Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Cokelat Premium, Modalnya Cuma Segini

Saatnya Jadi Bos

Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Cokelat Premium, Modalnya Cuma Segini

Retno Ayuningrum - detikFinance
Minggu, 01 Des 2024 15:00 WIB
Berawal dari memanfaatkan sumber daya alam asal Sulawesi Tengah, Fatimah Iskandar berhasil menjadi pebisnis muda dengan omzet puluhan juta rupiah. Adalah cokelat yang mengantarkan Fatimah menjadi seorang pengusaha yang meraup omzet Rp 300 juta per tahun.
Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Cokelat Premium, Modalnya Cuma Segini/Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Berawal dari memanfaatkan sumber daya alam asal Sulawesi Tengah, Fatimah Iskandar berhasil menjadi pebisnis muda dengan omzet puluhan juta rupiah. Adalah cokelat yang mengantarkan Fatimah menjadi seorang pengusaha yang meraup omzet Rp 300 juta per tahun.

Melalui bisnis cokelat premiumnya dengan merek Rapoviaka Simple Chocolates, Fatima berhasil membuktikan bahwa industri olahan cokelat dari Sulawesi Tengah memiliki potensi besar. Memulai usahanya pada 2013, Fatimah melihat Sulawesi Tengah belum memanfaatkan potensi tersebut untuk menghasilkan olahan cokelat berkualitas tinggi. Padahal Sulteng dikenal sebagai penghasil kakao terbesar di Indonesia.

Pada awal mendirikan usahanya, Fatimah menghadapi persaingan yang sangat ketat karena saat itu pangsa pasar cokelat sudah dipenuhi oleh berbagai merek besar. Namun, ia yakin bahwa produk cokelat premium olahannya yang menggunakan 100% biji kakao lokal tanpa campuran dapat menjadi pembeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun ketiga lah saya mulai bisa melihat dan mendapatkan 'oh kayaknya saya harus seperti ini deh'. Saya menjual produk itu dengan cerita juga bahwa Rapoviaka itu berasal dari dibudidayakan oleh petani yang ada di kawasan Konservasi Biosfer Lore Lindu," kata Fatima kepada detikcom beberapa waktu lalu, ditulis Minggu (1/12/2024).

Selama perjalanan bisnisnya, Fatimah juga menghadapi tantangan yang tidak kalah besar, terutama saat pandemi. Namun, ia berhasil mengubah situasi menjadi peluang dengan memasarkan cokelat sebagai produk yang sehat, rendah gula, dan kaya antioksidan. Melalui edukasi di media sosial, permintaan terhadap produk cokelat meningkat, khususnya produk dark cokelat-nya .

ADVERTISEMENT

Produk olahan cokelat dari Rapoviaka Simple kini memiliki berbagai varian, baik dalam kategori dark (dengan kadar cokelat 80% dan 90%) maupun milk, dengan lebih dari 10 varian rasa. Adapun produk cokelatnya dikemas dalam cokelat batangan berukuran 60 gr, 41 gr, dan 30 gr.

Harganya tentu tergantung pada ukuran produknya, yakni mulai dibanderol dengan harga Rp 15.000-35.000 dan dapat dibeli di platform e-commence. Dia menegaskan bahwa kandungan cokelat di semua produknya di atas 50%.

Dengan kemampuan produksi sekitar 80-100 kg per bulan, Rapoviaka Simple telah menembus pasar lokal, seperti toko oleh-oleh di Palu, bandara, dan alun-alun Indonesia. Meskipun belum pernah mengirimkan produknya ke luar negeri, usaha cokelat premium Fatimah mendapat perhatian dari pasar internasional, termasuk penawaran dari China.

Pada 2024, Fatimah bahkan berhasil masuk dalam 10 besar UKM terpilih yang akan berpartisipasi dalam kegiatan bisnis matching di Bali dan bertemu dengan buyer dari delapan negara.

Untuk modal usahanya, Fatimah menyebut membutuhkan Rp 5 juta pada saat itu. Uang tersebut digunakannya untuk membeli peralatan dan bahan-bahan untuk produksi.

"Beli alat-alat yang bisa buat produksi cokelat ini karena coklat ini kan dia kategori premium couverture, ada perlakuan sendiri dibanding dengan cokelat non premium. Ada namanya tempering. Nah tempering ini membutuhkan skill. Kemudian membutuhkan alat dan peralatan yang bisa cokelat bisa berhasil menjadi produk. Kalau dia gagal ada namanya blooming tidak bisa, tidak jadi cokelat itu tidak solid, tidak bisa dibungkus," terang Fatimah.

Melalui kerja keras yang tanpa henti, Fatimah kini meraup omzet sekitar Rp 300 juta per tahun. Keberhasilan ini tidak hanya membawa manfaat bagi dirinya, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi karyawannya. Ke depan, Fatimah berharap dapat memperluas pasar dan meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang terus berkembang.

(ara/ara)

Hide Ads