Saat menjabat sebagai Menteri Keuangan zaman Orde Baru 1966-1968, pria bernama lengkap Franciscus Xaverius Seda berhasil menurunkan laju inflasi dari 650% menjadi 112%.
Pemilik Frans Seda Foundation ini, bersama-sama rekan kerjanya berhasil menurunkan tingkat inflasi yang melambung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mikhael menjelaskan, kemampuan Frans untuk bisa mengatasi permasalahan ekonomi saat itu dengan cara menerapkan model anggaran penerimaan dan belanja yang berimbang.
Hari ini, pada 1926 lampau, Frans Seda dilahirkan. Pelaksana 'Frans Seda Awards' ingin Indonesia mengenang Frans Seda sebagai orang yang berjasa bagi perekonomian Indonesia.
"Anggaran berimbang itu sumbangan dari Frans. Saat itu pencetakan uang tinggi sekali, itu boros. Frans menciptakan kebijakan anggaran berimbang jadi tidak boleh mengeluarkan dana di luar budget," ujarnya.
Hal lain adalah, dengan inflasi yang menurun, maka nilai tukar rupiah menjadi membaik. Selain itu, langkah yang dilakukan untuk mampu mengatasi gejolak perekonomian pada saat itu dengan memberikan insentif kepada eksportir.
"Jadi saat itu ada pemberian insentif di beberapa level pengusaha untuk ekspor, dari pengusaha besar sampai kecil, bahkan pengusaha kecil dibebaskan pajaknya jika mengekpor barang-barangnya ke luar," kata Mikhael.
Lebih jauh Mikhael menjelaskan, utang luar negeri juga perlu dipangkas. "Utang luar negeri untuk apa harusnya porsi anggaran belanja sebenarnya bisa dibiayai sendiri. Mestinya kita bisa menggunakan semua potensi dalam negeri, ini disebut sebagai kedaulatan dalam negeri," ujar dia.
"Di situlah jejaring antara masyarakat sosial. Dulu saat Pak Frans menjabat sebagai Menhub dia yang memulai membuka penerbangan perintis, membuka pelabuhan wilayah-wilayah Indonesia yang menghubungkan Indonesia antar pulau, beliau juga yang merintis Bandara Soetta, Bandara Nusa Dua Bali," terang Mikhael.
Frans Seda meninggal dalam usia 83 tahun pada akhir 2009 silam. Frans dimakamkan di pemakaman umum San Diego, Karawang pada 2 Januari 2010.
Untuk mengenang jasa Frans, Yayasan Atma Jaya akan kembali menggelar Frans Seda Award, dalam rangka mencari tokoh-tokoh penting yang berjasa untuk Indonesia. Penghargaan yang dicari yaitu di bidang pendidikan dan kemanusiaan. Peserta yang dijaring dari seluruh kalangan dengan usia maksimal 40 tahun.
"Syaratnya orang Indonesia usia maksimal 40 tahun, ini untuk mendorong kepeduliaan di 2 bidang itu, kita mencari emas yang terpendam sehingga orang bisa membantu mengembangkannya. Frans Seda Award yang pertama tahun 2012 ada 100 peserta kemudian yang masuk dalam kategori ada 84 dan dikerucutkan sampai 13 kemudian dari 13 itu dikunjungi satu per satu, akhirnya ada 2 pemenang satu bidang pendidikan orang Garut, dia kepala sekolah, dan di bidang kemanusiaaan itu bidan di pedalaman di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini," jelas Mikhael.
(drk/dnl)