analisis investor.

Nah itu tadi ulasan mengenai rasio rentabilitas beserta rumus dan contohnya. Semoga bermanfaat.




(bai/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads