Patung Yesus Kristus ataupun Bunda Maria, menjadi salah satu ciri khas pada perayaan Natal yang diperingati setiap tanggal 25 Desember. Bahkan, miniatur tersebut menjadi simbol kesucian yang seringkali ditemui di rumah peribadatan umat Kristiani. Lantas, bagaimana proses pembuatan patung rohaniawan dan bisnis ini menggeliat?
Berdasarkan lawatan detikcom ke salah satu pabrik pembuatan patung rohaniawan di kawasan Jalan Lengkong Gudang Timur Raya, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Algonz Collection, berdiri eksis di rumah seluas 2.500 meter persegi. Di dalamnya, memuat puluhan stok patung rohaniawan berbahan dasar fiberglass yang siap dipesan.
"Tahun 2000-an sudah mulai produksi di sini," kata salah seorang perajin patung Algonz Collection, Yatimin (42) saat ditemui detikcom di lokasi, Rabu (25/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yatimin menuturkan, Algonz Collection tidak hanya memproduksi patung Yesus Kristus dan Bunda Maria, melainkan juga berbagai cenderamata yang erat kaitannya dengan keagamaan. Akan tetapi, konsumen Algonz Collection memang didominasi umat Kristiani. Harganya pun beragam tergantung seberapa besar pesanan konsumen.
![]() |
"Tergantung besar-kecilnya (pesanan), kalau paling kecil kurang lebih 5 cm itu ada yang Rp 8.000. Kalau yang kita punya paling tinggi 2,20 meter itu Rp 20 juta lebih," ungkap Yatimin.
Ia menuturkan, proses pengerjaannya pun variatif tergantung ukuran dan ukiran pesanan. Untuk patung dengan ukuran kecil, Yatimin dan tim membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Sementara patung-patung dengan ukuran meteran, proses pengerjaan paling lama bisa satu bulan. Algonz Collection sendiri memiliki 500 cetakan patung rohaniawan.
Adapun proses pengerjaan menggunakan cairan fiberglass yang dituang ke dalam cetakan. Setelah cetakan mengering, patung-patung polos itu masuk dalam tahap penghalusan, di mana ukiran-ukiran dalam cetakan dipertegas dan dihaluskan. Setelah semua proses tersebut rampung, patung rohaniawan masuk dalam proses pewarnaan dasar. Di tahap selanjutnya, patung masuk dalam tahap pemulasan make up, di mana detail kecil pulasan wajah hingga motif berlangsung dalam proses ini. Pada tahap finalisasi, patung masuk dalam oven untuk mempercepat proses pengeringan.
Yatimin menuturkan, kecenderungan konsumen Algonz Collection menerima pesanan jauh dari perayaan hari Natal. Tepatnya, sekitar tiga bulan sebelum perayaan Natal Yatimin menerima banyak pesanan. Ia juga menyebut, pihaknya baru saja mengirimkan patung Bunda Maria sebesar 2 meter ke Sumatera Barat. Adapun patung tersebut dibuat dengan muatan lokal kain songket khas Sumatera Barat.
![]() |
Ia menuturkan, Algonz Collection sendiri memiliki omzet hingga Rp 30 juta dari patung dan cenderamata rohaniawan yang diproduksinya. Bahkan, Yatimin menyebut, patung yang diproduksinya sempat masuk pasar internasional, tepatnya di Kongo dan Papua Nugini. Saat itu, tutur Yatimin, Algonz Collection mengekspor patung Bunda Maria dengan harga sekitar Rp 15 juta.
"Kita paling jauh ke Kongo. Waktu itu ngirim patung Bunda Maria ke Kongo sekitar tahun 2017," ungkapnya.
Selain menerima permintaan produksi patung rohaniawan, tutur Yatimin, Algonz Collection juga menerima reparasi atau perbaikan patung dari pelanggan. Biaya reparasi juga beragam sesuai dengan tingkat kerusakan patung. Adapun dalam dua bulan terakhir, pihaknya lebih banyak menerima pesanan untuk mereparasi dan memperbaiki patung dari pelanggan di sekitar Jabodetabek.
Meski begitu, Algonz Collection juga menerima panggilan khusus untuk memperbaiki patung permanen. Beberapa bulan lalu, Yatimin menyebut timnya sempat terbang ke Palembang untuk memperbaiki patung di salah satu gereja. Proses reparasi pun tergolong sulit dan membutuhkan waktu.
Untuk mereparasi warna saja misalnya, tutur Yatimin, patung yang hendak diperbaiki perlu diguyur soda api untuk menghilangkan warna dasarnya. Setelah itu, patung kembali didempul untuk menambal kerusakan yang ada. Setelahnya, patung kembali diperhalus untuk kemudian diwarnai lagi.
"Rata-rata (patung) diantar ke sini. Ada yang via online saja, dia ngirim via online, pembayaran via online, kita baliknya juga online," ungkapnya.
Tahun Sulit, Permintaan Malah Tiarap Dua Bulan Sebelum Natal
Yatimin menuturkan, kecenderungan permintaan ramai jauh sebelum perayaan Natal. Bahkan, tiga hingga lima bulan sebelum Natal permintaan melonjak dari berbagai daerah. Akan tetapi, omzet Algonz Collection anjlok dua bulan sebelum hari raya tersebut. Ia malah menyebut, Natal tahun ini lebih menantang dari tahun-tahun sebelumnya.
"Natal yang sekarang saja yang sulit banget. Turunnya banget. Biasanya sampai mentok Natal gini masih ramai (permintaan). Karena persiapan mereka kan harus jauh-jauh hari," jelasnya.
Yatimin mengungkap, turunnya permintaan juga terjadi akibat belum pulihnya pesanan semenjak pandemi Covid-19. Di tahun-tahun sebelumnya, ia menyebut permintaan tidak hanya ramai beberapa bulan sebelum Natal, melainkan juga hingga perayaan berlangsung. Perpindahan lokasi juga dianggap mempengaruhi pendapatan lantaran lokasi saat ini cenderung tertutup dan jauh dari pusat keramaian.
"Kalau untuk Natal kan sebelum dua bulan yang lalu sudah pada siap, sudah pada dikirim. Waktu itu, ya, yang sudah siap dikirim. Bisa lah omzet Rp 30 juta," ungkapnya.
Adapun sebelumnya, Algonz Collection sempat memiliki beberapa toko yang tersebar di beberapa kota. Selain itu, kata Yatimin, produksi patung yang dibuatnya memiliki beberapa mitra jualan. Saat ini, mitra penjualan Algonz Collection menurun sejalan dengan rendahnya permintaan patung. Beririsan dengan hal tersebut, para perajin patung Algonz Collection juga terus menurun, dari 60 orang menjadi 8 orang.
![]() |
"Ini semenjak Covi itu kita ada 60 orang karyawan. Semenjak covid itu habis, sekarang tinggal 8 orang. Ini juga orang-orang inti. Perajin dari semenjak pabrik ada," tuturnya.
Sebelumnya, Algonz Collection juga sempat memproduksi berbagai lukisan dan patung-patung dengan bahan baku marmer. Dalam operasional tokonya kala itu, tutur Yatimin, Algonz Collection juga sempat membuka galeri yang memamerkan produk patung dengan bahan baku marmer. Akan tetapi, saat ini produksi didominasi patung berbahan fiberglass.
"Kalau batu kan harganya lumayan tinggi, agak sulit (penjualannya). Nggak terjangkau. Patung-patung kayak gini (sejenis Bunda Maria dan Yesus Kristus) dulu dari marmer dari giok," tutupnya.
(rrd/rrd)