Gerobak jualan milik Johan masih tertulis Gado Nasi Lontong. Kini, gerobak-gerobak tersebut dipenuhi kelapa dan gelas-gelas berisi es kelapa. Johan mendadak menjadi tukang es kelapa saat bulan Ramadan.
"Sekarang lagi puasa saya jualan kelapa. Biasanya jualan gado-gado," ujar Johan, penjual es kelapa di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, kepada detikFinance, beberapa waktu lalu.
Johan menyiapkan 40-50 kelapa setiap hari. Kelapa tersebut didatangkan dari Tangerang. Kelapa diracik dengan ditambahkan gula dan es, sehingga bisa didapatkan beberapa gelas es kelapa. Es kelapa itu dibungkus dalam plastik dan diberandol dengan harga Rp 10 ribu. Jika ada pembeli yang mau membeli kelapa murni, Johan membolehkannya. Harga kelapa murni Rp 15 ribu per buah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dengan berjualan musiman seperti ini, Cuan pun diraih Johan. Dia mendapat omzet sekitar Rp 900 ribu per hari. Cuan yang didapatnya pada kisaran Rp 300 ribu per hari. Menurut pria yang berumur 40 tahun itu, cuan menjual es kelapa tidak berbeda jauh dengan saat dia menjual gado-gado. Namun saat Ramadan, banyak pembeli yang mencari es kelapa untuk menghilangkan dahaga ketika berbuka puasa.
Johan berjualan air kelapa dari pukul 14.00 WIB hingga jam buka puasa tiba. Dia juga menyediakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) bagi pembelinya yang membayar dengan non tunai. Mayoritas pembelinya gemar memakai QRIS jika membayar dengan uang nilai besar dan Johan tidak memiliki kembalian.
"Nggak ada kembalian. Pakai QRIS saja ya, harga es kelapanya 10 ribu," ujar Johan kepada pembeli yang membayar es kelapa dengan uang Rp 100 ribu. Pembelinya pun langsung bertransaksi QRIS dan tidak berapa lama Johan membuka ponselnya untuk melihat BRI notif untuk keberhasilan transaksi tersebut.
![]() |
Johan pun berterima kasih kepada BRI atas adanya QRIS. QRIS tersebut didapatnya saat ditawari staf BRI pada Februari 2023. "Terima kasih BRI, syukur-syukur ada bonus ya," harap Johan sambil tersenyum.
Selain Johan, ada juga penjual takjil berupa pisang lumer bermerek Banchopy yang mencoba peruntungan bernama Mico. Namun Mico bukan hanya menjual saat Ramadan. Dia juga menjual saat hari non Ramadan dan baru berlangsung selama 3 bulan. Saat Ramadan tiba, pembelinya juga banyak.
![]() |
Menurut Mico, dia membuat sendiri piscoknya sebanyak 400 buah. Pisang yang dipakainya yakni pisang Ambon dan minyak goreng yang dipakainya yakni minyak goreng dari program pemerintah. Usaha pisang lumer dijalani Mico pada Agustus 2023 dengan modal Rp 20 juta. Namun usahanya sempat kurang laku karena salah tempat jualan. Saat itu omzetnya Rp 300 ribu per hari. Kini omzet Mico mencapai Rp 500 ribu per hari dengan profit Rp 400 ribu per hari atau kisaran Rp 12 juta sebulan.
Mico juga memakai QRIS dalam menjajakan piscok yang diberandol Rp 2.500 per buah itu. Pembelinya gemar bertransaksi QRIS karena lebih praktis. "Saya pakai QRIS dari BRI pada Agustus 2023. Pembeli saya banyak yang suka pakai QRIS," kata Mico.
(nwy/hns)