Portofolio Adhe Safitri tidak sembarangan. Ia pernah bekerja di perusahaan multinasional asal Jepang dan jadi dosen pemrograman. Tapi, pilihan hidup membawanya menjadi pelaku UMKM gula aren di Kota Serang.
Lulusan teknik elektro di Universitas Sriwijaya (Unsri) ini dosen di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Kota Serang hingga 2016. Pada 2018 ia memilih mendirikan usaha gula aren cair dan bubuk dengan merek Tangkal Kawung. Omzetnya sekarang sudah mencapai Rp 20 hingga Rp 25 juta sebulan.
"Sekarang full di sini (di UMKM), sudah dari 2018, semua produknya gula aren," kata Adhe dalam percakapan dengan detikcom, Selasa (13/6/2023).
Produksi aren cair dan bubuk dilakukan di rumahnya di Kecamatan Serang yang ia ubah tempat produksi dan pengepakan. Bahan bakunya dikirim dari petani aren yang ada di Kabupaten Lebak.
Saat memulai usaha ini, Adhe bekerja sama dengan kedai kopi yang ada di Jakarta. Di tahun kedua, ia pernah mengirimkan produk aren sampai satu ton setiap bulan. Tapi, pandemi COVID-19 di awal 2020 menghantam usahanya.
"Waktu itu satu minggu sekitar 250 kilo, sekarang itu kita untuk dapat sekaligus banyak, susah," kata Adhe yang juga lulusan pascasarjana Manajemen Telekomunikasi Universitas Mercu Buana.
Hantaman Pandemi COVID-19 itu memang memukul sangat dalam usaha ia rintis itu. Apalagi, mitra usahanya kebanyakan adalah kafe atau kedai kopi. Pembatasan untuk nongkrong sambil ngopi di kafe membuat ia vakum.
Tapi, karena tidak ingin kalah dengan keadaan, pada pertengahan 2021, ia gabung di Rumah BUMN Serang. Ia bulatkan lagi tekad usaha yang ia rintis untuk merambah ke pasar digital. Kelas pelatihan ia ikuti dan fokus pada ke materi digital marketing, pembuatan rencana bisnis dan media sosial.
"Mulai ikut kelas online di Rumah BUMN, dimantepin lagi, pelan-pelan jalan lagi," paparnya.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik
(bri/hns)