Sistem Ekonomi Tradisional: Apa itu, Kelebihan, dan Kekurangannya

Sistem Ekonomi Tradisional: Apa itu, Kelebihan, dan Kekurangannya

Adelaide Wreta - detikFinance
Senin, 10 Okt 2022 14:41 WIB
ilustrasi sistem ekonomi tradisional.
Foto: Annie Spratt/Unsplash
Jakarta -

Ada berbagai sistem ekonomi yang dapat diterapkan di setiap daerah, salah satunya sistem ekonomi tradisional. Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang dibedakan berdasarkan kompleksitas hingga teknologi yang digunakan.

Sistem ekonomi tradisional mungkin tidak relevan bagi sejumlah negara yang modern, tetapi sistem satu ini tetap memiliki kelebihannya tersendiri.

Ingin mengetahui sistem ekonomi tradisional lebih lanjut? Berikut penjelasannya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi adalah kumpulan dari berbagai aturan atau kebijakan yang saling berkaitan dengan satu sama lain sebagai upaya memenuhi kebutuhan demi mencapai kemakmuran.

Sementara itu, kemdikbud.go.id menjelaskan sistem ekonomi tradisional sebagai sistem ekonomi yang dijalankan bersama demi mencapai kepentingan bersama, sesuai dengan langkah atau tata cara yang telah ditempuh oleh pendahulu sebelumnya, di mana kegiatan ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat masih bersifat sederhana dan secara turun-temurun hanya mengandalkan alam serta tenaga kerja.

ADVERTISEMENT

Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional

Ada sejumlah ciri-ciri yang menggambarkan atau menandakan suatu sistem ekonomi sebagai sistem ekonomi tradisional, yaitu:

  1. Pembagian kerja di dalam masyarakat belum cukup jelas.
  2. Kebiasaan atau tradisi yang membentuk hasil produksi dan suatu sistem produk distribusi.
  3. Jenis produksi yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing rumah tangga.
  4. Penerapan sistem barter atau tukar barang untuk pemenuhan kebutuhan.
  5. Kehidupan masyarakatnya bersifat kekeluargaan.
  6. Sumber kemakmurannya berupa tanah beserta alam sekitarnya.
  7. Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana.
  8. Penggunaan modal yang sedikit.

Kelebihan Sistem Ekonomi Tradisional

Meski memberi kesan kuno atau tertinggal zaman, sistem ekonomi tradisional memiliki kelebihan tersendiri. Berikut ini tiga kelebihan sistem ekonomi tradisional menurut staffnew.uny.ac.id:

  1. Hubungan yang sangat erat antara satu individu dengan individu yang lain sehingga persaingan yang terjadi tergolong sehat.
  2. Perasaan aman dari masyarakat karena tidak ada beban berat yang harus dipikul.
  3. Tidak individualistis.

Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional

Bila ada kelebihan, berarti ada juga kekurangan. Berikut ini kekurangan dari sistem ekonomi tradisional:

  1. Produktivitas rendah karena penggunaan teknologi yang sangat sederhana.
  2. Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan.

Contoh Sistem Ekonomi Tradisional

Di zaman yang serba modern ini, tidak mengherankan bila hanya sedikit daerah yang masih menerapkan sistem ekonomi tradisional. Pada dasarnya, sistem ekonomi ini terlihat digunakan di daerah pedalaman atau terpencil yang terisolasi dari dunia luar.

Berikut ini sejumlah contoh daerah yang masih menerapkan sistem ekonomi tradisional:

1. Lembah Baliem

Lembah Baliem merupakan lembah pegunungan di Jayawijaya, Papua. Lokasinya berada pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut dengan mayoritas penduduk bersuku Dani, Yali, dan Lani. Sistem ekonomi yang diterapkan cenderung tradisional karena kebanyakan mata pencahariannya adalah bercocok tanam dan beternak. Umumnya, hasil perkebunan yang didapat adalah ubi jalar, pisang, tebu, dan tembakau. Penggunaan alatnya pun masih sederhana, yakni tongkat dari kayu yang berbentuk linggis dan kapak batu.

Sementara itu, sektor peternakan yang umumnya dilakukan adalah ternak babi dan hal ini menjadi sumber makanan, perlengkapan upacara adat, hiasan, bahkan dijadikan pisau dan bahan barter.

2. Papua Nugini

Papua Nugini memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi pengelolaan sumber dayanya terhambat karena biaya infrastruktur yang tinggi. Sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah bercocok tanam. Penghasilannya dapat berupa ubi jalar, singkong, talas, kelapa, kelapa sawit, kopi, karet, teh, dan kakao. Hasil hutan Papua Nugini juga terbilang cukup besar.

3. Mobaye

Mobaye adalah desa tradisional yang berada di Afrika Tengah. Daerah ini mengalami krisis ekonomi dan konflik antar penduduk yang tinggi. Pasokan listriknya pun sangat langka sehingga tidak heran bila Mobaye masih menerapkan sistem ekonomi tradisional di daerahnya.

4. Mbaiki

Ibukota dari negara Republik Afrika Tengah ini sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani kopi dan kayu. Permasalahan yang dialami Mbaiki adalah kurangnya perawatan medis yang layak sehingga angka kematian dan kemiskinannya cukup tinggi. Banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah pada akhirnya.

5. Batangafo

Contoh daerah selanjutnya yang menerapkan sistem ekonomi tradisional adalah Batangafo, yaitu kota di prefektur Republik Afrika Tengah di Ouham. Batangafo terletak di pertemuan Sungai Ouham dan Fafa dengan konflik kemanusiaan yang tinggi sehingga berpengaruh pada sistem ekonominya yang terbelakang.

6. Malawi

Contoh selanjutnya adalah Malawi, sebuah negara di daratan Afrika bagian Selatan. Perekonomian negara Malawi didominasi oleh sektor pertanian dan kebanyakan penduduk tinggal di daerah pedesaan. Permasalahan yang terjadi di Malawi adalah kurangnya akses kesehatan yang layak, rendahnya pendapatan penduduk, dan kualitas pendidikan yang buruk juga.

Itulah penjelasan mengenai sistem ekonomi tradisional, mulai dari pengertian, kelebihan, kekurangan, hingga contoh daerah yang masih menerapkan sistem tersebut. Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang dijalankan bersama dengan kegiatan ekonomi yang sifatnya sederhana dan sebagian besar mengandalam sumber alam.




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads