Kembang Pesat Usaha Anggrek Berkat Pinjaman KUR Mikro

Kembang Pesat Usaha Anggrek Berkat Pinjaman KUR Mikro

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikFinance
Sabtu, 08 Mar 2025 14:30 WIB
Rangga Ferdiansyah, penjual anggrek Ragunan.
Rangga Ferdiansyah, penjual anggrek Ragunan/Foto: Debora Danisa/detikcom
Jakarta -

Penggemar anggrek di Jakarta pasti tak asing dengan Taman Anggrek Ragunan. Kompleks toko ini berada tepat di sebelah Kebun Binatang Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ketika berkunjung ke sini, kepadatan dan kepenatan kota besar seolah terserap dengan rimbunnya pepohonan dan cantiknya tanaman hias.

Salah satu pengusaha anggrek bulan yang ada di kompleks ini ialah Rangga Ferdiansyah. Tokonya terletak di kavling paling depan dari antara total lebih dari 40 kavling dalam taman tersebut. Wajar bila tokonya sering menjadi pemberhentian pertama para pemburu anggrek yang baru datang ke Taman Anggrek Ragunan.

Ketika memulai usaha ini pada pertengahan pandemi tahun 2021, Rangga mengaku cukup hoki karena bisa menyewa petak terdepan di taman tersebut. Dia pun harus merogoh kocek Rp 35 juta untuk bisa memulai toko anggrek bulannya. Selain untuk sewa lahan setahun, biaya itu sudah mencakup pemasangan atap, rak, hingga instalasi listrik dan sirkulasi udara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ide Usaha

Ide usaha anggreknya ini berangkat dari pengalaman kerjanya di kebun anggrek. Sebelumnya, Rangga ikut orang sejak 2015. Bosnya adalah seorang distributor anggrek yang melayani pedagang-pedagang di beberapa lokasi, terutama Dharmawangsa dan Rawa Belong.

"Dulu pekerjaannya di bidang anggrek juga. Berjalannya waktu, saya bisa nyetir dan disuruh bantu ambil anggrek ke kebun. Jadi tahu kebun A, kebun B, kebun C," cerita Rangga ditemui detikcom di toko anggreknya, Senin (4/2/2025) sore.

ADVERTISEMENT

Kemudian pada Agustus 2020, dia mulai terpikir untuk membuka usaha sendiri. Bahkan kemudian bosnya di tempat anggrek lama yang menawarkan supaya Rangga membuka toko sendiri dan menjalin kerja sama dengannya.

"Kebetulan ada tabungan dan kebetulan mengerti anggrek, terus lihat di sini ada lahan yang disewain, langsung coba sewa. Sama bos lama dibolehin. Bahkan saya dapat pinjaman anggrek dari bos lama. Kalau untuk anggrek, memang di Ragunan ini yang besar," tutur Rangga.

Buka saat pandemi tidak membuat Rangga gentar. Sebab, usaha anggrek bulan justru sedang mekar. Banyak orang mencari anggrek untuk hobinya selama di rumah. Sejak berkecimpung di dunia anggrek, Rangga juga sudah mengeker potensi bisnis tumbuhan epifit ini.

"Alhamdulillah anggrek dari zaman pandemi pun stabil, padahal yang lain terhantam ekonominya," terangnya.

Awal-awal, Rangga masih mengandalkan tabungan sendiri dan omzet yang didapat untuk operasional bisnisnya. Meski merasa cukup, Rangga merasa jalannya masih lambat. Dia pun mulai melirik-lirik pinjaman bank.

"Dulu belum pernah nyoba pinjaman bank, pure saya punya duit, borong ini, borong itu. Kalau kayak gitu maju sih maju, cuma lambat. Karena ini semua (pedagang anggrek di Ragunan) sudah senior main anggrek. Kalau saya mau ngadepin raksasa, butuh duitnya lumayan," paparnya.

Pinjaman BRI buat UMKM

Semula Rangga sudah punya rekening pribadi di BRI. Dia juga banyak mendengar info sekilas soal pinjaman di BRI yang 'ramah UMKM'. Namun, Rangga belum mengajukan pinjaman sampai ada seorang pelanggan, yang ternyata orang BRI Cilandak, mendorongnya mengajukan pinjaman.

"Kalau di kalangan UMKM itu yang paling enak ngajuin pinjaman di BRI, karena bunganya sangat rendah. Orang sebulan cuma 0,3%. Marketingnya juga bagus, nyari-nyari juga. 'Lagi nyari pinjaman, Bang? Kenapa nggak coba BRI aja?'" ujar Rangga, mengutip secuil obrolannya dengan si pelanggan kala itu.

Dari situ, Rangga mengajukan pinjaman awal Rp 100 juta pada Agustus 2024. Kebetulan saat itu Rangga sedang menyiapkan peningkatan target penjualan. Dari yang biasanya hanya berkisar 10-20 paket sehari, jadi minimal 40-50 paket. Satu paket minimal berisi 2 tangkai.

"Kita juga butuh pinjaman buat kunci barang di kebun. Dengan adanya pinjaman itu, kita bisa taruh duit dulu di kebun buat booking anggrek," jelas Rangga.

