Cita-cita menjadi pengusaha sukses bisa terwujud jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Itu lah yang diterapkan wanita asal Jawa Timur bernama Robiatun Hasanah (52) yang kini disibukkan dengan usaha aneka kuenya.
Robiatun jatuh bangun merintis usaha kue sejak 1999. Tujuannya sangat mulia yakni agar bisa di rumah sambil mengurus anak namun tetap memiliki penghasilan. Dengan latar belakang pendidikan hukum, sebelumnya ia adalah seorang pekerja notaris.
"Awalnya ketika kami nikah tahun 1999 itu sudah mulai merintis karena saya ingin punya usaha di rumah sambil momong anak-anak," kata Robiatun saat berbincang dengan detikcom, Senin (30/6/2025) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya Robiatun hanya berjualan donat dengan menitipkannya ke sekolah-sekolah. Usahanya berkembang sampai ke pasar-pasar tidak hanya donat, melainkan juga roti, kue tart, hingga bolu gulung.
![]() |
Seiring berjalannya waktu, Robiatun aktif mengikuti kelas pengembangan diri hingga komunitas bisnis. Sampai akhirnya ia membuka toko kue sendiri di depan apotek, dengan omzet awal saat itu hanya Rp 34.000 per hari.
"Setelah buka toko sendiri kami mencoba bikin kue tradisional. Awalnya buka itu cuma 5 biji (terjual), 10 biji, tapi alhamdulillah ketika buka itu kami mau ngontrak nggak boleh sama yang punya apotek, selama dua tahun nggak bayar karena memang tempatnya tidak terlalu besar," bebernya.
Dari toko kue itu, pada suatu waktu Robiatun mendapatkan pesanan cukup besar dan menjadi langganan instansi seperti DPRD, Polres dan Pemerintah Kabupaten. Ia terus belajar dan mengikuti pelatihan, termasuk pemasaran digital sejak 2018.
Puncak inovasinya datang saat ia meluncurkan produk nastar apel, nastar berbentuk apel khas Kota Batu. Produk ini menjadi ikon oleh-oleh khas daerah hingga mampu memproduksi sampai 1.000 stoples per hari yang dibantu 20 karyawan.
![]() |
Kantongi Omzet Ratusan Juta
Nggak kaleng-kaleng, omzet yang didapat Robiatun kini bisa mencapai ratusan juta per bulan dari aneka kue yang dijual. Selain nastar apel, ada juga kue putri salju, pastel abon, lidah kucing, hingga kue basah.
"Awal ketika kami buka toko per hari itu di Rp 37.000, itu masih saya simpan pembukuannya karena memang itu momentum bersejarah buat saya. Sekarang untuk pendapatan alhamdulillah lah pokoknya," tuturnya.
Kesuksesan itu tentu tidak didapatkan Robiatun dengan instan. Ia berkali-kali pernah mengalami kerugian, bahkan jika dihitung-hitung modal awalnya membangun bisnis kue ini setara dengan harga rumah yang dijualnya.
"Ada modal cukup besar yang kami keluarkan karena ketika itu tidak langsung laku, otomatis banyak rugi. Modal awal dan modal belajarnya itu satu rumah kita sebenarnya. Jadi suami saya sama orang tua sudah disiapin sebuah rumah walaupun tidak mewah, itu dijual, uangnya dikasih ke kami. Saat itu untuk pembelian rumah produksi dan modal untuk beli beberapa peralatan dan etalase," bebernya.
Dari Robiatun bisa belajar bahwa pantang menyerah dan terus belajar menjadi kunci dalam mengembangkan usaha kecil menjadi besar. Hal ini juga menjadi motivasi bagi para ibu rumah tangga lainnya untuk mengejar impian dan mengembangkan potensi wirausaha walaupun tidak ada pengalaman.
"Jangan takut rugi dan jangan pernah berhenti untuk belajar karena kalau kita tidak belajar, sebesar apapun bisnisnya akan hilang nantinya," pesan Robiatun.
Nastar apel dijual beragam mulai dari Rp 85.000 per stoples hingga Rp 125.000 per stoples. Ada harga khusus reseller bagi yang ingin memiliki penghasilan namun tidak punya modal besar. Info selengkapnya cek Instagram @obbycakecookies.
Tonton juga "Tanggapan Kemenkop UKM soal Daya Beli Masyarakat ke UMKM Turun" di sini:
(aid/ara)