Modal Nggak Cukup, UMKM Desa Diajari Cara Ngatur Duit Biar Nggak Boncos

Modal Nggak Cukup, UMKM Desa Diajari Cara Ngatur Duit Biar Nggak Boncos

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Jumat, 08 Agu 2025 11:38 WIB
Ilustrasi inisiatif hyperlocal Tokopedia membantu UMKM untuk meningkatkan penjualannya.
Foto: Dok. Tokopedia
Jakarta -

Modal usaha itu bukan cuma soal duit, tapi juga soal cara ngaturnya. Itu yang jadi perhatian dalam pelatihan keuangan yang digelar untuk pelaku UMKM di Desa Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan.

Pelatihan ini menyasar dua kelompok usaha lokal: Kelompok Tani Jamur Tiram dan Kelompok Perempuan Srikandi Payakabung. Materinya mulai dari cara misahin uang pribadi dan usaha, nyatet arus kas, sampai bikin rencana keuangan sederhana biar usaha nggak gampang ambyar.

Program ini digagas oleh PLN Indonesia Power (PLN IP) Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Keramasan melalui UP Indralaya, sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan. PLN IP juga menggandeng Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Ogan Ilir sebagai mitra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita ingin UMKM di desa-desa bisa tumbuh mandiri dan profesional, bukan sekadar jalan karena bantuan," kata Syafi'i, Manager PLN IP UBP Keramasan, dalam keterangannya, Jumat (8/8/2025).

Menurut dia, banyak pelaku UMKM belum sadar pentingnya pencatatan keuangan yang rapi. "Kalau uang usaha masih nyampur sama uang dapur, susah berkembang. Akhirnya habis, tapi nggak tahu larinya ke mana," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Benardus Sudarmanta, menambahkan bahwa pemberdayaan ekonomi lokal adalah bagian penting dari misi keberlanjutan perusahaan.

"PLN Indonesia Power hadir bukan cuma untuk menyalurkan listrik, tapi juga membangun kemandirian sosial dan ekonomi lewat penguatan komunitas," ujarnya.

Langkah ini juga diapresiasi oleh Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir. Ahmad Masyudi dari Dinas Perindagkop UKM menyebut pelatihan ini sejalan dengan misi pembangunan daerah menuju kabupaten SMART: Sejahtera, Maju, Adaptif, Religius, dan Berkelanjutan.

Eko Supandi, Ketua Kelompok Tani Jamur Tiram, mengaku banyak belajar dari sesi pelatihan ini.

"Kami jadi ngerti pentingnya nyatet pengeluaran, misahin uang, dan bikin rencana keuangan. Selama ini ya asal jalan aja, nggak tahu berapa yang benar-benar untung," kata Eko.

Program ini bagian dari komitmen PLN IP di bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal. Ke depan, pendampingan akan terus dilakukan agar UMKM di sekitar wilayah operasional bisa tumbuh sebagai penggerak ekonomi desa.

"Transisi energi nasional nggak bisa jalan kalau masyarakatnya nggak ikut berkembang. Jadi kami hadir juga dengan nilai dan pemberdayaan," tutup Benardus.

Lihat juga Video: Jurus Walkot Eri Bantu UMKM-Turunkan Kemiskinan di Surabaya

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads