Stunting sampai dengan saat ini masih menjadi ancaman serius yang menghantui anak-anak Indonesia. Kondisi ini turut menjadi perhatian para kader posyandu di Desa Bhinor, Kabupaten Probolinggo.
Ketua Lembaga Pembina Posyandu Desa Bhinor, Hostiningsih mengatakan beberapa tahun lalu angka stunting Desa Bhinor terbilang tinggi, dengan persentase di atas 60 persen. Sehingga Bhinor sempat masuk desa locus (tempat) stunting.
Karena itu, pihaknya berupaya mengatasinya lewat pemenuhan gizi seimbang untuk bayi dan balita. Hal ini mengingat salah satu penyebab utama stunting yaitu asupan nutrisi yang kurang memenuhi kebutuhan anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gimana sih buat menurunkan angka stunting itu. (Salah satunya) dengan balita mau makan sayur," katanya kepada tim detikcom beberapa waktu lalu.
Hostiningsih pun berinovasi membuat camilan stik berbahan dasar sayuran, seperti bayam, sawi, dan seledri. Adapun caranya, sayuran segar dicuci lalu dipotong kecil-kecil. Selanjutnya sayur tersebut dikukus dan dihaluskan dengan blender. Namun untuk seledri, maka cukup dipotong kecil dan dicampurkan dengan tepung. Sebab jika diblender akan membuat rasanya pahit saat dimakan.
Stik ini kemudian diberikan sebagai pemberian makanan tambahan (PMT) kepada bayi dan balita di posyandu. Dia menyebut PMT stik sayur mampu membantu menekan kasus stunting pada balita, sehingga dalam kurun waktu 1 tahun jumlahnya menurun drastis.
"Dulu lebih dari 60 persen balita stunting. Tahun 2018 sudah turun, dari 60 persen lebih jadi hanya 44 balita. Tahun lalu turun jadi 27, dan di Februari kemarin tinggal 25 balita," paparnya.
![]() |
Lebih lanjut ia menjelaskan pembuatan stik sayur ini memanfaatkan hasil pertanian masyarakat setempat. Menurutnya sayuran yang ditanam warga memiliki kualitas baik karena diolah secara organik, yang membuat stik lebih gurih dan renyah.
"Di kampung ini seledrinya banyak. Saya yang beli ke warga. Daripada kebuang, jadi saya beli. Kecuali kalau pesanan banyak baru ke pasar," tuturnya.
Hostiningsih menjelaskan setiap hari dirinya bisa mengolah 1-10 Kg sayur menjadi stik kemasan kecil untuk dipasok ke posyandu. Selain itu tersedia pula stik dalam kemasan besar yang dijual seharga Rp 15 ribu.
"Kita bikin per hari 1 Kg. Kalau ada pesanan baru bisa bikin sampai 10 Kg. Biasanya 1 Kg sayur bisa jadi 13 pack besar, yang harganya Rp 15 ribu," katanya.