Contoh Buku Besar, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Contoh Buku Besar, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikFinance
Kamis, 06 Okt 2022 17:21 WIB
Contoh buku besar.
Foto: Beatriz PΓ©rez Moya/Unsplash
Jakarta -

Buku besar merupakan kumpulan dari perkiraan-perkiraan atau rekening yang biasanya digunakan dalam kegiatan akuntansi. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari contoh buku besar, manfaat, dan cara membuatnya. Simak penjelasan berikut ini.

Apa Itu Buku Besar?

Mengutip Modul Teknisi Akuntansi dalam Jaringan yang disusun oleh Kemdikbud, buku besar adalah buku yang berisi semua perkiraan-perkiraan di mana setiap perkiraan dapat merupakan lembaran yang satu sama lain terpisah dan disebut lost leave pages.

Sementara itu, menurut Margo Saptowinarko dan Endang Wulandari dalam buku Pengantar Akuntansi, buku besar adalah kumpulan rekening yang terdiri atas bukti pencatatan seluruh transaksi dalam periode tertentu. Bukti transaksi ini sebelumnya dicatat dalam jurnal, kemudian secara kronologis dikumpulkan dalam rekening dan disatukan dalam buku besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manfaat Buku Besar

Menurut Rahman Putra (2013) yang dikutip dalam situs repository.uir.ac.id, buku besar memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut.

  • Mencatat secara terperinci setiap jenis harta, uang, dan modal serta perubahan transaksi atau kejadian.
  • Menggolongkan aspek transaksi atau kejadian sesuai dengan jenis akun masing-masing.
  • Menghitung jumlah atau nilai dari tiap-tiap jenis akun.
  • Mengikhtisarkan akuntansi ke dalam akun terkait sehingga dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan.


Bentuk Buku Besar

Bentuk buku besar atau bentuk rekening yang dicatat dalam buku besar dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut ulasannya.

ADVERTISEMENT

1. Bentuk Sederhana atau Bentuk Huruf T

Disebut bentuk huruf T karena hanya menyertakan dua kolom sehingga garisnya seolah membentuk huruf T. Kolom sisi kiri merupakan debit dan kolom sisi kanan merupakan kredit.

Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

2. Bentuk Skontro atau Bentuk 2 Kolom

Sering juga disebut bentuk T yang disempurnakan. Bentuk ini merupakan penyempurnaan dari dua rekening bentuk T, di mana sisi debit dan kredit masing-masing dibagi menjadi kolom tanggal, keterangan, referensi, dan jumlah.

Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

3. Bentuk Staffel atau Bentuk 3 Kolom

Buku besar ini terdiri atas bagian:

  • Kolom tanggal untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi.
  • Kolom keterangan untuk mencatat keterangan/uraian dalam jurnal.
  • Kolom referensi (ref) untuk mencatat nomor halaman jurnal.
  • Kolom debit untuk mencatat jumlah uang yang didebit.
  • Kolom kredit untuk mencatat jumlah uang yang dikredit.
  • Kolom D/K untuk mencatat macamnya saldo dari rekening yang bersangkutan. Jika rekening bersaldo debit maka ditulis D, sebaliknya jika rekening bersaldo kredit maka ditulis K.
  • Kolom saldo untuk mencatat jumlah saldo di rekening tersebut.
Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

4. Bentuk Saldo Rangkap atau Bentuk 4 Kolom

Berbentuk hampir sama dengan 3 kolom, tetapi dalam kolom saldo terbagi dua yakni kolom debit dan kolom kredit, bukan D/K dan jumlah.

Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

Cara Membuat Buku Besar

Berikut cara membuat buku besar atau langkah pencatatan rekening dalam buku besar, mengutip buku Pengantar Akuntansi oleh Margo Saptowinarko dan Endang Wulandari.

  • Catat saldo awal dari data neraca awal sesuai dengan debit neraca atau kredit neraca. Isi debit neraca pada saldo debit dan kredit neraca pada saldo kredit.
  • Catat tanggal terjadinya transaksi dari jurnal ke kolom tanggal rekening buku besar.
  • Catat keterangan yang diambil dari keterangan/uraian dalam jurnal ke kolom keterangan pada rekening buku besar.
  • Catat jumlah debit dalam jurnal ke kolom debit rekening buku besar. Begitu juga dengan jumlah kredit.
  • Catat nomor halaman jurnal ke kolom referensi (ref) rekening buku besar.
  • Jika rekening dalam jurnal sudah dibukukan ke dalam rekening buku besar, maka catat nomor kode rekening yang bersangkutan pada kolom referensi jurnal.
  • Jika rekening buku besar yang digunakan berbentuk 3 kolom atau 4 kolom, maka carilah saldo dengan cara membandingkan antara jumlah saldo dengan pencatatan transaksi tersebut.
  • Pencatatan debit akan menambah saldo debit atau mengurangi saldo kredit, sedangkan pencatatan kredit akan mengurangi saldo debit atau menambah saldo kredit.

Pencatatan dalam buku besar biasanya menggunakan nomor untuk tiap rekening dan jenis transaksi yang dilakukan. Berikut contohnya dalam bentuk tabel.

Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

Contoh Buku Besar

Setelah memahami bentuk-bentuk buku besar di atas, berikut ini contoh buku besar dari masing-masing bentuk yang sudah dilengkapi dengan isiannya untuk mempermudah Anda.

1. Buku Besar 2 Kolom

Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

2. Buku Besar 4 Kolom

Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom
Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom
Contoh buku besar.Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

Demikian penjelasan mengenai buku besar dalam akuntansi. Semoga bermanfaat untuk pencatatan keuangan dalam usaha Anda, detikers!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads