Dalam Launching ToniJack's Indonesia, Bambang Rachmadi pun mengenang saat-saat dia merintis karier pendirian McD di Indonesia.
"Tempat ini adalah yang bersejarah karena di Sarinah inilah, pada tahun 1991 saya mulai usaha saya sebagai wiraswasta," kenang Pemilik TonyJack's Indonesia, Bambang N Rachmadi di TonyJack's Sarinah, Jakarta, Kamis (1/10/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya iri liat nasabah saya, setelah dibantu kasih kredit, advice, kenalin satu dengan yang lain. Dalam beberapa tahun bisa maju. Buat saya yang penting bukan uangnya, tapi kepuasannya," ujarnya.
Akhirnya pada tahun 1991, Bambang berhasil membuka McD pertama di Indonesia. Bambang berkisah, ketika pertama kali berbisnis dengan McD, mereka sama sekali tidak tahu medan di Indonesia.
"Waktu kesini mereka takut karena waktu itu banyak petinggi Indonesia, yang mau McD. Itulah sebabnya indonesia jadi negara terakhir di Asia tenggara yang masuk McD. Indonesia baru 1991, Singapura sudah dari tahun 1985. Akhirnya setelah saya bicara mereka mau ke sini. Waktu kesini mereka masih pelanga-pelonggo, mereka masih bego. Kita sebagai orang lokal unjukin ini penjual kentang dan daging yang bagus dan sebagainya," urainya.
Namun manisnya kerjasama Bambang dengan McD itu kini harus berakhir. Bambang memaparkan, sebenarnya kerjasamanya dengan McD baru akan berakhir pada 2011. Namun pada tanggal 11 Agustus 2009, pihak McD mengultimatum agar pihaknya segera menutup 13 gerai McD miliknya pada 15 September 2009.
"Saya appeal mereka, karena kasihan para karyawan yang mau lebaran tanggal 20 September kok dipecat. Kita minta 2011 saja ditutupnya. Mereka putuskan pada tanggal 30 September harus ditutup. Jadi tanggal 30 September hari yang gelap buat kita. Tapi kita akan buktikan kita bisa berhasil,"jelasnya.
"Pada hari ini kita resmikan ToniJack Indonesia yang akan beroperasi di 13 outlet," ungkapnya lagi.
Bambang mendirikan PT Ramako Gerbang Mas yang mengelola 13 gerai McDonald's di Indonesia pada tahun 1991. Pada tahun 1994, Bambang melalui PT Rezeki Murni (PTRM) miliknya bekerja sama dengan International Development Services (IDS) yang berafiliasi dengan McD Corp mengelola 97 gerai McDonald's di Indonesia.
Adapun kepemilikan saham PTRM hanya 10 persen, sedangkan sisanya dikuasai IDS. Bambang sendiri sudah berhenti menjadi Presiden Direktur PTBNR pada Mei tahun lalu.
Konflik pun mencuat kala BNR tiba-tiba mengumumkan penjualan seluruh asetnya, yaitu 97 gerai restoran ke anak usaha Grup Sosro, yaitu PT Rekso Nasional Food. Bambang mengaku tidak pernah menyetujui penjualan aset itu ke Grup Sosro.
Konflik dengan McDonald's ini terjadi tak lama berselang setelah Bank IFI miliknya dilikuidasi oleh pemerintah akibat kekurangan modal. Sementara BNR yang telah dijual asetnya kini masih menyisakan utang sebesar US$ 150 juta atau Rp 1,5 triliun.
Bambang pun mengajukan gugatan kepada McDonald's Corp senilai US$ 105 juta atas kerugian material dan imaterial berkaitan dengan penjualan 97 aset itu.
Meskipun sudah mengganti nama 13 gerai McDonald's, Pihak Bambang akan terus menuntut McDonald's terhadap sengketa hukum yang dihadapinya pada saat ini.
(epi/qom)