17 Subsektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, Apa Saja?

17 Subsektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, Apa Saja?

Saniyyah - detikFinance
Rabu, 29 Nov 2023 05:50 WIB
Pengunjung melihat stand produk sepatu berlogo partai politik di arena Bazar Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) di kawasan Puspemprov Banten, di Serang, Kamis (2/11/2023). Bazar yang digelar perkumpulan pelaku UKM tersebut bertujuan mengenalkan produk-produk UKM kepada masyarakat. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/YU
Pelaku ekonomi kreatif. Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Jakarta -

Ekonomi kreatif adalah cara pandang terhadap ekonomi yang mengutamakan inovasi, kreativitas, dan cara berpikir baru. Di Indonesia, sektor ekonomi kreatif telah diatur dalam Undang-Undang Ekonomi Kreatif No. 24 Tahun 2019 sebagai produk kebijakan dari Kemenparekraf.

Dalam UU tersebut, disebutkan bahwa ekonomi kreatif adalah proses monetisasi kekayaan intelektual yang berasal dari kecerdikan manusia di bidang tradisi, budaya, penyelidikan ilmiah, dan pengembangan teknologi.

Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) yang kini bergabung dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membagi ekonomi kreatif menjadi beberapa subsektor. Apa saja di antaranya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Subsektor Ekonomi Kreatif di Indonesia

Merangkum dari laman resmi Kemenparekraf, berikut ini 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia.

1. Pengembang Permainan

Industri dan ekosistem permainan (game) lokal memiliki kontribusi besar dalam membangun ekonomi kreatif Indonesia. Kemenparekraf dalam laman resminya menjelaskan, kontribusi game untuk ekraf Indonesia pada tahun 2017 sebesar 1,93 persen PDB, dengan 44.733 jumlah tenaga kerja.

ADVERTISEMENT

Indonesia merupakan negara dengan peningkatan pangsa pasar game yang cenderung signifikan. Sebab itu, Kemenparekraf mendorong para pengembang game lokal untuk terus berkarya.

2. Kriya

Kriya merupakan subsektor ekonomi kreatif yang menyerap banyak tenaga kerja. Kriya meliputi segala kerajinan berbahan dasar kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil. Melimpahnya bahan baku kriya serta tingginya kreativitas para pelaku industrinya, menjadikan subsektor ini berkembang dengan pesat.

3. Desain Interior

Dewasa ini, penggunaan jasa desainer interior untuk merancang interior hunian, hotel, dan perkantoran semakin meningkat. Hal ini berjalan seiring dengan meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap estetika ruangan. Kemenparekraf yakin bahwa subsektor ini dengan segala potensinya mampu bersaing secara domestik maupun global.

4. Musik

Kemenparekraf menempatkan musik sebagai subsektor ekonomi kreatif yang akan dikelola secara lebih maksimal. Untuk mendukung subsektor ini, Kemenparekraf menyediakan sejumlah fasilitas untuk para pelaku industri musik, salah satunya perlindungan HKI. Fasilitas ini diharapkan dapat berkontribusi membangun ekosistem bisnis musik yang sehat.

5. Seni Rupa

Indonesia memiliki potensi besar dalam hal kualitas, kuantitas, produktivitas, dan potensi pasar di bidang seni rupa. Seni rupa Indonesia kini telah memiliki jaringan yang kuat, baik dalam negeri maupun di luar negeri. Hingga kini, lebih dari 160 pelaku kreatif seni rupa Indonesia terlibat dalam forum dan acara internasional.

6. Desain Produk

Indonesia memiliki banyak pelaku industri desain produk dengan craftmanshift andal. Para desainer produk mampu menggali dan mengangkat kekayaan budaya Indonesia dalam setiap karya-karyanya. Maka dari itu, Kemenparekraf akan berupaya mendampingi subsektor ini dalam mengembangkan bisnisnya.