Dengan adanya pinjaman KUR Mikro, Rangga kini bisa lebih mudah mendapatkan anggrek bulan dalam jumlah banyak setiap bulannya. Bahkan dalam seminggu, dia bisa mengambil barang ke kebun hingga dua kali, masing-masing 500 tangkai.

Info tentang pinjaman KUR ini tak cuma disampaikan ke Rangga. Pedagang lain pun kecipratan. Salah satunya Brian Sinaga yang menempati kavling 45. Walau lokasinya cukup di belakang, bisnis anggrek Brian pun tak kalah banjir pesanan. Terutama pesan antar atau via online.

Brian memulai bisnisnya pada 2022. Sama seperti Rangga, Brian juga merasakan lambatnya perkembangan bisnis dengan modal sendiri.

Sebelumnya Brian bekerja di kebun anggrek di Ciater dan mengantar-antarkan pesanan ke pedagang-pedagang di Jakarta. Ketika memulai bisnis anggreknya sendiri, Brian diberi 'pinjaman' dari kenalan-kenalannya di kebun.

"Modal dari kebun-kebun, dikasih barang dulu, terus kebijakan bayar ditempo, bisa dua minggu atau sebulan," cerita Brian saat berbincang dengan detikcom di tokonya, Jumat (28/2/2025).

Cara itu membantunya memulai langkah pertama bisnis anggrek. Namun, karena ibaratnya berutang, biasanya Brian hanya mendapat barang anggrek ala kadarnya. Dia tidak bisa memilih warna atau minta jumlah tertentu.

"Setelah itu ada omzet dari kita jalan, baru kita belanja sendiri. Tapi kalau ngandalin omzet doang, lama putarannya sampai titik yang kita mau. Makanya kita butuh pinjaman buat ngejar putaran," katanya.

Informasi tentang pinjaman itu Brian dapatkan dari sharing sesama pedagang anggrek di Ragunan. Kebetulan saat itu mendekati high season Natal dan Tahun Baru. Pesanan anggrek biasanya sedang tinggi. Brian tak ingin ketinggalan kereta.

"Biasanya kita persiapan belanja barang, kita beli yang belum mekar. Kita harus colongstartbiar kebagian barang. Gimana ya dapat pinjaman yang bunganya masih bersahabat? Teman-teman nyaranin ke BRI," lanjut pria asal Medan tersebut.

Pinjaman KUR BRI Cepat

Menurut Brian, proses pengajuan pinjaman KUR Mikro di BRI cukup cepat. Dia menghubungi marketing lapangan atau mantri BRI melalui WhatsApp, kemudian bertemu untuk diskusi terkait plafon dan tenor.

"Nggak sampai seminggu kita siapin persyaratannya. Kalau udah ada, dua hari langsung cair," katanya.

Pinjaman Brian baru berjalan sekitar 6 bulan. Namun, berkat pinjaman itu, Brian bahkan sudah bisa menyewa kebun sendiri di Ciater untuk menyokong bisnisnya, meski kapasitas kebunnya masih kecil. Dalam sebulan, dia bisa menjual sampai 5.000 tangkai anggrek.

Kepala BRI Unit Cilandak Dadang Suhanda.Kepala BRI Unit Cilandak Dadang Suhanda Foto: Debora Danisa/detikcom

Sementara itu, Kepala BRI Unit Cilandak Dadang Suhanda menceritakan prosesnya bertemu dengan para pedagang anggrek di Ragunan. Salah satu marketingnya kenal secara pribadi dengan Rangga. Dari situlah komunikasi awal mereka terjalin pada 2023.

"Tadinya kita tidak langsung berbicara mengenai produk-produk kami, hanya ngumpul saja. Kami kebanyakan menyimak obrolan mereka apa sih, apa yang dikeluhkan selama ini. Nah, kebetulan juga pada saat itu ada orang dari RO (BRI Regional Office) Jakarta 2 sering belanja di sini, beli anggrek. (Pesannya) 'Tolong diedukasi, barangkali bisa'," jelas Dadang ditemui di toko Rangga, Senin (4/2/2025).

Setelah berhasil mendapatkan satu nasabah KUR, Dadang pun membidik pedagang-pedagang lain agar memanfaatkan KUR BRI juga.Dadang mengakui pendekatannya saat itu cukup sulit karena banyak pedagang yang belum pernah meminjam ke bank untuk usahanya.

"Coba lagi, tapi kalau bisa jangan didatangi per kavling. Coba kalau mereka lagi ngumpul, saya minta bantuan ke pedagang-pedagang, kita ngumpul di sini," lanjutnya.

Pada pertemuan itu, pihak BRI Unit Cilandak menjawab berbagai pertanyaan pedagang tentang persyaratan pinjaman KUR Mikro. Selama pedagang memiliki riwayat keuangan yang tertib, Dadang memastikan prosesnya tak bakal makan waktu lama.

"Kalau syarat lengkap, survei hari ini, siang pun insyaallah bisa (cair)," pungkasnya.

(des/ara)

Hide Ads