Berawal dari hobi masak hingga kini menjadi sumber pendapatan. Seperti yang dilakukan Laninka Siamiyono, dia banting setir dari digital marketing, kini membuka bisnis sendiri yakni mini brownies.
Laninka bercerita, sebelum akhirnya dia membuka bisnis sendiri, dia telah lama menjadi digital marketing di sebuah perusahaan selama lima tahun. Namun, Laninka menantang diri untuk keluar dari zona tersebut dan mencoba membuka bisnis sendiri.
Selain itu, banyak dorongan dari orang terdekat untuk membuka bisnis sendiri yakni dari masakan. Transisi Laninka akhirnya memulai bisnis sendiri pada masa COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku sempat kerja di digital marketing selama hampir lima tahun. Tapi karena ngerasa stuck aja di kantor saat itu Covid datang juga kan ya, dan saat itu Covid datang, kan kita dilarang keluar rumah kan ya. Teman-temanku tahu aku bisa masak, akhirnya mereka minta aku bikin makanan tapi pre-order," kata dia kepada detikcom, ditulis Sabtu (1/2/2025).
Mulanya, Laninka mencoba bisnis makanan seperti rice box pada 2020 itu. Setelah dicoba, dia melihat peluang bisnis yang bagus dari makanan. Meski saat itu belum resmi keluar dari pekerjaannya sebagai digital marketing, Laninka menjajal bisnis itu sebagai sampingan.
"Kemudian dari 2020 itu sih aku buka pre-order si nasi itu, dan aku ngerasa peluang bisnis di makanan ini bisa aku tekunin. Aku start resign itu 2022 Desember, tapi si nasi rice box-nya itu dari 2020. Jadi aku ngantor sambil tiap weekend open pre-order," terangnya.
![]() |
Kini, Laninka menekuni bisnis kue. Merek usaha mini brownies milik Laninka ini dinamakan Baked by Laninka. Bisnis ini baru dirilis November 2024. Laninka mengatakan, saat baru merilis bisnisnya itu selama tiga minggu, pesanan mini brownies mencapai 1.000 bites atau 100 cup.
"Antusiasnya secara online tuh luar biasa banget. Dalam waktu 3 minggu aku tuh bisa ngejual 1.000 bites brownies. Dalam waktu 3 minggu gitu, jadi ada 100 cup lah. Yang di mana menurutku itu sangat, sangat, sangat, sangat, buatku pribadi sangat luar biasa ya. Apalagi semua aku kerjain sendiri," ucapnya.
Laninka mengatakan penjualan mini brownies, dalam sehari sempat menembus 20 cup sehari. Menurutnya dalam sebulan, kemudian satu hari mencapai penjualan tersebut telah menjadi rekor terbanyak.
Saat memulai bisnis, menurut Laninka tantangan sebagai disabilitas dan non disabilitas tidak jauh berbeda. Seperti UMKM pada umumnya yang baru memulai bisnis, permodalan hingga marketing menjadi tantangan tersendiri. Bahkan masalah pendanaan juga menurutnya tidak sulit.
"Aku menganggap, pembiayaan atau sponsorship sulitnya sama dengan teman teman non disabilitas, tapi kayaknya teman-teman disabilitas punya keunggulan tersendiri ketika menyangkut UMKM. Ada sisi negatif dan positifnya, pertama positif jauh lebih mudah percaya kalau ini buatan kita, tapi kalau negatifnya masih ada stigma 'emang dia masih bisa mampu?'. Jadi menurut aku fifty-fifty," terangnya.
Saat memutuskan untuk resign, Laninka mengaku tidak khawatir untuk membanting setir pekerjaannya. Dengan kelebihan yang dia miliki, Laninka percaya dapat membangun bisnis sendiri. Apalagi, sebagai disabilitas, dirinya bercita-cita bisnis browniesnya ini dapat berkembang dan membuka lapangan kerja buat disabilitas.
"Aku berharap Baked by Laninka ini bisa membangun, bisa meng-hire teman-teman disabilitas sebagai karyawan sih, karena aku tahu cari pekerjaan sebagai disabilitas yang bukan disabilitas saja cari kerjaan susah ya. Jadi, semoga aku bisa buka lapangan pekerjaan," pungkasnya.
![]() |
Lihat juga video: Mencicipi Brownies FUDGYBRO dengan Cokelat Lumer