7. Fesyen

Masyarakat Indonesia kini semakin cerdas dan berselera tinggi dalam memilih fashion. Inilah yang membuat para desainer fesyen lokal berlomba-lomba merancang baju-baju dengan model inovatif. Dengan optimisme tinggi, Kemenparekraf akan melakukan pendampingan untuk mendorong subsektor ini menjadi semakin besar serta mampu bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

8. Kuliner

Industri kuliner memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang. Kemenparekraf menyebutkan, subsektor ini memberikan kontribusi sebesar 30% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Karena itulah, Kemenparekraf berupaya mendukung sub sektor ini supaya lebih maju dalam mempromosikan kuliner Indonesia, baik di pasar domestik atau luar negeri.

9. Film, Animasi, dan Video

Perfilman Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang positif. Subsektor film, animasi, dan video memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi lebih baik, meski masih harus menghadapi berbagai tantangan. Sebagai lembaga pemerintah, Kemenparekraf berupaya menyediakan sejumlah fasilitas untuk memperkuat industri perfilman Tanah Air.

10. Fotografi

Apresiasi positif masyarakat terhadap dunia fotografi menjadikan subsektor ekonomi kreatif ini berkembang cukup pesat. Subsektor fotografi terus dikembangkan oleh Kemenparekraf dengan memfasilitasi perlindungan HKI terhadap karya-karya fotografi, serta meningkatkan eksposur fotografer lokal ke kancah internasional.

11. Desain Komunikasi Visual

Desain Grafis (DKV) berperan penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis pengusaha swasta, pemilik merek, dan kelancaran program-program pemerintah. Kemenparekraf dengan segala wewenangnya turut andil dalam membangun DKV menjadi subsektor unggulan yang mampu bersaing di kancah dalam negeri dan internasional.

12. Televisi dan Radio

Televisi dan radio masih memiliki peran besar dalam penyebaran informasi di Tanah Air, meski tak semutakhir ponsel. Sebab, kepemilikan televisi dan radio merata pada setiap lapisan masyarakat. Sebagai wakil pemerintah, Kemenparekraf menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh subsektor ini, mulai dari program-program acara dan SDM yang berkualitas dan lain sebagainya.

13. Arsitektur

Di Indonesia, peran arsitektur dinilai penting untuk menunjukkan karakteristik bangsa Indonesia dengan aneka ragam budayanya. Tak hanya itu, arsitektur juga berperan penting dalam merancang dasar pembangunan kota. Karena potensi inilah, Kemenparekraf memasukkan arsitektur sebagai bagian dari subsektor ekonomi kreatif yang patut untuk dikelola lebih baik.

14. Periklanan

Iklan masih menjadi media paling efisien untuk memublikasikan produk dan jasa hingga kini. Kemenparekraf menyebut pertumbuhan belanja iklan nasional bisa mencapai 5-7% setiap tahunnya. Maka dari itu, Kemenparekraf menyediakan berbagai fasilitas untuk menguatkan SDM lokal serta memperkuat otoritas dewan periklanan Indonesia.

15. Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan dari masing-masing daerah tersebar secara sporadis di seluruh wilayah Indonesia. Seni pertunjukan yang selama ini dikreasikan, dikembangkan, dan dipromosikan, telah mendapatkan apresiasi di kancah internasional. Sebab itu, peran Pemerintah dinilai penting untuk menentukan regulasi yang komprehensif guna mendorong subsektor ini supaya lebih berkembang.

16. Penerbitan

Pasar industri punya potensi ekonomi yang kuat meski tak sebesar subsektor ekonomi kreatif lainnya. Hal ini ditandai dengan banyaknya penerbitan besar dan kecil yang masih bermunculan hingga saat ini. Ditambah lagi, perkembangan teknologi memungkinkan buku untuk diterbitkan secara digital. Selain itu, penerbitan dianggap turut berperan aktif dalam membangun kekuatan intelektual bangsa.

17. Aplikasi

Masyarakat Indonesia sudah banyak yang pandai menggunakan berbagai jenis aplikasi digital, seperti media sosial, berita, bisnis, musik, penerjemah, dan lain sebagainya. Maka tak heran jika potensi subsektor aplikasi ini sangatlah besar. Meski di sisi lain subsektor ini masih menghadapi berbagai tantangan, namun Kemenparekraf akan berfokus menyelesaikan berbagai tantangan tersebut.

Demikian penjelasan mengenai 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat!




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads