Kisah Gilang, Milenial Pemilik 50 Gerai Gorengan di Serang

Kisah Gilang, Milenial Pemilik 50 Gerai Gorengan di Serang

Bahtiar Rifa'i - detikFinance
Senin, 26 Jun 2023 17:20 WIB
Kisah GIlang penjual Gorengan di Serang
Gilang (kaus abu-abu) menujukkan bisnis tahu miliknya.Foto: Bahtiar Rifai/detikcom
Serang -

Pembawaan sikap anak muda bernama Gilang Ramadan terlihat santai. Bercelana pendek dan kaos oblong sambil mencuci sapi saat detikcom datang. Siapa sangka, pemuda ini rupanya bos jaringan penjual gorengan di Serang, Cilegon hingga Pandeglang.

Gilang bersama bapak, Boy Sarbini membangun bisnis tahu bandung di Cipocok Jaya, Kota Serang. Tahu kuning tanpa bahan pengawet untuk disalurkan ke pasar-pasar di Serang Raya. Bapak dan anak ini telaten memberikan makan sisa olahan kedelai di kandang sapi yang tak jauh dari pabrik tahu.

Setelah lulus dari universitas swasta di Kota Serang, Gilang memilih membantu pengembangan bisnis bapaknya itu. Ia membangun jaringan penjual gorengan di setiap minimarket yang jumlahnya 50 gerobak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang ada 50an, di Serang, Cilegon, dan Pandeglang, ini semua di Alfa sama Indomaret," kata Gilang saat ditemui detikcom, Jumat (23/6/2023).

Darah bisnis di dada Gilang memang diturunkan dari bapaknya. Usaha tahu bapaknya dimulai sejak tahun 2009. Lulus kuliah, ia memberanikan diri memulai jualan ayam goreng tepung di Serang dengan modal dari pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI pada 2015 sebanyak Rp 25 juta.

ADVERTISEMENT

"Itu pinjamannya lancar, tiga tahun lalu KURnya naik jadi Rp 200 juta," ujarnya.

Menariknya, kata Iqbal, membangun bisnis gorengan dikolaborasikan dengan bisnis tahu bapaknya. Produksi tahu dari pabrik bisa langsung didistribusi ke penjual gorengan mitranya di daerah-daerah itu.

Dukungan KUR BRI di halaman berikutnya. Langsung klik

Selain itu, karena usahanya didukung oleh KUR BRI, ia diberi fasilitas QRIS untuk mitra penjual gorengan. Jadi, pembeli langsung bisa bayar secara digital meski hanya belanja pisang goreng.

"Yang pakai QRIS itu ada 32-an," ujarnya.

Bisnis gorengan ini tentu akumulasi untungnya harian. Omzet dari jaringan penjual yang ia suplai tahu dan singkong bisa Rp 5 juta. Sedangkan jualan tahu, itu tentunya bisa puluhan juta dalam sehari.

"Jualan tahu Sumedang Rp 5 juta per hari (omzet), jualnya gorengan tahu sumedang sama gorengan singkong," katanya.

Relationship Manager Bank BRI Serang Fajar Yusuf Rachman mengatakan, BRI memberi fasilitas QRIS ke jaringan penjual gorengan milik Gilang, Transaksi itu mempengaruhi kredit Gilang secara pribadi sebagai nasabah KUR.

"Gerobak mereka pakai QRIS BRI, ini kan transaksi pakai BRI semuanya, aktif berputar dan pinjaman nggak repot," ujarnya.

BRI juga menilai bisnis yang dibangun oleh Gilang dan bapaknya itu proper sebagai kreditur. Makanya, pengajuan KUR milik keluarga ini tiap tahun semakin besar. Apalagi, mereka juga nasabah yang dinilai baik oleh BRI.

"Jadi istilahnya benar-benar dari bawah, sampai sekarang pinjamannya lancer dan sudah besar sekarang," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(bri/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator
KREDIT USAHA

Simulasikan kebutuhan modal bisnis impian Anda dengan kalkulator kredit usaha detikFinance
Info Lanjut
Jumlah Pinjaman
Jangka Waktu
Suku Bunga
Hide Ads